Halo
mas bro,….halo mbak bro…hmmmmm di postingan kali ini aku akan membahas lirik
lagunya koil nih yang judulnya kenyataan dalam dunia fantasi.
Mungkin
banyak dari kita yang belum kenal siapa sih koil,
Koil
adalah salah satu band bergenre industrial rock/metal yang berasal dari kota Bandung. Menurutku, koil
khusunya otong adalah orang yang paling realisitis yang pernah ada di negeri
ini. lagu lagu koil kebanyakan berisi tentang hujatan, sindiran, bahkan makian
yang ditujukan kepada mereka mereka yang di nilai koil sebagai sebuah
kemunafikan, dan kebusukan seperti halnya lirik lagu yang akan saya bahas ini.
Mendengar
judulnya saja mungkin banyak dari kita yang masih bingung dan ambigu jika
menafsirkan apa yang dimaskud koil dengan “kenyataan dalam dunia fantasi”.
Hmmm… mungkin yang saya tangkap dari makna judul tersebut adalah apa yang
sebenarnya kita alami saat ini. di era modernisasi seperti sekarang ini kita
hidup bukan atas dasar apa yang kita mau, melainkan kita hidup atas dasar
control dari beberapa pihak yang mengklaim dirinya sebagai penguasa. kenyataan
dalam dunia fantasi juga mengisyaratkan tentang bagaimana hidup kita ini telang
bergeser kea rah yang menyimpang. Kita hidup bukan atas dasar realita,
melainkan kita hidup di atas imajinasi dan simulasi yang dibuat orang lain.
Lantas, apa yang kemudian timbul dari hal hal seperti itu. ya, tidak lain hidup
kita akan semakin terkontrol dari hari ke hari, kita hidup di mana antara
realita dan fantasi membaur menjadi satu dan sulit untuk membedakannya. Seperti
halnya dalam lirik lagu ini.
kehidupan
yang harus sejalan dengan sebuah ideology bahkan rejim, mebuat kita semakin
berada di dalam tekanan yang berakibat pada hancurnya daya kritis kita terhadap
negara ini. nasionalisme sebagai interpretasi dari identitas suatu bangsa
terkadang hanya di maknai secara dangkal oleh kebanyakan orang. Nasionalisme
sebagai dasar bagaimana kita memaknai hidup kita dalam suatu bangsa atau negara
telah di salah artikan sebagai fanatisme sempit berkedok primodialisme. Kita dapat
melihat bangsa yang mengklaim dirinya sebagai bangsa besar, kini semakin bias
dalam mempertahankan nasionalismenya. Di sini wujud nasionalisme sempit
tersebut tergambar dalam bait pertama lagu ini yang mengatakan:
Di negara ini kita hidup dan bekerja
Di negara ini kita makan dan berbahagia
Di tanah yang indah indah ini bersemilah cintamu yang abadi
Di negara yang busuk ini kita tersenyum pergi
Di negara ini kita makan dan berbahagia
Di tanah yang indah indah ini bersemilah cintamu yang abadi
Di negara yang busuk ini kita tersenyum pergi
dalam bait ini
menjelaskan bagaimana sesungguhnya nasionalisme itu berjalan, bagaimana
nasionalisme itu dimaknai dangkal oleh bangsa ini. negeri yang sudah terlalu
lama djajah membuat mental bangsa ini memburuk dan kian memburuk. Segala
sesuatunya di maknai secara dangkal dan hanya melihat sisi untung ruginya saja
(pragmatis). Kita dapat melihat, ketika setiap hari senin anak anak dengan
polosnya menyanyikan lagu lagu kebangsaan dengan di iringi sikap khidmat ala
patriot. Mereka tak lupa hormat kepada merah putih yang di klaim sebagai
pembangkit semangat nasionalisme. Mungkin sebagian dari kita beranggapan bahwa
dengan adanya upacara upacara tersebut nasionalisme anak akan tumbuh dan
menjadi kebanggan negara di masa mendatang. Tapi, apakah memang begitu.
Kenyataannya, tidak ada satupun dari mereka yang dengan sadarnya paham akan
makna mereka mengikuti upacara tersebut. formalitas pendidikan, merupakan dogma
yang setiap harinya mereka telan mentah mentah. Mereka di jejali dengan wawasan
kepahlawanan, kenegaraan yang membuat mereka berangan angan bahwa negeri ini
sudah sedemikian merdeka dan bebas dari penajajahan. Padahal, setiap harinya
bangsa ini di jejali dengan berita berita kebohongan, manipulasi sejarah yang
secara tidak sadar kita mengimaninya. Di sisi lain sumber daya kita semakin
menipis, tetapi pemerintah berupaya untuk ‘membalikkan keadaan’. Korporasi
korporasi luar semakin rama berdatangan, mengeksplorasi sumber daya alam kita.
pemerintah yang di satu sisi terus menjejali rakyatnya dengan nasionalisme
tolol, di sisi lain mereka dengan ‘welcome’ membebaskan asing untuk mengeruk,
menjarah semua yang ada dengan embel embel kemajuan.
