Biografi:
Karl marx, lahir di Treier, Prussia pada tanggal 5 mei
1818. Ayahnya seorang pengacara memberikan nuansa kehidupan kelas menengah pada
keluarganya. Kedua orang tuannya berasal dari keluarga nabi, namun karena alas
an bisnis ayahnya, berganti agama menjadi lutherian ketika karla marx masih
sangat muda. Pada tahun 1841, marx memperoleh gelar doctor filsafatnya dari
universitas berlin, sekolah yang sangat dipengaruhi oleh hegel, dan para
Hegelian muda yang begitu suportif, namun kritis terhadap guru mereka.
Disertasi doktoral marx, hanyalah satu risalah filosofis yang hambar, namun hal
ini mengantisipasi banyak gagasannya kemudian. Setelah lulus ia menjadi penulis
di Koran radikal dan dalam kurun waktu sepuluh bulan menjadi seorang editor
kepala. Namun, karena
posisi politisnya, Koran tersebut ditutup oleh
pemerintah. Easi esai awal yang dipublikasikan pada saat tersebut merupakan
refleksi dari pandangan pandangan yang akan mengarahkan marx sepanjang
hidupnya. Dengan bebas, esai tersebut menyebarkan prinsip prinsip demokrasi,
humanisme dan idealisme muda. Ia menolak sifat abstrak filsafat Hegelian,
impian naïf komunis outopis dan para aktivis yang menyerukan hal hal yang
dipandangnya sebagai aksi politik premature.
Marx menikah pada tahun 1843, dan segera meninggalkan
jerman dan pndah ke paris untuk mencari atmosfer yang lebih liberal. Pada tahun
1848, marx pindah ke London dan karena kegagalan revolusi politiknya pada tahun
1848, ia mulai menarik diri dari aktivitas revolusioner aktif dan beralih ke
penelitian yang lebih serius dan terperinci tentang bekerjannya sistem
kapitalis. Pada tahun 1852 ia mulai studi terkenalnya tentang kondisi kerja
dalam kapitalisme di british museum. Studi studinya menghasilkan beberapa buku
yaitu capital, yang terbagi menjadi 3 jilid. Pada tahun 1864 marx terlibat marx
terlibat dalam aktivitas politik dengan bergabung dengan internasional, yang tidak lain merupakan sebuah gerakan pekerja
internasional. Ia segara mengemuka dalam gerakan ini dan menghabiskan selama
beberapa tahun di dalamnya. Ia mulai meraih ketenaran baik sebagai pemimpin internasional maupun sebagai penulis
buku Capital. Namun disintergrasi
yang dialami internasional pada tahun 1876, gagalnya sejumlah gerakan
revolusioner dan penyakit yang dideritannya juga menandai berakhirnya karier
karl marx. Istrinay meniggal pada tahun 1881, anak perempuannya tahun 1882, dan
karl marx sendiri meninggal pada 14 maret 1883.
Teori teori karl marx:
A. DIALEKTIKA:
Tidak ada seorangpun yang benar benar bisa memahami
secara mendalam karya karl marx, tanpa memahami filsuf dari hegel. Hal ini
memang tidak sepenuhnya benar, akan tetapi kita tetap harus memahami beberapa
pemikiran hegel untuk mengapresiasi pemahaman sentral Marxian, yaitu
dialektika. Gagasan tentang dialektika memang sudah muncul selama berabad abad.
Pada dasarnay, gagasan tersebut memiliki arti penting, yaitu kontaradiksi.
Sementara itu, kebanyakan para fisuf dan orang awam, menganggap kontradiksi
sebagai kesalahan kesalahan, filsafat dialektis percaya bahwa, cara yang paling
tepat untuk memahami realitas adalah dengan mempelajari perkembangan
kontradiksi kontradiksi tersebut. Hegel menggunakan ide kontradiksi untuk
memahami historis. Menurut hegel perubahan historis digerakkan oleh pemahaman
pemahaman yang aling berlawanan yang merupakan esensi dan realitas usaha usaha
kita untuk memecahkan kontradiksi kontradiksi dan kontradiksi yang baru
berkembang.
