Dunia tempat kita
bernaung sementara ini menyimpan berbagai misteri dan hal hal yang membuat kita
bingung dan tersesat. Menjadi salah satu orang yang hidup di dunia ternyata
sangat sulit, dan membutuhkan keahlian tersendiri untuk menjalaninya. Oleh
karena itu, manusia butuh akan sesuatu yang membuat mereka merasa damai,tenang.
Karena, dalam kehidupan yang sementara ini, kita tidak hanya butuh makanan,
minuman, sex dan kebutuhan jasmani lainnnya, tapi juga kita butuh akan sesuatu
yang membuat kita merasa tenang dan damai. Ya, semua orang juga tahu dan hampir
setiap orang meyakininya walaupun ada sebagian dari mereka yang mengingkarinya
karena berbagai alasan.
Agama, sejak dulu manusia mengalami perkembangan yang pesat untuk memahami hal hal yang tidak dapat dimengerti oleh akal manusia yang terbatas.
Manusia mulai menyadari bahwa hal hal yang ada di sekliling mereka lebih banyak merupakan hal hal yang tidak dapat di terka dengan akal sehat. Ada yang menganggap bahwa kejadian alam di dunia ini adalah ulah dari para dewa dewa, ada yang beranggapan bahwa kejadian itu di sebabkan oleh mahkluk mahkluk gaib. Seiring berkembangnya jaman, manusia mulai mengenal akan sesuatu hal baru, yang sering kita sebut sebagai agama. Agama, tentunya berbeda dengan kepercayaan.
Kepercayaan hanya bersifat sebagai pemenuh kebutuhan akan hal hal yang tidak masuk akal atau di luar logika manusia, sedangkan agama, adalah media, atau sarana di samping kita memenuhi kebutuhan rohani kita, juga menjadi sebuah sarana untuk berhubungan dengan Tuhan. Ada banyak sekali agama dan kepercayaan di belahan dunia ini, tapi ada lima besar agama yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindhu, dan Buddha. Saya tidak akan membahas satu persatu asal usul agama tersebut, karena itu membutuhkan waktu yang sangat lama. akan tetapi di sini saya akan berbicara mengenai suatu agama dan kaitannya dengan kondisi sosial terkait pemeluk agama tersebut. Islam. Sebuah agama yang bagi saya memberikan banyak sekali manfaat bagi diriku, atau para umat muslim di seluruh dunia. Sebagai agama yang di kenal di seluruh dunia, membuat Islam banyak sekali memiliki pemeluk.
Tetapi, entah mengapa saya merasa bahwa agama Islam banyak sekali digunakan oleh pihak pihak yang mengatasnamakan umat islam untuk membenarkan tindakan tindakan yang mereka lakukan. Apalagi jika kita hidup di negara yang multicultural seperti Indonesia. Sebagai umat mayortias, umat muslim di Indonesia harus hidup berdampingan dengan para pemeluk agama agama lainnya. oleh karena itu, tak jarang terjadi konflik antara agama islam dengan agama yang lainnya. di sisi lain konflik tersebut juga hanya terjadi antar sesame umat muslim. Dan kondisi inilah yang membuat saya semakin bingung, karena semua mengatasnamakan kebenaran, semua mengatas namakan agama.
Apalagi ketika mereka mereka menggunakan ayat ayat Allah untuk membenarkan tindakan tindakan mereka. Saya paham, dan mengerti bahwa islam sangat menghindari adanya perdebatan apalagi konflik di antara umat muslim. Karena dalam Islam di jelaskan bahwa sesame umat muslim adalah saudara. Tetapi yang saya rasakan sungguh berbeda. Di negara ini agama islam seakan akan di buat mainan dan di manipulasi agar terkesan membenarkan tindakan beberapa kelompok itu. kebetulan, saya adalah mahasiswa di sebuah perguruan tinggi negeri di kota solo. Kota solo menjadi pusat dari salah satu ormas atau kelompok terbesar, dan hal itu tak perlu di sebutkan.
Tempat saya tinggal atau lebih tepatnya provinsi di mana saya berasal juga menjadi basis dari ormas terbesar lainnya. keduanya sangatlah mencolok jika kita mau memahaminya. di sini saya merasakan atmosfir yang sangat kental akan hal hal yang berbau radikal dan fundamental, sendangkan di tempat tinggal saya toleransi sangat kental terasa. Akan tetapi, entah mengapa seakan akan di lingkungan tempat saya kuliah, ada hal yang sengaja dipaksakan dan terkesan setengah setengah. Masyarakat di sini menganggap bahwa mereka adalah golongan yang paling benar, sangat murni dan jauh dari bid’ah.
