Pemimpin yang ideal
Pagi
itu. scukup cerah dalam menjalankan aktivitasku tiap harinya, yaa..tak lain
adalah kuliah. Setiap hari, di kampus orange tersebutlah aku mengisi hari
hariku dengan aktivitas akademik yang bia di bilang membosankan. Memang, kuliah
saat ini tidak ada bedanya dengan ketika kita sekolah di SMA. Rabu itu adalah
giliranku untuk presentasi materi tentang perencanaan sosia, yaitu mengenai
perubahan sosial dan perencanaan sosial. Hahaha, mungkin ini adalah salah satu
mata kuliah vavoritku di samping mata kuliah lain yang menurutku cukup
membosankan. Bagiku, presentasi adalah hal yang cukup membuatku minder sampai
detik ini. entah mengapa presentasi membuatku menjadi minder atau demam
panggung. Ahhh, namun itu bukan masalah.
Di
lain sisi akupun menyadari bahwa keahlianku bukan dalam hal mengolah bahasa
atau bahkan berkomunikasi. Oleh sebab itu, aku lebih senang jika ada beberapa
dosen yang memberi tugas dalam bentuk paper atau karya tulis lainya. Kembali
lagi ke topic, ketika presentasi selesai dan berlanut ke sesi selanjutnya ada
seorang temanku yang kemudian bertanya kepada kami berdua, mengenai bagaimana
pemimpin yang ideal tersebut. sangat cocok sekali jika di sansingkan denga
materi yang sudah aku jelaskan tadi. Namanya juga mahasiswa, sangat kritis dan
juga tajam. Tanpa pikir panjang aku lantas menjawabnya dengan jawaban yang
mungkin sangat mengkritisi sekali. Hahahaha, biarlah aku tak peduli dengan semu
itu, ini bukan lagi jaman orde baru ketika mulut terasa di jahit.
Pemimpin
yang ideal, mungkin jika kita berbicara tentang pemimpin, akupun tidak tahu apa
yang diharapkan oleh masyarkat. Yang jelas menurut pengamatanku saat ini banyak
sekali pemimpin yang secara sembunyi atau terang terangan merugikan atau bahkan
menghancurkan impian dari masyarakat itu sendiri. Dan tentunya mata kita tidak
buta akan hal hal yang sedang terjadi saat ini. kita tentu masih ingat akan
kasus korupsi yang terjadi pada negeri ini, ya tak usah jauh jauh mulai dari
impor daging, hambalang, simulator SIM sampai dengan al quran yang notabene
adalah kitab suci umat islam. Hahahaha, heran…sama sekali tidak. Mengapa, ya
korupsi bukan hal baru di negara ini, ketika sebagian orang lebih suka
mendapatkan sesuatu yang pasti, dan tentunya instan. Dan akupun menjawabnya dengan
jika kita menginginkan seorang pemimpin yang ideal, maka kita harus lihat dulu
bagaimana kondisi rakyatnya. Karena seorag pemimpin lahir dari msyarakat itu
sendiri. Dan pemimpin bukanlah Tuhan atau Dewa. Hehehehe, hmmmm, masyarakat sebagai
komunitas terbesar dalam lingkungan sosial merupakan elemen mendasar dari
sebuah negara, atau lebih tepatnya rakyat.
Ketika
rakyat memiliki latar belakang budaya yang baik dan juga berkualitas tentunya
akan menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Tapi entah mengapa hal itu tidak
terjadi di negara kita. apakah memang pemimpin kita dari lahir sudah sedemikian
berdosanya. Apakah pemimpin kita telah ditakdirkan untuk menghancurkan
rakyatnya sendiri. Oke, tanpa pikir panjang kita tengok ke belakang bagaimana
sesungguhnya kondisi mssyarakat kita yang katanya menginginkan seorang pemimpin
yang ideal. Ideal, masih terlalu abstrak untuk dimengerti. Oke, indonesia,
sebuah negara di mana memiliki cirri khas yang tidak akan kita temui di negara
manapun di dunia ini. punya warisan budaya leluhur yang tinggi, warisan sejarah
yang kental, sumber daya alam melimpah, dan juga keramahan yang tak ternilai.
Itu mungkin bayanganku jika menyebut Indonesia. Lantas , apakah hanya itu
Indonesia?, apakah tidak ada hal lain yang dapat menggambarkan lebih detail
tentang negara kepulauan ini. oww…… tentu ada guys, tenang saja.
Mungkin
turis turis asing lebih mengenal Bali daripada Indonesia, atau mungkin mereka
lebih mengenal komodo daripada Indonesia. Mungkin itu adalah sebagian hal kecil
yang di kenal oleh dunia internasional. Lalu di manakan sisi lain Indonesia.
Sebagai negara tropis, eksotik, dan penuh dengan sumber daya alam, siapapun
tentu akan tergiur jika mendengarnya. Yaa……akupun begitu, lohhhh. Mungkin, jika
bangsa indonesia tidak “berteman” dengan negara negara asing Indonesia tidak
akan maju dan berkembang seperti sekarang ini. Indonesia mungkin akan menjadi
negara yang sangat primitive, dan jauh dari modernitas. Tapi takdir berkata
lain, Indonesia di kenalkan oleh Amerika, Australia, Jepang, Belanda, Portugal,
Inggris, dan teman teman lainnya yang sampai saat ini ngotot ‘berkenalan’
dengan si cantik Indonesia.