B. SIFAT DASAR MANUSIA:
Marx membangun analisis kritisnya terhadap kontradiksi
kontradiksi masyarakat kapitalis berdasarkan premis premisnya tentang sifat
dasar manusia, hubungan dengan pekerja, dan potensinya bagi alienasi
(pengasingan) di bawah kapitalisme. Dia percaya bahwa ada kontradiksi nyata
antara sifat dasar kita dan cara kita bekerja dalam masyarakat kapitalis. Bagi
marx, konsepsi tentang sifat dasar manusia yang tidak memperhitungkan factor
factor sosial dan sejarah adalah salah, akan tetapi melibatkan faktor faktor
itu juga tidak sama dengan tidak menggunakan konsepsi tentang sifat dasar
manusia sama sekali. Malahan factor factor itu hanya memperumit dan memperdalam
konsepsi tersebut. Bagi marx, ada suatu sifat dasar manusia pada umumnya, akan
tetapi yang penting adalah cara sifat tersebut “dimodifikasi pada masing masing
tahapan sejarah” ketika berbicara tentang sifat dasar umum kita marx sering
menggunakan istilah species being, yang dimaksud dalam istilah tersebut adalah
potensi potensi atau kekuatan kekuatan yang unik yang membedakan kita dengan
mahkluk lain.
Dalam hubungan antara
kerja dengan sifat dasar manusia, terdapat perbedaan antara manusia dengan mahkluk lain
yang berkaitan dengan kerja, pertama, yang membedakan kita dengan mahkluk lain
adalah bahwa kerja kita mewujudkn suatu hal di dalam realitas yang sebelumnya
hanya ada di dalam imajinasi. Marx menyebut proses di mana kita menciptakan
obyek obyek eksternal di luar pikiran kita dengan istilah obyektivikasi. Kedua,
kerja ini bersifat material. Ketiga bahwa kerja ini tidak hanya mengubah alam,
tetapi juga mengubah kita termasuk kebutuhan, kesadaran dan sifat dasar kita.
Kerja oleh karena itu pada saat yang sma merupakan (1) obyektivikasi tujuan kita,
(2) pembentukan suatu relasi yang esensial antara kebutuhan manusia dengan
obyek obyek material kebutuhan kita, dan (3) transformasi sifat dasar kita.
Penggunaan istilah kerja oleh marx, tidak dibatasi
untuk aktifitas ekonomi belaka, melainkan mencangkup seluruh tindakn tndakan
produktif, di mana kita mengubah dan mengolah alam material untuk tujuan kita.
Apapun yang diciptakan melalui aktivitas bertujuan yang bebas ini merupakan
suatu ekspresi dan transformasi hakikat kemanusiaan kita. Kerja bahkan kerja
artistic merupakan respon terhadap kebutuhan dan transformasi yang di bawa
kerja itu, juga mentransformasiakan kebutuhan kita. Di samping itu, kerja
merupakan aktifitas sosial. Kerja melibatkan orang lain secara langsung dalam
produksi produksi, atau tidak langsung karena orang lain menyediakan alat alat
atau bahan mentah yang kita butuhkan untuk kerja kita. Kerja tidak hanya
mentranformasikan kemanusiaan secara individual, tetapi juga mentranformasikan
masyarakat. Oleh kaarena itu, transformasi individu melalui kerja dan
tranformasi kerja dan transformasi masyarakat tidak dapat dipisahkan.
