Apakah Arti
Sebenarnya Dari Ideologi Pancasila Bagi Kaum Revolusioner Saat Ini
Sebagai warga negara Indonesia yang baik tentunya kita
pasti tahu kapan hari kemerdekaan republik tercinta kita, ya tanggal 17 agustus
1945, pada tanggal tersebut bangsa kita yang dikenal sebagai bangsa maritim dan
agraris telah memproklamirkan kemerdekaan yang tentunya merupakan pemberian
bangsa penjajah negeri kita yaitu jepang. Memang, banyak anggapan mengatakan bahwa
kemerdekaan yang kita raih selama ini bukan merupakan jerih payah bangsa Indonesia
sendiri melainkan pemberian dari bangsa lain. pada hari tersebut juga bangsa
baru telah lahir, yaitu bangsa Indonesia. Lewat secarik teks proklamasi itulah
soekarno hatta memproklmirkan kemerdekaan Indonesia di depan rakyat Indonesia.
Pada saat yang bersamaan di segala penjuru wiayah Indonesia tersiar kabar yang
sama yaitu kemerdekaan. Sekilas kemerdekaan tersebut merupakan gerbang pintu
bagi rakyat Indonesia untuk menuai harapan hidup yang lebih baik, akan tetapi
di sisi lain kemerdekkan tersebut juga merupakan pembuka dari munculnya
berbagai masalah masalah yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia.
Berdirinya suatu negara
pasti juga akan ditopang pula dengan adanya suatu ideologi yang kelak menjadi acuan bagi bangsa tersebut
untuk menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, begitupun Indonesia, sebagai
sebuah negara yang baru, Indonesia dihadapkan oleh permasalahan yang cukup
rumit, yaitu masalah ideologi. Di sini, ideologi bagi bangsa Indonesia tidak
hanya berfungsi sebagai acuan dalam menjalankan kehidupan dalam masyarakat
maupun dalam pemerintahan, akan tetapi juga berfungsi sebagai pemersatu bangsa
Indonesia agar menjadi bangsa yang satu dan utuh, mengingat wilayah Indonesia
yang terdiri dari kepulauan yang jumlahnya ribuan.
Selain itu, ideologi
terdebut juga harus mampu menyatukan prinsip dan pandangan bangsa Indonesia
mengingat bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultural meliputi suku,
etnis, agama, keprcayaan, bahasa, kesenian dan kondisi sosial yang lain. sebelum
kemerdekaan, sebenarnya, rakyat Indonesia telah disatukan oleh adanya sumpah
pemuda yang terjadi pada tanggal 28 oktober 1928, berkat para pemuda juga,
bangsa Indonesia kini dapat menikmati kemerdekaan. Rumusan demi rumusanpun di
susun, akhirnya pada tanggal 18 agustus 1945 ditetapkan pembukaan UUD1945 yang
didalamnya termuat dasar dasar ideologi bangsa Indonesia yaitu pancasila. Pada
dasarnya, ideologi pancasila tersebut dibuat dengan penuh pertimbangan
pertimbangan yang sangat rumit. Oleh karena itu ideologi pancasila harus mampu
mewakili ide ide atau nilai nilai luhur budaya bangsa Indonesia.
Pancasila,
sesuai dengan istilahnya pancasila tersebut terdiri dari lima isi yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan permusyawaratan
perwakilan dan terakhir keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. 67 tahun
kita telah merasakan kemerdekaan indonesia, begitu pula selama 67 tahun itulah
kita juga telah menjadikan pncasila tersebut sebagai ideologi kita, akan
tetapi, seberapa besarkah dan seberapa seringkah kita memahami dan mengamalkan
ideology pancasila tersebut?. Pada saat kita semua masih duduka di bangku SD,
SMP, atau SMA kita pasti sering menghafal dan menyebutkan apa isi dari
Pancasila tersebut, di samping itu pada beberapa pelajaran juga dijelaskan
mengenai apa itu Pancasila. 67 tahun memang bukan waktu yang sebentar bagi
bangsa indonesia untuk menikmati kemerdekaan ini, akan tetapi di sisi lain
apakah selama itu jugalah kita sudah memahami pancasila.
