Blogger templates

Pages

Labels

Jumat, 18 Oktober 2013

HAK ASASI MENGHEGEMONI

HAK ASASI MENGHEGEMONI

Setiap orang, setiap manusia dan mahkluk selalu memiliki cara cara berbeda dalam menyikapi hidup mereka. Tak hanya itu, setiap mahkluk, khususnya mahkluk sossial tidak sksn pernah puas dengan keadaan yang ada di sekitarnya. Oleh sebaba itu, setiap saat kita psti akan menjumpai dan menemukan perubahan perubahan yang terjadi dalam lingkungan sekitar kita, baik itu masyarakat, keluarga atau komunitas komunitas sosial yang lain. Perubahan perubahan tersebut bisa saja merupakan perubahan kecil, besar atau perubahan perubahan yang sebetulnya tidak ada satupun yang menghendaki. Tapi itulah dunia, selalu ada dua sisi yang selalu kontradiksi namun saling melengkapi. Dalam hidup, kita sering menjumpai hal hal yang berbeda dari apa yang kita ketahui, kita harapkan sebelumnya. Hidup ini juga dipenuhi dengan adanya peristiwa peristiwa yang tidak satupun pernah kita prediksi sebelumnya. Tak hanya itu, hidup kita terasa asing ketika setiap orang memiliki pandangan berbeda, cara berbeda dalam menentukan masadepan mereka.       
      

Semakin ke depan, kita kemudian akan di suguhi dengan berbagai hal hal baru yang sebenarnya tidak semua orang suka untuk mengikutinya, namun apa daya, dunia ini selalu berputar sebagaimana menstinya begitu juga hidup ini akan selalu berubah dan berubah. Berubah tidak hanya dari segi fisik namun juga merubah apa saja yang ada di sekeliling kita, mulai dari cara berpikir, cara bertindak, cara bericara, bahkan cara menentukan bagaiaman suatu hal kita pandang sebagai hal yang benar dan yang salah. Cara pandang manusia sebenarnya ditentukan oleh keadaan saat itu juga,artinya semua hal yang ada dan diikuti oleh manusia hanya bersifat sementara dan selalu menuju ke arah kesempurnaan. Berbicara mengenai hidup, kita sebagai manusia sekaligus mahkluk sosial tentu tidak dapat lepas dari hal yang mendasari bagaimana kita hidup. Hal itu adalah hak. Hak kita artikan sebagai sesuatu yang kita bawa sejak lahir, dan kita peroleh tanpa harus kita meminta dari siapapun. 

Bahkan Tuhanpun telah menganugerahi sebuah hak kepada kita, yaitu hak untuk hidup.     Secara langsung maupun tidak langsung, hak untuk hidup tersebut telah memberikan suatu pertanda bahwa ada hal hal lain yang dapat kita lakukan dari sekedar hidup. Di samping itu, hak juga menjelaskan kepada kita agar menghargai dan memahami eksistensi sesame kita yaitu manusia. dengan adanya hak, manusia kemudian memulai kehidupan baru di dunia dengan cara mereka sendiri. Mereka muli membentuk komunitas, mulai berinteraksi dan melakukan hal hal lain yang menjadi cirri dari manifestasi hak itu sendiri. Semakin berkembang dan semakin berkembang, manusia pada akhirnya menyadari bahwa hak tidak hanya menjelaskan kepada kita apa saja yang dapat kita lakukan, akan tetapi hak merupakan suatu alat yang sangat penting untuk mencapai tujuan tujuan tertentu dalam hidup kita. Di era modern seperti sekarang ini, isu isu yang berkaitan dengan hak sangat hangat dibicarakan pada berbagai forum.                    