C. ALIENASI (Pengasingan):
Dalam hubungan antara kerja dengan sifat dasar manusia
terdapat hubungan inheren, akan tetapi hubugan tersebut dapat diselewengkan
oleh kapitalisme, yang kemudian di kenal dengan aliensi. Marx menganalisis
bentuk yang aneh bahwa hubungan kita dengan kerja kita berada di bawah
kapitalisme. Kita tidak lagi melihat kerja kita sebagai sebuah ekspresi dan
tujuan kita. Tidak ada obyektivasi. Malah, kita bekerja berdasarkan tujuan
kapitalis yang menggaji dan mengubah kita. Di dalam kapitalisme, kerja tidak
lagi menjadi tujuan pada dirinya sendiri (sebagai ungkapan dari kemampuan dan
potensi kemanusiaan ) melainkan tereduksi menjadi sarana untuk mencapai tujuan,
yaiu memperoleh uang. Marx menggunakan konsep aliensi untuk menyatakan pengaruh
produksi kapitalis terhadap manusia dan masyarakat. Hal terpenting yang perlu
di catat adalah sistem dua kelas di mana kapitalis menggunakan dan
memperlakukan para pekerja sebagaimana produk produk akhir dan para pekerja
dipaksa menjual waktu kerja mereka kepada kpitalis agar mereka bisa bertahan.
Aliensi terdiri dari empat unsur dasar. Pertama, para
pekerja di dalam masyarakat kapitalis teraliensasi dari aktivitas produktif
mereka. Kaum pekerja tidak memproduksi obyek berdasarkan ide mereka sendiri,
melainkan bekerja kepada kapitalis untuk menyambung hidup mereka dengan
menerima imbalan. Kedua, pekerja tidak hanya teraliensasi dari aktivitas
produktif, akan tetapi juga dari tujuan aktivitas aktivitas tersebut ( produk).
Produk kerja mereka tidak menjadi milik mereka, melainkan menjadi milik para
kapitalis. Ketiga, para pekerja di dalam kapitalisme teralienasi dari semua
pekerja. Asumsi marx adalah bahwa manusia pada dasarnya membutuhkan dan
menginginkan bekerja secara kooperatif untuk mengambil apa yang mereka butuhkan
dari alam untuk terus bertahan. Namun, di dalam kapitalisme kooperasi ini
dikacaukan, dan manusia dipaksa untuk bekerja untuk kapitalis dan tidak saling
kenal walaupun mereka bekerja berdampingan. Terakhir, para pekerja dalam
masyarakat kapitalis teralienasi dari potensi kemanusiaan mereka sendiri. Kerja
tidak lagi menjadi transformasi dan
pemenuhan sifat dasar manusia, akan tetapi membuat kita merasa kurang menjadi
manusia dan kurang menjadi diri kita sendiri.
D. STRUKTUR MASYARAKT KAPITALIS
Analisis marx tentang alienasi merupakan respons
terhadap perubahan ekonomi, sosial, dan politis yang dia lihat di
sekelilingnya. Marx tidak ingin memahami alienasi sebagai sebuah filosofis,
melainkan marx ingin memahami perubahan semacam apa yangdibutuhkan untuk
membuat suatu masyarakat bisa mengekspresikan potensi kemanusiaannya secara
memadai. Mrx mengembangkan suatu pengertian penting: sistem ekonomi kapitalis
adalah sebab utama alienasi. Kapitalisme adalah sistem ekonomi di mana sejumlah
besar pekerja, hanya memiliki sedikit hak milik, memproduksi komoditas
komoditas demi keuntungan sejuklah kecil kapitalis yang memiliki hak berikut:
komoditas komoditas, alat produksi, dan bahkan waktu kerja para pekerja karena
mereka membeli para pekerja tersebut melalui gaji. Namun salah satu pengertian
sentral Marx adalah bahwa kapitalisme lebih dari sekedar sistem ekonomi,
melainkan sebuah sistem kekuaksaan. Rahasia kapitalisme adalah bahwa kekuatan
kekuatan politis telah diubah menjadi relasi relasi ekonomi. Para kapitalis
bisa memaksa para pekerja dengan kewenangan mereka untuk memecat dan menutup
pabrik pabrik.
