HEDONISME,SEBUAH
TUJUAN, PELARIAN ATAU KEHANCURAN BAGI BANGSA INDONESIA
Bangsa Indonesia,
di kenal sebagai salah satu bangsa yang memiliki tingkat keragaman budaya
yang sangat tinggi, bangsa yang juga
banyak memiliki etnis, suku, dan unsur unsur budaya lain yang banyak sekali
jumlahnya dan tersebar dari sabang hingga merauke. Indonesia sejak dulu juga di
kenal sebagai bangsa yang memiliki tingkat masalah sosial yang tinggi sampai
saat sekarang, seperti pelanggaran HAM, kekerasan antar etnis atau suku, bahkan
perseteruan antara atasan dengan bawahan yang kerap kali berujung pada tindakan
yang jauh dari kesan adil. Banyaknya
kasus serta fenomena fenomena sosial yang terjadi di masyarakat kita tentunya
dapat memunculkan masalah atau problema sosial yang lebih serius dampaknya
terhadap masyarakat itu sendiri, masalah tersebut salah satunya yaitu
HEDONISME, mayoritas orang ketika mendengar kata tersebut kemudian di benak
mereka adalah suatu gaya hidup yang bermewah
mewahan atau hanya mengedepankan kehidupan duniawi tanpa memikirkan kehidupan
setelahnya (akhirat). Namun, hedonisme memiliki arti lebih dari sekedar hidup
bermewah mewahan. Hedonisme sendiri sebenarnya sudah di lakukan dari sejak dulu
oleh pendahulu pendahulu bangsa kita, misalnya pada masa pemerintahan orde baru
(Soeharto) yang identik dengan pemerintahan otoriternya. Pada masa tersebut,
para pejabat pemerintahan dengan leluasa, menggunakan kewenangannya untuk
melakukan hal hal yang mereka suka tanpa menghiraukan hak hak rakyat, tentunya
hal ini menimbulkan kecaman keras dari rakyat. Dan akhirnya pada tahun 1998,
terjadilah revolusi besar dalam sejarah pemerintahan indonesia, dimana para
mahasiswa ramai ramai menduduki gedung DPR-MPR untuk menjatuhkan Soeharto,
karena jumlah masa yang menuntut banyak, pemerintahpun lengser. Bagi kebanyakan
orang, revolusi tersebut adalah batu loncatan bagi bangsa Idonesia untuk
menjadi lebih sejahtera, namun kenyataannya hal tersebut adalah awal
meningkatnya hedonisme pada masyarakat Indonesia. SDM (Sumber Daya Manusia)
yang rendah menjadi salah satu faktor yang paling banyak berpengaruh pada
meningkatnya hedonisme di lingkungan masyarakat indonesia. Masyarakat indonesia
yang cenderung menginginkan sesuatu dengan cara yang instan membuat masyarakat
menjadi tidak kreatif dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang lebih
berguna, mereka lebih suka untuk menghambur hamburkan uang mereka untuk tujuan
bersenang senang dan membeli barang barang mewah yang tentunya bukan buatan
dari negeri sendiri, hedonisme sendiri muncul di kalangan masyarakat hanya dari
hal sepele, yaitu mereka ingin hidup lebih modern. Hidup lebih modern ini di salah artikan sebagai
hidup yang dijalani oleh negara negara maju seperti amerika, inggris, dll. Oleh
karena itu kemudian mereka dengan susah payahnya menggunakan segala cara untuk
meniru kehidupan seperti di negara negara maju tersebut. keputusanpun diambil
para pejabat pemerintahan dengan seenaknya menggunakan uang rakyat untuk
membeli mobil mewah serta merenovasi ruang kerja mereka, dengan alasan ruang
kerja serta sarananya sudah tidak layak lagi untuk dipergunakan. Pola hidup
masyarakat yang konsumerisme juga menjadi faktor lain penyebab meningkatnya
hedonisme, fenomena lain hedonisme dapat kita jumpai dalam lingkungan
mahasiswa. Mahasiswa yang kerap kali dianggap sebagai para intelektual bangsa
yang dapat memajukan bangsa, ternyata tak lebih dari sekedar calon calon
pencari kerja atau malah menjadi calon calon koruptor di negeri ini. Memang
kenyataanya, pada saat masih di kampus mereka ramai ramai menjadi aktivis
mengecam kebijakan kebijakan pemerintah
yang banyak merugikan rakyat kecil dengan demo atau orasi orasi yang
ujung ujungnya adalah tindakan anarkhisme yang malah mengganggu ketertiban
umum. Namun lepas dari kegiatan kampus, kegiatan mereka tak lebih seperti artis
artis yang suka menghambur hamburkan uang, dengan teman atau pacar mereka suka
ria berbelanja di mall lalu makan di restaurant fast food, tak hanya itu mereka
tak jarang pesta pora di club malam, minum minuman keras dan berujung pada
penggunaan narkoba serta sex bebas. Di samping itu lingkungan kampus yang
harusnya berfungsi sebagai tempat diskusi para intelektual kini berubah menjadi
tempat show room bagi pemilik mobil mewah , tak hanya itu, sesampainya di
kampus mereka tidak mendiskusikan tugas atau masalah masalah sosial yang sedang