Tentunya
secara normatif kita semua juga tahu apa itu pancasila, akan tetapi hanya
sedikit orang Indonesia yang memahami apa sebenarnya yang terkandung dalam
pancasila tersebut. Sebagai bangsa yang besar, kita tentunya harus taat pada
ideology kita yaitu pancasila. Menurut pandangan beberapa ahli, ideologi
pancasila merupakan ideologi yang sempurna di banding dengan ideologi lainnya.
karena itulah, seharusnya dengan ideology yang sempurna tersebut bangsa
indonesia juga dapat mampu membangun bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Akan
tetapi pada kenyataannya pancasila tidak lebih hanya menjadi sebuah simbol bagi
bangsa Indonesia sendiri. Tragis memang mendengar hal tersebut, tetapi ya itulah
yang memang terjadi. Bangsa Indonesia yang seharusnya mampu bersatu di bawah
ideologi tersebut, kini hanya menjadi bansa yang hanya mampu untuk saling
menjatuhkan sesamanya demi kepentingan kepentingan beberapa pihak. Kita me lihat
dari segi sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kalimat tersebut
tentunya menjadi ciri bahwa setiap warga negara Indonesia adalah warga yang
beragama, di samping itu klimat tersebut juga menandakan bahwa setipa warga Indonesia
juga harus mau dan mampu untuk menghargai da menghormati agama dan pemeluk
agama yang lain sebagaimana mereka menghargai diri dan kebudayaan mereka
sendiri dan kebudayaan orang lain. namun, pada kenyataannya, tidak sedikit
kelompok kelompok yang berlatarbelkang agama sering melakukan intimidasi
terhadap pemeluk agamalain yang mereka anggap sesat, tak jarang mereka juga
melakukan aksi aksi pengrusakan dan aniaya terhadap pemeluk agama dan
keprcayaan lain. seharusnya jika mereka mengerti, mereka tidak akan bertindak
anarkhis seperti itu, karena walau bagaimanapun hak mereka untuk memeluk agama
atau kepercayaan telah di lindungi oleh hukum dan negara.
Kasus kasus seperti
ini masih saja terjadi sampai saat ini, entah apa yang mnjadi pemicunya, akan
tetapi pada intinya tindakan tindakan kelompok tersebut telah menyimpang dari
ideology negara yaitu pancasila. Penimpangan selanjutnya yaitu dari sila
kemanusiaan yang adil dan beradab. Telah kita katahui jika bangsa indonesia
merupakan bangsa memiliki kepribadian tinggi yang berbeda dari bangsa barat.
Hal ini tercermin dari pakaian bangsa indonesia yang mayoritas sangat sopan dan
tertutup. Akan tetapi pada saat sekarang tidak sedikit para remaja maupun
pemuda kita “rajin” memakai pakaian yang minim. Ternyata, memang tidak ita sadari jika Ideologi panacsila kita
telah ternodai oleh globalisasi dan kapitalisme.
Pada era runtuhnya soeharto,
kalangan pemuda atau mahasisiwa dikenal sebagai sosok yang revolusioner yang
meneriakkan semangat revolusi bagi bangsa Indoensia di tengah cengkaraman rezim
orde baru pada saat itu, akan tetapi malah sebaliknya, pada saat sekarang para
pemuda pemuda saat ini tak lebih hanya menjadi penambah penyakit masyarakat
yang justru merugikan mereka sendiri dan orang disekitarnya. Mereka yang
sebenarnya diharapkan data menyelesaikan masalah masalah di negeri ini, justru
menjadi maslah baru bangi bangsa ini.
Memang, masyarakat Indonesia telah
merangkak menuju masyarakat yang lebih modern, akan tetapi, pada kenyataanya
masyarakat Indoensia pada masa sekarang justru mengalami degaradai nilai dan
moral pada diri mereka sendiri. Mereka(para pemuda) tidak lagi berpegang teguh
pada jiwa jiwa dan nilai nilai yang ada dalam pancasia. Tragisnya lagi,
mayoritas dari mereka menganggap bahwa ideology pancasila kini hanyalah menjadi
sebuah symbol dari negara yang semakin lama terbawa pada kehancuran ini. Selain
itu, para pemuda pemuda bangsa saat ini sebenarnya di desain oleh oran tua
mereka untuk menjadi claon calon koruptor bangsa mereka senajutnya, bagaimana
tidak, sederhana saja, saat mereka ingin masuk pada sebuah sekolah atau lembaga
pendididkan yang mereka inginkan, mereka di paksa untuk “menyogok” agar dapat
diterima di sekolah tersebut, hal tersebut tentunya mengajarkan kepada anak itu
dalam meperoleh sesuatu hal tetapi dengan cara yang instan.