Karena hal inilah para kapitalis bebas untuk menggunakan paksaan
yang kasar. Maka kapitalisme tidak hanya menjadi sekedar sistem ekonomi, di
samping itu, kapitalisme juga merupakan sistem politis, suatu cara menjalankan
kekuasaan, dan suatu proses eksploitasi atas para pekerja. Selain itu, marx
memiliki tujuan untuk memperjelas aspek sosial dan politis dari ekonomi dengan
memperlihatkan” hukum gerak ekonomi masyrakat modern “ serta memperlihatkan
kontradiksi kontradikasi internal yang dia perkirakan akan mengubah
kapitalisme.
Komoditas
Pandangan marx tentng komoditas berakar dari orientasi
materialisnya,dengan focus pada aktivitas aktivitas produktif para actor.
Sebagaimana yang telah kita lihat di awal, pandangan marx bahwa di dalam
interaksi interaksi mereka dengan alam dan para actor lain, orang orang
memproduksi obyek obyek yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup. Obyek obyek
ini di produksi untuk digunakan oleh dirinya sendiri atau orang lain di dalam
lingkingan terdekat. Inilah yang disebut marx sebagai nilai guna komoditas, namun proses ini di dalam kapitalisme
merupakan bentuk baru sekaligus berbahaya. Para actor bukannya memproduksi
memproduksi untuk dirinya atau asosiasi langsung mereka, melainkan untuk orang
lain ( kapitalis). Produk produk memiliki nilai tukar, artnya bukan digunakan
langsung, tapi dipertukaran di pasar demi uang atau demi obyek obyek lain.
Nilai guna dihubungkan dengan relasi kuat antara kebutuhan kebutuhan manusia
dan obyek obyek actual yang bisa memenuhi kebutuhan kebutuhan tersebut.
Fetisisme komoditas komoditas
Komoditas menjadi suatu realitas eksternal yang marx
menyebut ini sebagai fetisisme
komoditas. Marx tidak memaksudkan bahwa komoditas komoditas berada pada makna
makna seksual, karena dia menulis sebelum freud memberiakn nuansa pengertian
seksual pada fetish. Akan tetapi amrx
merujuk pada cara cara di mana penganut agama tertentu, seperti kaum zuni,
memahat patung yang kemudian menyembahnya. Inilah yang dimaksud marx dengan
fetish, sesuatu yang kita buat untuk diri kita sendiri, akan tetapi sekarang
kita sembah, yang seolah dia dewa. Di dalam kapitalisme, produk produk yang
kita buat, dan eonomi yang terbentuk dari pertukaran pertukaran yang kita
lakukan, semuannya terlihat memiliki kehidupan sendiri. Mereka teriash dari
kebutuhan maupun keputusan manusia. Menurut marx ekonomi dapat berfungsi jika
dijlankan oleh produksi nilai.
Bagi marx, nilai sebenarnya dari sesuatu muncul
karena ada kerja untuk membuatnya dan ada orang yang membutuhkannya. Nilai
tersebut mempresentasikan relasi relasi sosial manusia, akan tetapi di dalam
kapitalisme mrx menyatakan bahwa, “suatu relasi sosial yang jelas
antarmanusia…, di mata mereka, terlihat seolah olah menjadi relasi antarbenda”.
Karena menyandarkan realitas pada komoditas dan pasar, individu dalam
kapitalisme lambat laun kehilangan control atas keduanya.
Oleh
karena itu suatu komoditas adalah sesuatu yang misterius, karena di dalamnya
karakter sosial dari kerja seseorang akan dia lihat sebagai karakter obyektif
yang tecap pada produk kerja tersebut: karena relasi para produser dengan
seluruh kerja mereka dihadirkan kepada mereka sebaga sebuah relasi sosial,
relasi yang tidak eksis diantara mereka, melainkan di antara produk produk
kerja mereka itu sendiri.
(Marx, 1867/1967: 72)
Fetisisme komoditas memberi ekonomi suatu realitas obyektif independen
yang berada di luar actor dan paksaan terhadapnya. Dilihat dari sudut ini,
fetisisme komoditas kemudian di terjemahkan menjadi konsep reifikasi. Konsep
reifikasi mengimplikasikan bahwa orang percaya kalau struktur struktur sosial
berada di luar control mereka dan tidak bisa mereka ibah. Reifikasi muncul
ktika kepercayaan ini telah menjadi ramaalan yang membenarkan dirinya sendiri.