Namun jika hal itu mereka yakini sebagai sebuah ajaran yang baik, kenapa mereka masih melakukan hal hal yang menyimpang dari agama islam. Padahal mereka mengecam keras, hal hal yang dilakukan oleh ormas lain yang berada di daerah saya, karena di nilai sebagai bid’ah. Ya menurut saya, agama islam adalah agama yang sangat baik tapi jika mereka menggunakannya hanya untuk kepentingan kepentingan politik, maka mereka sama halnya dengan bermain Tuhan. Saya pernah mendengar bahwa ormas ini mengharamkan rokok, sedangkan ormas yang lain tidak. Mengapa bisa terjadi seperti itu. ya karena itu tadi, mereka sebenarnya hanya menggunakan agama untuk memperbanyak pengikut.
Mereka mendoktrin masyarakat dengan hal hal yang sebetulnya tidak patut untuk di perdebatkan. Jika mereka memang ingin menjadi contoh yang baik, mengapa mereka hanya bisa mengecam dan terus mengecam. Apalagi di sini saya merasakan toleransi yang sangat kurang, keramahan sosial juga menjadi hal yang langka di sini. Mereka mengkalim sebagai orang benar, tapi tindakan mereka masih banyak yang menyimpang. Hal hal semcam itu tidak hanya terjadi pada masyarakat umum, di kampus kami juga banyak hal hal yang menurutku aneh.
Mereka mereka yang berkerudung sampai kaki, memang terlihat santun dan saleh, tetapi jika kita melihat ada kebusukan kebusukan yang bersembunyi di balik kerudung mereka. Ada lagi mereka mereka yang berjilbab tapi masih saja melakukan pacaran, dan bahkan sex bebas. Di sini saya tidak berniat untuk menjelek jelekkan mereka, tapi inilah fakta yang ada di sekitar kita. lantas, jika seperti ini aapakah mereka benar benar islam, apakah mereka benar benar kelompok yang patut untuk di contoh. Bagi saya, sebaik apapun mereka menutup aurat, namun jika perilaku mereka terhadap orang lain buruk, ya itu sama saja mereka juga buruk.
Menjaga aurat itu memang wajib, tetapi jika hal itu digunakan untuk menutupi wajah mereka yang sebenarnya, bagi saya mereka sama halnya dengan iblis. Akhir akhir ini saya sering melihat beberapa orang membuat status dengan mencantumkan ayat ayat yang secara tidak langsung menyindir orang lain, pertanyaannya adalah sudahkah mereka melakukan apa yang diperintahkan Allah lewat ayat ayat yang mereka tujukan untuk menyindir orang lain.
Hal hal sepeeti inilah yang sebenarnya membuat agama kita menjadi sasaran intimidasi seperti kasus radikalisme, terorisme dan lain sebagainya. Ya, begitulah negeri kita, masyarakat kita masih perlu belajar untuk mendalami sesuatu daripada memperdebatkannya.
Agama, sejak dulu manusia mengalami perkembangan yang pesat untuk memahami hal hal yang tidak dapat dimengerti oleh akal manusia yang terbatas.
Manusia mulai menyadari bahwa hal hal yang ada di sekliling mereka lebih banyak merupakan hal hal yang tidak dapat di terka dengan akal sehat. Ada yang menganggap bahwa kejadian alam di dunia ini adalah ulah dari para dewa dewa, ada yang beranggapan bahwa kejadian itu di sebabkan oleh mahkluk mahkluk gaib. Seiring berkembangnya jaman, manusia mulai mengenal akan sesuatu hal baru, yang sering kita sebut sebagai agama. Agama, tentunya berbeda dengan kepercayaan.
Kepercayaan hanya bersifat sebagai pemenuh kebutuhan akan hal hal yang tidak masuk akal atau di luar logika manusia, sedangkan agama, adalah media, atau sarana di samping kita memenuhi kebutuhan rohani kita, juga menjadi sebuah sarana untuk berhubungan dengan Tuhan. Ada banyak sekali agama dan kepercayaan di belahan dunia ini, tapi ada lima besar agama yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindhu, dan Buddha. Saya tidak akan membahas satu persatu asal usul agama tersebut, karena itu membutuhkan waktu yang sangat lama. akan tetapi di sini saya akan berbicara mengenai suatu agama dan kaitannya dengan kondisi sosial terkait pemeluk agama tersebut. Islam. Sebuah agama yang bagi saya memberikan banyak sekali manfaat bagi diriku, atau para umat muslim di seluruh dunia. Sebagai agama yang di kenal di seluruh dunia, membuat Islam banyak sekali memiliki pemeluk.