Tak heran jika pada
masa sekarang banyak pemuda pemuda yang gemar berfoya foya, hedonis. Karena
dalam kamus hidup mereka yang terbayang adalah lahir, hidup senang, mati dan
masuk surga. Mereka tidak lagi peduli terhadap hal hal yang terjadi di
sekeliling mereka. Mereka hanya sibuk dengan urusan pribadi mereka, yang
menurut mereka lebih penting daripada mengurusi maslah lainnya. oleh karena itu
juga, jiwa jiwa nasionalisme pada diri mereka sebenarnya juag sudah luntur,
bahkan hilang. Melihat fakta seperti itu, seharusnya kita sadar, bahwa tindakan
yang kita lakukan selama ini sudah menimpang dari nilai nilai ideology
pancasila, kita lebih menghargai ideology bangsa lain daripada menguatkan
ideology kita sendiri.
Bangsa yang kuat tentunya adalah bangsa yang di mana
para pemuda pemudanya sangat menjunjung tinggi ideology bangsanya, bukan
melupakan atau menggantikannya dengan ideology lain. jika mereka sadar, mereka
tentunya dapat memperbaiki masalah masalah negeri ini yang sebenarnya bersumber
dari mereka sendiri. Selain itu, mereka juga harus mengerti bahwa, mereka hidup
bukan berlandasakan nafsu saja akan tetapi mereka hidup harus berpedoman pada
agama dan keyakinan mereka terhadap tuhan Yang Maha Esa. Karena agama apapun
pasti akan menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan bagi mereka, maupun orang
lain. yang tidak kalah lebih penting lagi, para pemuda pemuda juga harus
memiliki pndangan hidup, dalam hal ini ideaalisme, mengingat, mayoritas pemuda
pad saat sekarang lebih suka “ikut ikutan” daripada mengikuti prinsip mereka
sendiri. Selain itu, kurangnya kepedulian terhadap makna pancasila di kalangan
pemuda kita juga diakibatkan oleh adanya perkembangan arus globalisasi yang
sangatlah pesat.
Dapat kita lihat, pada saat sekarang, banyak diantara kita
yang suka memakai pakaian pakaian yang minim dan tentu saja tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa kita, mereka cenderung lebih suka memperlihatkan budaya dari
negara lain daripada memperlihatkan budaya dari negara mereka sendiri yang
cenderung mereka anggap sebagai budaya kolot, atau sudah ketinggalan zaman.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, kaum muda juga telah kehilangan rasa
sosialnya terhadap lingkungan di sekitarnya, mereka lebih asyik bermain dengan
handphone mereka, yang lebih memprihatinkan lagi, moral dan etika mereka juga
ikut rusak oleh adanya teknologi tersebut. Internet misalnya, jika kita dapat
memanfaatkan internet tersebut secara benar, kita tentunya dapat memperoleh
manfaat yang sangat banyak dari internet tersebut, akan tetapi bagaimana jika
internet tersebut kita gunakan hanya untuk membuka dan mengakses situs situs
yang berbau porno.
Tentu dampaknya sudah dapat kita lihat di depan mata kita
sendiri. Banyak para remaja kita yang sudah tidak perawan lagi, atau bahkan
dari mereka tidak sedikit yang sudah memiliki bayi, sehingga mereka tidak dapat
meneruskan pendidikan mereka. Selain itu juga, globalisasi yang syarat akan kapitalisme
juga menyebabkan para pemuda pemuda kita banyak yang bersikap acuh atau cuek
terhadap masyarakat, karena pada initinya, globalisasi tersebut mendrong mereka
untuk berperilaku bebas tanpa di dasari adanya rasa tanggung jawab, oleh karena
itu, mereka lebih suka bersikap semau mereka sendiri.
Tentunya jika hal
tersebut dibiarkan terus, maka tidak akan lama para penerus bangsa ini
hanayalah menjadi kumpulan dari orang orang yang tidak memiliki kerpibadian dan
jati diri. Untuk meyikapi hal hal tersebut, tentunya pemerintah harus selektif
terhadap unsure unsure budaya asing yang masuk ke Indonesia, karena di
khawatirkan, jika budaya budaya asing tersebut tidak mengalami filtrasi, maka
dapat berakibat munculnya maslah masalah seperti yang idjelaskan di atas tadi,
di samping itu, globalisasi juga dapat mengakibatkan berubahnya ideologi bangsa.
Yang tak kalah penting, menanamkan jiwa nasionalisme kepada para pemuda sejak
awal adalah salah satu jalan yang dapat mencegah munculnya dampak negative dari
globalisasi tersebut.