Ketika orang mereifikasi komoditas komoditas lainnya, mereka juga bisa
mereifikasi struktur strukutr religious, politik, organisasi. Kapitalisme
terbentuk dari tipe tipe relasi sosial partilular yang cenderung mengambil
bentuk bentuk yang terlihat, dan pada akhirnya, independen dari orang orang.
Kapital, kapitalis, dan proletariat
Marx menemukan inti masyarakat kapitalis di dalam komoditas, dua tipe
yang menjadi perhatian marx yaitu proletar dan boruis ( kapitalis). Proletar
adalah para pekerja yang menjual kerja mereka dan tidak memiliki alat alat
produksi sendiri. Walaupun mereka tidak memiliki sarana dan pabrik sendiri,
marx percaya bahwa proletariat bahkan akan kehilangan keterampilan mereka
seiring dengan meningkatnya mesin mesin yang menggantikan keterampilan mereka.
Kerena proletar hanya memiliki sarana untuk memproduksi kebutuhan kebutuhan
mereka sendiri, maka mereka harus menggunakan upah yang mereka peroleh untuk
membeli apa yang mereka butuhkan ( yang mereka buat). Maka dapat disimpulkan bahwa
proletariat sepenuhnya bergantung pada upahnya untuk bertahan hidup.
Orang yang member upah adalah kapitalis. Jelas, kapitalis adalah orang
orang yang memiliki alat alat produksi. Bagaimanapun, sebelum kita mengerti apa
itu kapitalis, maka kita harus mengerti dahulu apa itu capital. Capital adalah
uang yang menghasilkan lebih banyak uang. Dengan kata lain, capital lebih
merupakan uang yang diinvestasiakn ketimbang uang yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia. Dalam hal ini munculah kemudian teori sirkulasi komoditas.
Eksploitasi
Bagi marx, eksploitasi dan dominasi lebih dari sekedar
distribusi kesejahteraan dan kekuasaan yang tidak seimbang. Eksploitasi
merupakan suatu bagian penting dari ekonomi kapitalis. Tentu saja, semua
masyarakat memiliki sejarah eksploitasi, tetapi yang unik dalam kapitalisme
adalah bahwa eksploitsi dilakukan oleh sistem ekonomi yang impersonal dan
“obyektif.
Hal ini kemudian kurang menjadi
persoalan kekuasaan dan lebih menjadi persoalan grafik dan gambar gambar para
ekonom. Kemudian, paksaan jarang dianggap sebagai kekerasan, malah menjadi
kebutuhan pekerja itu sendiri, yang sekarang bisa terpenuhi hanya melalui upah,
marx menggambarkan kebebasan upah kerja ini:
Untuk
mengubah uangnya menjadi kapital… pemilik uang harus bertemu di pasar dengan
buruh buruh yang bebas, bebas dalam dua pengertian, di satu sisi sebagai
seseorang yang bebas dia bisa mengatur tenaganya sebagai komoditasnya sendiri,
dan di sisi lain sebagai seseorang yang tidak memiliki komoditas lain untuk
dijual, dia kekurangan segala sesuatu yang penting untuk merealisasikan
tenaganya.
(Marx, 1867/1967: 169)
Konflik dan teori kelas sosial
Marx sering menggunakan istialh kelas di dalam tulisan tuisannya, tetapi
dia tidak pernah mendefinisikan seara sistematis apa yang dimaksud dengan
istilah ini. Kelas sosial atau
golongan sosial merujuk kepada perbedaan hierarkis (atau stratifikasi) antara
insan atau kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya. Biasanya kebanyakan
masyarakat memiliki golongan sosial, namun tidak semua masyarakat memiliki
jenis-jenis kategori golongan sosial yang sama. Berdasarkan karakteristik
stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan
dalam masyarakat. Beberapa masyarakat tradisional pemburu-pengumpul, tidak
memiliki golongan sosial dan seringkali tidak memiliki pemimpin tetap pula.