Tidak hanya itu, hak saat ini dapat diartikan sebagai senjata baru dalam persaingan antar umat manusia. Hak, bagi siapapun sangatlah penting, tidak hanya berfungsi sebagai dasar hidup, akan tetapi juga berfungsi sebagai alat untuk menjaga eksistensi dari setiap mahkluk itu sendiri. Kita tentu masih ingat pelajaran smp yang membahas mengenai sejarah diperjuangkannya hak hak manusia. di mana saat itu terjadi sebuah revolusi di perancis ditandai dengan dipenggalya raja saat itu karena di nilai sangat tidak menghargai hak hak individu. Peristiwa tersebut tenryata sangat berimbas di berbagai wilayah wilayah lainnya untuk sama sama meneriakknaisu isu yang sama yaitu hak. Dari situ pulalah kita kemudian mengenal istilah yang sebenarnya memiliki arti yang sama dengan hak, yaitu HAM ( Hak Asasi Manusia). menapa demikian, karena hak atau HAM sama sama memiliki dasar definisi yaitu sesuatu yang kita terima sejak atau sebelum kita lahir tanpa harus meminta terlebih dahulu.                                                                                                                       
HAM membuka jalan baru kepada negara negara yang pada saat itu masih terkungkung oleh tirani tirani yang sangat mengabaikan hak hak individu yan dikuasainya. Oleh karena itu, keadaan yang demikian telah membuat mereka merasa jenuh dan ingin merubah masa depan mereka sebagai individu yang bebas dan merdeka. Munculnya HAM merupakan awal baru bagi manusia untuk menjadi manusia yang bebas dan merdeka tanpa ada satupun hegemoni yang membelenggu mereka. Persepsi persepsi yang sedemikian ternyata menyebar jauh lebih cepat di bandingkan dengan esensi dari HAM itu sendiri. Akibatnya, banyak sekali masyarakat yang mengartikan HAM  tersebut secara dangkal. Mereka menganggap bahwa dengan adanya HAM mereka dapat secara bebas untuk mengekspresiakn diri mereka tanpa kawatir akan terganggu eksistensinya. Tidak hanya itu, saat ini HAM tidak lebih dari alat politik yang sangat efektif untuk melancarkan imperialisme model baru seperti sekarang ini. 
















 Kita tentunya masih ingat akan peristiwa invasi besar besaran yang terjadi di Iraq maupun afganistan yang dlakukan oleh para tentara Amerika. Saat itu, amerika menganggap bahwa keadaan negara negara timur tengah seperti afganistan masih terkungkung oleh tradisi feudal (kerajaan) yang menurut amerika sangat jauh dari kesan kebebasan inidividu. Tak hanya itu, amerika menilai bahwa negara negara tersebut perlu “angin sejuk” agar negaranya tidak “gersang”. Dengan isu isu tersebut mereka kemudian mulai menduuduki wilayah wilayah di negara tersebut untuk menghancurkan orang orang atau kelompok kelompok yang mereka nilai sebagai “pemberontak” atau lebih akrab di telinga kita sebagai “teroris”. Mereka dengan suka ria kemudian melakukan pengemboman pengeboman secara besar besaran demi tercapainya tujuan “mulia” mereka yaitu memperjuangkan HAM.       

Bertahun tahun lamanya mereka menginvasi irag dan afganistan ternyata tidak merubah apa yang mereka percayai sejak dulu. Para tentara tentara tersebut hanya membuat kondisi negara tersebut seperti tempat latihan perang terbesar yang pernah ada. Karena di rasa gagal, maka mereka kemudian mulai menarik sedikit demi sedikit pasukan pasukan mereka untuk kembali ke amerika. Peristiwa tersebut ternyata bukan sekedar menyampaikan isu isu HAM. Negara Amerika sebenarnya memiliki maksud lain dari sekedar menyampaikan “agama baru” (demokrasi dan HAM ), yang sebenarnya jauh lebih penting dari itu yaitu mereka ingin menguasai minyak yang ada di negara negara tersebut. 

Di samping itu, mereka ternyata jua tertarik ingin menguasi afganistan dan Iraq, karena negara tersebut sangatlah strategis jika ditinjau dari kempuan geopolitiknya. Amerika seperti yang kita ketahui adalah satu satunya negara super power yang menjadi pemenang ketika perang dingin berakhir. Oleh sebab itu, tak heran ketika ada suatu wilayah atu negara atau bahkan siapapaun yang berpotensi menganggu eksistensi negara tersebut maka amerika tidak segan segan untuk menghancurkannya. Contoh lain yang tentunya masih ada dalam benak kita adalah peritiwa perang dingin itu sendiri. Seeprti namanya perang dingin, yaitu perang pemikiran atau ideology. Saat itu, wilayah wilayah eropa timur dan utara serta asia sedang di kuasai oleh Uni Soviet yang berhaluan komunis atau sosialis, sedangkan eropa bagian lainya di kuasai oleh amerika dengan semangat demokrasi liberalnya. Amerika tentunya sangat menyadari bahwa wilayah wilayah asia merupakan wilayah wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat melimpah dan belum banyak orang yang mengolahnya.                                                                                

Oleh karena itu, amerika kemudian berusaha keras, bagaiamana caranya mereka dapat merebut wilayah wilayah tersebut agar jatuh di tangan mereka. Karena pada saat itu adalah perang ideology, maka yang lebih bereran adalah politik dan spionase atau intelejen. Amerika dengan menggunakan CIA kemudian mencoba masuk ke dalam kondisi internal birokrasi politik untuk mengacaukan soliditas rejim yang berkuasa saat itu. 