Tetapi, entah mengapa saya merasa bahwa agama Islam banyak sekali digunakan oleh pihak pihak yang mengatasnamakan umat islam untuk membenarkan tindakan tindakan yang mereka lakukan. Apalagi jika kita hidup di negara yang multicultural seperti Indonesia. Sebagai umat mayortias, umat muslim di Indonesia harus hidup berdampingan dengan para pemeluk agama agama lainnya. oleh karena itu, tak jarang terjadi konflik antara agama islam dengan agama yang lainnya. di sisi lain konflik tersebut juga hanya terjadi antar sesame umat muslim. Dan kondisi inilah yang membuat saya semakin bingung, karena semua mengatasnamakan kebenaran, semua mengatas namakan agama.
Apalagi ketika mereka mereka menggunakan ayat ayat Allah untuk membenarkan tindakan tindakan mereka. Saya paham, dan mengerti bahwa islam sangat menghindari adanya perdebatan apalagi konflik di antara umat muslim. Karena dalam Islam di jelaskan bahwa sesame umat muslim adalah saudara. Tetapi yang saya rasakan sungguh berbeda. Di negara ini agama islam seakan akan di buat mainan dan di manipulasi agar terkesan membenarkan tindakan beberapa kelompok itu. kebetulan, saya adalah mahasiswa di sebuah perguruan tinggi negeri di kota solo. Kota solo menjadi pusat dari salah satu ormas atau kelompok terbesar, dan hal itu tak perlu di sebutkan.
Tempat saya tinggal atau lebih tepatnya provinsi di mana saya berasal juga menjadi basis dari ormas terbesar lainnya. keduanya sangatlah mencolok jika kita mau memahaminya. di sini saya merasakan atmosfir yang sangat kental akan hal hal yang berbau radikal dan fundamental, sendangkan di tempat tinggal saya toleransi sangat kental terasa. Akan tetapi, entah mengapa seakan akan di lingkungan tempat saya kuliah, ada hal yang sengaja dipaksakan dan terkesan setengah setengah. Masyarakat di sini menganggap bahwa mereka adalah golongan yang paling benar, sangat murni dan jauh dari bid’ah.
Namun jika hal itu mereka yakini sebagai sebuah ajaran yang baik, kenapa mereka masih melakukan hal hal yang menyimpang dari agama islam. Padahal mereka mengecam keras, hal hal yang dilakukan oleh ormas lain yang berada di daerah saya, karena di nilai sebagai bid’ah. Ya menurut saya, agama islam adalah agama yang sangat baik tapi jika mereka menggunakannya hanya untuk kepentingan kepentingan politik, maka mereka sama halnya dengan bermain Tuhan. Saya pernah mendengar bahwa ormas ini mengharamkan rokok, sedangkan ormas yang lain tidak. Mengapa bisa terjadi seperti itu. ya karena itu tadi, mereka sebenarnya hanya menggunakan agama untuk memperbanyak pengikut.
Mereka mendoktrin masyarakat dengan hal hal yang sebetulnya tidak patut untuk di perdebatkan. Jika mereka memang ingin menjadi contoh yang baik, mengapa mereka hanya bisa mengecam dan terus mengecam. Apalagi di sini saya merasakan toleransi yang sangat kurang, keramahan sosial juga menjadi hal yang langka di sini. Mereka mengkalim sebagai orang benar, tapi tindakan mereka masih banyak yang menyimpang. Hal hal semcam itu tidak hanya terjadi pada masyarakat umum, di kampus kami juga banyak hal hal yang menurutku aneh.
Mereka mereka yang berkerudung sampai kaki, memang terlihat santun dan saleh, tetapi jika kita melihat ada kebusukan kebusukan yang bersembunyi di balik kerudung mereka. Ada lagi mereka mereka yang berjilbab tapi masih saja melakukan pacaran, dan bahkan sex bebas. Di sini saya tidak berniat untuk menjelek jelekkan mereka, tapi inilah fakta yang ada di sekitar kita. lantas, jika seperti ini aapakah mereka benar benar islam, apakah mereka benar benar kelompok yang patut untuk di contoh. Bagi saya, sebaik apapun mereka menutup aurat, namun jika perilaku mereka terhadap orang lain buruk, ya itu sama saja mereka juga buruk.
Menjaga aurat itu memang wajib, tetapi jika hal itu digunakan untuk menutupi wajah mereka yang sebenarnya, bagi saya mereka sama halnya dengan iblis. Akhir akhir ini saya sering melihat beberapa orang membuat status dengan mencantumkan ayat ayat yang secara tidak langsung menyindir orang lain, pertanyaannya adalah sudahkah mereka melakukan apa yang diperintahkan Allah lewat ayat ayat yang mereka tujukan untuk menyindir orang lain.
Hal hal sepeeti inilah yang sebenarnya membuat agama kita menjadi sasaran intimidasi seperti kasus radikalisme, terorisme dan lain sebagainya. Ya, begitulah negeri kita, masyarakat kita masih perlu belajar untuk mendalami sesuatu daripada memperdebatkannya.
0 komentar:
Posting Komentar