Oleh karena itu masyarakat seperti ini menghindari stratifikasi sosial.. Dalam
masyarakat seperti ini, semua orang biasanya mengerjakan aktivitas yang sama
dan tidak ada pembagian pekerjaan.
Pada masyarakat Romawi,tepatnya Ketika
para penguasa Romawi pertama kali memperkenalkan istilah kelas (classis) untuk
membagi penduduk ke dalam kelompok - kelompok pembayaran pajak, mereka tidak
membayangkan akibat lanjut dari kategorisasi demikian. Kategori yang mereka
buat setidaknya mengandung perbedaan penilaian terhadap penduduk.
Di satu pihak
adalah assidui, yakni orang yang termasuk ke dalam 100.000 penduduk
yang mereka hormati; di lain pihak adalah proletarii, yakni orang yang
memeiliki kekayaan yang terdiri dari sejumlah anak cucu (proles) dan yang
menang atas lumpenproletariat, hanya karena dihitung menurut jumlah
kepala (capita censi) mereka belaka. Seperti istilah golongan pendapatan orang
Amerika, walau semula tak lebih dari sekedar kategori statistik, namun
menyentuh sebagian besar persoalan peka mengenai ketimpangan sosial; begitu
pula kelas-kelas Romawi kuno, membagi-bagi penduduk lebih dari sekedar
unit-unit statistika belaka.
Jika anak-anak muda itu mengatakan sebuah film itu
hebat, itu berarti termasuk film kelas utama atau kelas tinggi. Begitu pula
jika dikatakan: orang Romawi adalah classis atau classicus, itu berarti bahwa
ia termasuk ke dalam kelas utama atau kelas tinggi, kecuali jika secara
explisit ia dinyatakan sebagai orang dari kelas ke lima atau proletar.
Dalam makna istilah kelas
dapat ditemukan di semua bahasa-bahasa Eropa di penghujung abad ke-18. di abad
ke-19, konsep kelas secara bertahap memperoleh corak yang makin pasti. Adam
Smith telah berbicara mengenai “si miskin” atau “kelas pekerja”. Di dalam karya
Ricardo dan Ure, Saint Simon dan Fourier, dan tentu saja di dalam karya Marx dan
Engels, “kelas kapitalis” muncul di sepanjang “kelas pekerja”, “kelas si kaya”
di samping “kelas si miskin”, “kelas borjuis” disamping “kelas proleratiat”
(yang telah menyertai semua konsep kelas yang yang semula berasal dari Romawi).
Sejak konsep kelas khusus in diterapkan petama kali di abad ke-19, sejarah
konsep ini telah menjadi sangat pentingnya dalam masyarakat yang dibentuknya.
Pada umumnya, marx menggunakan
istilah kelas untuk menyatakan sekelompok orang yang berada di dalam situasi
yang sama dalam hubungannya dengan kontrol mereka terhadapa alat alat produksi.
Namun, pada hal ini belumlah merupakan deskripsi yang sempurna dari istilah
kelas sebagaimana yang digunakan marx. Kelas bagi marx, selalu didefinisiakn
berdasarkan potensinya terhadap konflik.
Individu individu membentuk kelas
sepanjang mereka berada di dalam suatu konflik biasa dengan individu individu
lain tentang nilai surplus. Karena kelas didefinisikan sebagai sesuatu yang
berpotensi menimbulkan konflik, maka konsep ini berbeda beda, baik secara
teoristis maupun historis. Bagi marx, sebuah kelas benar benar eksis hanya
ketika orang menyadari kalau dia sedang berkonflik dengan kelas kelas lain.