Melihat realita
tersebut kita sebenarnya telah lama di nina bobokan oleh celoteh celoteh sampah
ala pemerintah. Pikiran kita dikontruksikan sedemikian rupa agar memiliki
anggapan bahwa negara ini sudah merdeka dan bebas dari belenggu apapun. Padahal
realitanya sangat bertolak belakang dengan itu semua. Pertanyaannya adalah
nasionalisme apa yang sebenarnya kita banggakan dari negeri ini, nasionalisme
macam apa yang membuat kita menjadi semakin bodoh, lemah dan tak
berpenghasilan.
Pemerintah negeri
ini juga masih buta, dan terlena oleh romantika romantika sejarah yang di buat
oleh pembohong. Penguasa berkoar koar nasionalisme, patriotism tapi
implementasinya nol. Pemerintah kitacenderung oportunis, khas bangsa feudal.
Nasionalisme hanya di maknai bagaimana kita menjalani upacara bendera dengan
khidmat, dan bukan menanyakan apa substansi di balik tindakan tersebut.
“Kita membicarakan kenyataan dalam
dunia yang tak ku mengerti
Kita membicarakan kepasrahan dalam spektrum yang hitam dan putih
Kita merasa benar benar pintar memasyarakatkan kebodohan ini
Kita membicarakan kenyataan dalam dunia fantasi”……………..
Kita membicarakan kepasrahan dalam spektrum yang hitam dan putih
Kita merasa benar benar pintar memasyarakatkan kebodohan ini
Kita membicarakan kenyataan dalam dunia fantasi”……………..
di bait selanjutnya kita disuguhi kalimat kalimat yang membuat kita terpana dan mungkin tak percaya, apa yang sudah lam kita lakukan pada bangsa dan negara ini. kita hidup dalam fantasi kita, di lain sisi realita yang seharunsya kita cerna, sedikit demi sedikit kita tinggalkan dan malah meragukannya. Kita hidup di dalam anggan anggan bodoh yang di buat oleh para penguasa dan pahlawan kita. bangsa ini setiap kali harus di jejali dengan keinginan para penguasanya agar selalu mencintai tanah air mereka, akan tetapi hal itu berkebalikan dengan para penguasa yang secara tak sungkan menjual negeri ini demi perut kenyang.
Tragis memang,
melihat kondisi yang seperti itu. ada juga para mahasiswa yang senag sekali
berdemo menuntut sumber daya ngeri ini di jaga, menuntut agar penguasa
mengurangi hobinya dalam berkorupsi. Padahal tak beda jauh, mereka (para
mahasiswa) juga gemar sex bebas, hedonisme, hura hura. Apakah itu yang kita
sebut kaum nasionalis,
Ku tak butuh pengertianmu
Aku bukan bagian dari sejarah yang kau tulis
kau bingkiskan untuk anak dan cucumu
Aku tak butuh penjelasanmu
Aku bukan bagian dari kebanggaan
Yang membuat kita tak berpenghasilan
Nasionalisme, adalah tempat tinggal yang kita bela
Nasionalisme, untuk negara ini adalah pertanyaan
Nasionalisme, untuk negara ini dan kehancuran
Nasionalisme menuntun bangsa kami menuju kehancuran
Aku bukan bagian dari sejarah yang kau tulis
kau bingkiskan untuk anak dan cucumu
Aku tak butuh penjelasanmu
Aku bukan bagian dari kebanggaan
Yang membuat kita tak berpenghasilan
Nasionalisme, adalah tempat tinggal yang kita bela
Nasionalisme, untuk negara ini adalah pertanyaan
Nasionalisme, untuk negara ini dan kehancuran
Nasionalisme menuntun bangsa kami menuju kehancuran
Mungkin jika kita
mau sadar, kita tidak pernah mau menjadi seorang nasionalis. Nasionalisme
membuat kita seperti katak dalam tepurung. Mengaggap diri kita sudah benar,
padahal semakin menjurus pada kehancuran. Sebagai bangsa yang baik, rakyat
indonesia sebenarnya tidak butuh anggan anggan tinggi dari pemerintah. Yang
mereka butuhkan adalah bagaiamana pemerintah memeberikan kepercayaan pada
rakyat dalam mengelola dan menjalani kehidupan sebagai bangsa Indonesia. rakyat
juga tidak butuh anggapan bahwa mereka adalah warga negara yang baik, tapi kenyataanya
mereka terus menerus di tekan dan di bodohi secara cultural dan structural.
0 komentar:
Posting Komentar