Kita ambil contoh misal peritiwa berdarah G30 S PKI. Peristiwa tersebut secara tidak langsung menjelaskan kepad kita bahwa ada campur tangan amerika ketika peristiwa tersebut berlangsung. Seperti yang kita tahu, bahwa presiden saat itu Soekarno sangatlah condong kepada kebijakan kebijakan negara komunis seperti cina dan Uni Soviet. Amerika merasa iri dan tidak suka dengan hal itu. dengan menggukanakn CIA, Amerika kemudian mengacak acak dan mulai mempengaruhi PKI agar melakukan pemberontakan terhadap jenderal jenderal yang menjadi oposisi Soekarno. Dengan di bunuhnya jenderal jenderal tersebut, maka secara langsung maupun tidak langsung memunculkan stigma negative terhadap Soekarno serta ideology komunisnya. Sehingga dapat dengan mudahnya Soekarno lengser dan di gantikan oleh Soeharto. Keberhasilan CIA ternyata juga di dukung dengan adanya Soeharto yang pada saat itu juga memiliki keinginan untuk meng kudeta Soekarno secara halus. Dari kedua contoh di atas, telah membuka lebar lebar mata kita bagaimana sesungguhnya perang ideology itu berlangsung. Baik amerika dan Uni Soviet sama sama menggunakan berbagai macam pernak pernik untuk mlancarkan tujuan sebenarnya yang ingin mereka capai. 

Di era seperti sekarang ini perang tersebut ternyata masih berlangsung. Yang membedakan adalah bahwa saat ini Amerika sudah memiliki senjata lain yang lebih ampuh yaitu Globalisasi. Globalisasi menjadi pertanda berakhirnya segala batasan batasan yang manusia percayai. Tindakan manusia, cara berpikir, dan hal hal lain yang berkaitan dengan hidup mulaidi arahkan kepada satu kiblat yaitu Amerika.  Globalisasi merubah pikiran seseorang menjadi sama dengan yang lain, sehingga kemudian individu individu saat ini terkesan sama dan seragam. Globalisasi juga di tandai dengan melemahnya peran sosial suatu negara yang di gantikan oleh intervensi intervensi dari luar. Globalisasi mengkontruksi bagaimana seharusnya suatu bangsa terbentuk, suatu negara terbentuk. Semua itu dilakukan dnegan tujuan agar manusia, bangsa dan negara hanya berpedoman para satu “prinsip tunggal” yaitu demokrasi. Namun, apakah benar HAM itu ada, apakah benar demokrasi yang ada saat ini berjalan sebagaimana mestinya, apakah benar dengan adanya demokrasi kesejahteraan masyarakat terjamin. 

Sebelum kita menjawab, mari kita kembali ke cerita awal di mulainya orde baru. Setelah Soeharto berhasil menggulingkan Soekarno secara halus, ia kemudian sedikit demi sedikit mengubah kondisi Indonesia menjadi lebih “berbeda”. Sejak saat itu, Indonesia merubah haluannya dari komunis menjadi lebih demokrasi. Kebijakan kebijakan barupun mereka buat khusunya dalam bidang ekeonomi. Tak heran, masa masa rejim Soeharto mengalami keberhasilan dalam bidang ekonomi. Indonesia mengalami kemajuna kemajuan yang pesat dalam hal idustri, perdagangan dan bidang bidang perekonomian lainnya. Akan tetapi, perlu kita ingat bahwa Soeharto tidak berdiri sendiri saat itu. seperti yang telah kita singgung di atas bahwa Seoharto hanya berfungsi sebagai “boneka” Amerika dan negara negara maju lainnya khusunya yang satu ideology dengan Amerika. 

Dengan menggunakan dana IMF, Soeharto mulai membangun dan merubah wajah Indoensia menjadi negara yang bangkit perekonomiannya. Di sisi lain, hutang terhdap IMF dan World Bank ternyata menimbulkan masalah masalah baru. Soeharto menggunakan sebagian besar hasil hutangnya bukan untuk mengembangkan perekonomian negara, akan tetapi untuk mengungtungkan dirinya sendiri serta antek anteknya. Selain itu, industry industry yang berdisi di indonesia mayoritas merupakan industry yang sebenarnya milik luar negeri dan hanya bertempat di Indonesia. Dan perlu untuk di garis bawahi bahwa IMF menyetujui pinjaman hutang di Indonesia bukan tanpa syarat. IMF memberikan pinjaman kepada Indonesia dengan syarat perusahaan perusahaan multinasional ( korporasi ) dapat menancapkan taringnya di Indoensia. 