Tanpa kesadaran ini mereka hanya akan membentuk apa yang disebut marx dengan
suatu kelas di dalam dirinya. Ketika mereka menyadari konflik, maka mereka
menjadi suatu kelas yang sebenarnya. Dalam kapitalisme, marx menganalisis dua
macam kelas, yaitu kelas borjuis dan kelas proletar.
Kelas borjuis merupakan nama khusus
untuk para kapitalis dalam ekonomi modern. Mereka memiliki alat alat produksi
dan mempekerjakan pekerja upahan. Konflik antara kelas borjuis dan kelas
proletar adalah contoh lain dari kontradiksi material yang sebenarnya.
Kontradiksi ini berkembang sampai menjadi kontradiksi antara kerja dan
kapitalisme. Tidak satupun dari kontradiksi kontradiksi ini yang bisa
diselesaikan kecuali dengan mengubah struktur kapitalis. Bahkan sampai
perubahan tersebut tercapai, kontradiksi makin memburuk. Masyarakat akan
semakin berisi pertentangan dua kelas besar yang berlawanan. Karena kapitalis
telah mengganti para pekerja dengan mesin mesin yang menjalankan serangkaian
operasi yang sederhana, maka mekanisasi menjadi semakin mudah. Sebagaimana
berjalannya mekanisasi, maka akan banyak orang yang kemudian keluar dari
pekerjaan dan berpindah dari proletariat ke “tentara cadangan” industri.
Marx
pun berpendapat suatu situasi di mana masyarakat akan terdiri dari minoritas
kalangan kapitalis eksploitatif dan kelas proletariat serta “tentara cadangan”
industri yang sangat besar. Dengan hal ini, kapitalisme menciptakan massa yang
akan membawanya kepada keruntuhan. Hubungan pabrik pabrik dan pasar pasar
menganjurkan para pekerja untuk menyadari lebih dari sekedar kepentingan lokal
mereka sendiri, yang kemudian akan membawa pada revolusi. Revolusi tersebut
jelas dicegah oleh kapitalis itu sendiri, namun menurut pandangan marx, usaha
usaha seperti itu pasti akan gagal, karena kapitalis dan para pekerja sama sama
dikontrol oleh aturan ekonomi kapitalis. Di samping itu, kapitalis sendiri
berada di bawah tekanan untuk selalu berkompetisi satu sama lain.
Mau tidak mau para kapitalis harus
tetap menggerkakan pabriknya dengan memberi upah rendah pada para pekerja,
karena jika tidak maka dia tidak akan mampu untu bersaing dengan kapitalis
lainnya yang melakukan hal serupa. Logika sistem kapitalis ini memaksa
kapitalis menghasilkan lebih banyak proletariat yang tereksploitasi dan orang
orang inilah yang akan mengakhiri kapitalisme dengan teori mereka. “oleh karena
itu, kaum birjuis sedang menggali kuburan mereka sendiri” (Marx dan Engels,
1848/1948).
Pada akhirnya, kontradiksi
kapitalisme memnyebabkan beberapa krisis yang dialami oleh individu maupun
masyarakat, misalnya pada sisi individu, marx berpendapat bahwa alienasi
sebagai penyebab timbulnya rasa tidak berarti yang dirasakan oleh banyak orang di
dalam kehidupannya. Pada level ekonomi, marx memprediksikan suatu ledakan dan
deperesi yang disebabkan oleh produksi yang berlebihan oleh kapitalis. Pada
level politis, marx memprediksikan adanya peningkatan ketidakmampuan masyarakat
untuk mendiskusikan dan menyelesaikan persoalan persoalan sosial. Dan bahkan
kita dapat melihat pertumbuhan suatu wlayah yang hanya bertujuan untuk
melindungi milik pribadi kapitalis dan suatu intervensi yang kadang kadang
brutal ketika kekerasan ekonomi oleh kapitalis mengalami kegagalan.
Daftar pustaka:
1.
Ritzer, George dan
Douglas J. Goodman. 2011. Teori Teori Sosiologi Klasik.
Yogyakarta: Kreasi
Wacana.
0 komentar:
Posting Komentar