Sangat
menyenangkan memang berkenalan dengan negara negara lain, namun jika terlalu
lama tentunya tidak baik, apalagi bagi kesehatan tubuh. Wkwkwkwkwkwkw……mungkin
jika di kalkulasi dengan perhitungan yang valid, Indonesia sudah cukup puas
‘berkenalan’ dnegan negara lain. Yahhh, alhasil indonesia tidak lagi seperti
perawan desa yang cantik dan lugu. Indonesia berubah 180 derajat menjadi si
cantik nan sexy seperti halnya abg abg sekarang. Waowwww……..namun, walau pandai
bersolek dan memakai make up, Indonesia ternyata masih cukup bodoh untuk
mengerti bagaimana make up itu di buat. Alhasil Si cantik Indonesia tetap
membuka pertemanan bagi siapapun yang ingin’mengajarinya’ bagaimana membuat
make up tersebut. tentunya, teman teman Indonesia tidak lantas mau dan setuju
untuk mengajarinya membuat make up yang baik dan berkualitas. Sebaliknya
Indonesia harus mau berbagi dengan teman temannya namun dengan aturan main yang
di buat oleh temannya. Hmmmmmm, Indonesia bingung, lalu iapun menyetujuinya.
Tetapi, ketika ‘pertemanan’ tersebut berlanjut, si cantik Indonesia tidak
mendapatkan apa yang ia inginkan. Sedangkan teman temannya masih sibuk memperdaya
Indonesia dengan berbagai cara. Namun di sisi lain, mengapa Indonesia tidak
percaya pada dirinya sendiri bahwa ia dapat membuat make up yang jauh lebih
baik dari teman temannya. Hahahaha, ya itulah Indonesia karena terlalu sibuk
berteman, ia lupa bahwa yang dapat memimpin dan menntukan tujuan dirinya adalah
dirinya sendiri, bukan ‘teman temannya’.
Dan
tak dapat di pungkiri, Si canik Indonesia akhirnya terus menerus terpedaya, dan
diperdaya oleh teman temannya. Mungkin itu adalah cerita singat yang dapat
menggambarkan Indonesia saat ini. Masyarakat Indonesia, seperti yang saya
gambarkan pada cerita tadi adalah masyarakat yang ternina bobokan oleh kondisi
nyaman yang di berikan oleh mengara negara neo lieralisme. Dan pada ahirnya
Indonesiapun jatuh kepada mereka mereka yang menginginkan sumber daya milik
kita. masyarakat Indonesia sebenarnya adalah masyarakat yang dulunya merupakan
Imperialisme besar, kita tentu paham akan kebedaran Sriwijaya, Majapahit, dan
entah mengapa saat ini Indonesia tak lebih dari gudang makanan yang kapan saja
dapat mengambilnnya dengan ‘syarat’ yang bisa di bilang sederhana. Menjadi
bergantung kepada bangsa lain mungkin bukan impian kita, tapientah mengapa kita
begitu menikmatinya. Kita tidak sadar, bahwa rakyat Indonesia adalah tamu di
negaranya sendiri, bahkan lebih buruknya lagi ketika segalam aspek baik itu
politik, sosial, budaya sampai hal lain mulai di campuri oleh negara lainnya.
dan untuk membuktikannya juag tak perlu jauh jauh beberapa waktu yang lalu
pembicaraan Presiden SBY sempat di sadap oleh pemerintah Australia, hahaha
padahal hal itu sudah berlangsung sejak tahun 2009.
Ketika
masyarakat ini, menjadi masyarakat yang begantung dan terus menerus konsumtif
maka hal yang dipikirkan hanya persoalan perut kenyang, atau persoalan untung
rugi. Ketika hal tersebut menjadi kebiasaan, cepat laambat tentu akan menjadi
sebuah persoalan serius dan tidak dapat dipungkiri akan menjadi sebuah budaya
dan pola pikir baru di masyarakat. terbukti, saat ini kita bisa melihat segala
lapisan masyarakat kita memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi khusunya
dalam hal teknologi, dan pemenuhan kebutuhan pokok. Jika kondisi masyarakat
tersebut sudah sedemikian buruknya, maka tentu akan menghasilkan generasi
generasi yang tidak ada bedanya dengan pendahulu mereka. Oleh karena itu,
sebagai masyarakat kita tentunya sangat tidak pantas menunut bamyak kepada
pemimpin pemimpin kita, karena bagaimanapun pemimpin tidak dapat berjuang
sendiri dan harus di bantu oleh yang dipimpinnya tersebut yang tak lain adalah
masyarakat. jika kita menginginkan seorang pemimpin yang baik, maka kita juga
harus merubah pola pikir kita menjadi probadi yang baik, yang percaya pada
kemampuan diri kita sendiri. Menjadi pribadi yang optimis, berpandangan luas.
Visioner, tak kenal menyerah, dan tentunya menjadi pribadi yang memiliki eots
kerja dan semangat kemandirian yang tinggi. Karena, bagaimana kita dapat
memperoleh pemimpin yang baik bagi rakyatnya jika rakyatnya tidak bisa bersikap
sebagaimana yang mereka idam idamkan. Memang pemerintah saat ini banyk
melakukan kesalahan kesalahan yang seakan akan memang bersumber dari mereka
sendiri, namun jika kita sadar sebenarnya mereka tidak ada bedanya dengan kita,
Percayalah!!!!!
0 komentar:
Posting Komentar