terjadi, sebaliknya mereka membicarakan tentang kehidupan borjuis seperti
artis, apakah mereka bercerai atau menikah lagi, tentunya pemandangan seperti
ini sungguh sangat memprihatinkan khususnya di kalangan mahasiswa sendiri.jika
melihat seperti itu tindakan mereka sangatlah jauh dari kesan sebagi penyambung
aspirasi masyarakat.yang lebih mengagetkan lagi, mereka yang dulunya menjadi
aktivis kini banyak menjadi anggota partai politik dan bahkan menjadi anggota
legislatif di lingkungan pemerintahan. Memang
mahasiswa adalah kumpulan orang orang idealis, sebenarnya posisi mereka
berada pada posisi kritis, bagaimana tidak di satu sisi mereka memiliki cita
cita dan mimpi besar yang kelak akan mereka wujudkan, namun di satu sisi mereka
juga dihadapkan dengan keinginan sesaat. Tapi apa daya idealisme mereka
tergadaikan dengan kenyaataan yang terus menekan mereka. Dulunya mereka berupaya
keras agar masuk ke perguruan tinngi yang mereka cita citakan tapi setelah
mereka masuk dan belajar mereka dihadapkan kembali terhadap keinginan orang tua
mereka, yaitu cepat kerja. Hal itu kedengarannya memang sepele, namun di balik
itu tersimpan makna yaitu bahwa ketika mendengar orang tua berkata seperti itu
persepsi mereka, “aku harus cepat lulus dan bisa membanggakan orang tua” karena
sudah terdoktrin seperti itu mereka menghalalkan segala cara untuk memperoleh
predikat sarjana. Akibatnya mereka tak sungkan sungkan memberikan uang pelicin
kepada dosen agar cepat di luluskan. Hal inilah yang sedang menjamur di
lingkungan intelektual bangsa kita. Universitas yang semula menjadi wadah dalam
menciptakan generasi yang kreatif dan inovatif kini berubah fungsi menjadi
lembaga yang berfungsi sebagai pencipta generasi pencari kerja. Melihat fakta
seperti ini tentunya tidak tepat lagi jika kita memberikan predikat kepada
mereka sebagai agent of change. Hedonisme di negara ini memang sudah menjamur
pada semua aspek, tak hanya pada aspek pemerintahan dan pendidikan namun juga
pada aspek lain seperti kesehatan, tak cuma arti artis kita yang suka berobat
di luar negeri, masyarakat menengah ke atas juga sering melakukan hal tersebut.
selain itu banyak juga masyarakat indonesia yang suka menuntut ilmu di
indonesia, memang keinginan mereka berlandaskan keinginan untuk meningkatkan
pengetahuan tetapi tak jarang mereka sekolah / kuliah di luar negeri hanya
sekedar untuk meningkatkan prestise mereka agar dipandang orang berkecukupan.
Jika kita memandang dari segi ekonomi memang negara indonesia tergolong negara
berkembang, tetapi jika melihat perilaku
masyarakat kita yang hedonis apakah kita masih menyandang sebagai negara yang
berkembang. Meningkatnya kehidupan hedonis di indonesia di sebabkan pula oleh
adanya konsumerisme dan individualisme pada masyarakat kita.masayarakat yang
cenderung lebih suka memakai daripada membuat mengakibatkan para generasi
generasi muda kita juga mengikuti gaya hidup masyarakat di sekitarnya dengan
dalih agar tidak ketinggalan jaman, padahal tindakan mereka sangat salah dan
mematikan industri serta pengrajin lokal di negara ini. Individualisme yang
kian merebak juga menjadi faktor munculnya hedonisme di lingkungan masyarakat
kita, misalnya saja kita dapat melihat pada tayangan tayangan di telivisi atau
pada media massa lainnya yang memberitakan tentang anggota DPR yang sangat suka
memfasilitasi diri mereka dengan kemewahan kemewahan memperdulikan nasi rakyat kecil
yang seharusnya merka bela. Di satu sisi para mahasiswa juga kurang berminat
kembali pada masalah masalah sosial di sekeliling mereka, bagi mereka yang
terpenting adalah uang, pacar dan gelar. Melihat seperti ini seharusnya
masyarakat sadar bahwa yang mereka lakukan selama ini adalah salah dan dapaat
mengakibatkan kehancuran bagi mereka dan juga bangsa mereka sendiri. Selain itu
mereka juga harus kembali berpegang teguh pada nilai nilai masyarakat timur
yang menjunjung kesederhanaan dan tidak mengikuti naluri mereka yang bertujuan hanya
untuk memuasakan keinginan mereka tanpa memperdulikan akibat yang mereka
lakukan. Jika hal ini terus dibiarkan, maka tak lama lagi masyarakat indonesia
akan berubah menjadi masyarakat yang tak berbudaya, dan tidak menjadi
masyarakat yang maju dan malah menjadi masyarakat yang terjajah oleh
tindakannya sendiri. Apakaah seperti ini masyarakat yang kita harapkan? Apakah
hal ini yang menjadi cita cita bangsa indonesia sejak lama?.
0 komentar:
Posting Komentar