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pemerintahan Soeharto menjadi awal globalisasi yang ada di Indonesia. Berkembangnya perekonomian negara Indoensia tidak serta mert membuat masyarakat menjadi sejahtera dan hidup layak sebagaimana mestinya. Sebaliknya, kondisi masyarakat Indonesia saat itu semakin memprihatinkan. Bagaimana tidak, jurang kesenjangan sosial semakin lama semakin melebar. Kondisi masyarakat yang sudah mapan atau kaya akan semakin kaya, dan masyarakat miskin akan semakin miskin. Di samping itu, masyarakat merasa bahwa pendapat pendapat mereka sama sekali tidak di dengar oleh pemerintah. Walaupun pemerintahan Soeharto berpijak pada barat yaitu demokrasi, akan tetapi dalam pelaksanaanya penuh dengan tindakan tindakan pelanggran HAM. Masyarakat di suguhi dngan kemajuan pesat dalam hal ekonomi, namun aspirasi mereka di paksa mati. Semua media berisikan tentang pencitraaan Soeharto. 

Secara tidak langsung kita dapat menyebut pemerntahan Soeharto sebagai tirani era baru. kondisi ini pada awalnya tidak terlalu membuat masyarakat meradang, namun ketika tindakan tindakan represif tersebut terus menerus dilakukan maka hal itu akan membuat masyarakat menjadi bosan dan ingin berontak pada pemerintah. Peristiwa demi peristiwa di akhir tahun 90an menjadi pertanda bahwa pemerintahan Soeharto akan berakhir. Di samping itu, perekonomian indonesia saat itu juga sedang mengalami krisis. Pemerintahan Soeharto di nilai tidak lagi dapat menyelesaikan permasalahn permasalahan pokok masyarakat seperti pengangguran dan kemiskinan. Akhirnya di tahun 1998 menjadi tahun terahkir Soeharto beserta rejimnya berkuasa. Masyarakat dengan mahasiswa sedikit demi sedikit mulai mempengaruhi dan membuat kondisi politik menjadi tidak stabil agar soeharto lengser. 

Pemerintahan Orde Baru menjadi cermin, bagaimana sebenarnya hegemoni politik menyatu dan membaur di dalam isu isu kemanusiaan dan HAM. Kemajuan teknologi dan informasi tidak sepenuhnya berdampak pada kemjuan HAM itu sendiri. Masyarakat awam yang sebetulnya kurang memahami HAM di paksa untuk mengikuti “trend” yang sedang berkembang saat ini. Padahal seperti yang kita jelaskan di atas bahwa HAM hanyalah selubung dari kepentingan kepentingan politik negara negara maju seperti Amerika. Sebenarnya jika kita mau sadar , bahwa hak asasi manusia (HAM ) sudah ada tanpa kita mati matian untuk memperjuangkan. Dan tentunya hak asasi tersebut semua orang pasti meyakininya tanpa harus mereka merengek rengek kepada pemerintah untuk memperolehnya, tanpa harus mereka secara paksa ikut ikutan meneriakkan HAM tanpa esensi.  

Sebenarnya dalam diri masyarakat indonesia kita bertanya tanya, apakah benar HAM itu sangat menjunjung tinggi perbedaan dan hak hak dasar setiap manusia, atau hanya sebagai jalan pintas dari konspirasi dan hegemoni politik negara maju yang sangat kejam tanpa kita sadari. Sebagai manusia, kita sebenarnya sadar akan esensi dari HAM tersebut, akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah jika HAM tersebut di salah gunakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Entah mengapa di satu sisi masyarakat terlalu mengekspose HAM itu sendiri, mereka terlalu menggembar gemborkan isu isu kemanusiaan, namun di sisi lain pelanggaran HAM dari hari ke hari juga semakin sering mereka lakukan. Kejahatan perang seperti di afganistan, palestina, syiria, dan di negara negara lainnya merupakan fakta yang secara tidak langsung bahwa HAM tidak sepenuhnya berlaku bagi negara negara yang di sebut sebagai “sarang teroris”. 

Yang lebih bodohnya lagi, masyarakat juga sangat mudah diperdaya dengan isu isu tersebut, mereka dengan mudahnya percaya bahwa negara negara itu memang menjadi sarang teroris. Seperti yang kita singgung di atas tadi, benar bahwa saat ini globalisasi telah menjadi “agama baru di kalangan masyarakat. masyarakat tidak lagi peduli dengan apa yang kita kenal dengan “benar” dan “salah”. Masyarakat kita terlalu di manjakan oleh iklan iklan di tv, tanpa mereka sadar bahwa hati, nurani, dan pikiran mereka sedang di jajah untuk kepentingan para kapitalis kapitalis dunia itu. masyarkat sudah disibukkan dengan kepentingan kepentingan pribadi mereka, tanpa mengenal hak hak orang lain yang sering mereka abaikan. Dari sini, apakah kita masih mau memperjuangkan HAM ala Amerika tersebut, masihkan kita mau diperdaya oleh mereka dengan isu isu globalisasi. Dapat dikatakan bahwa saat ini HAM hanya tinggal wacana belaka yang sebenarnya menjadi kabut tebal dari keruhnya suasana politik dan konspirasi dunia.




0 komentar:

Posting Komentar