Blogger templates

Pages

Labels

Sabtu, 12 April 2014

Berhenti Mencerdaskan Kebodohan!!!!!!............................................


Beberapa hari lagi kita akan merayakan pesta demokrasi. Tepatnya pada tanggal 9 april 2014. Ya….sekali lagi, Indonesia akan mengalami babak baru perpolotikan untuk 5 tahun ke depan. Tidak hanya itu, berbagai jenis media massa baik itu media cetak, ataupun media eletronik ramai ramai bergemuruh meneriakkan slogan slogan dan jargon para kandidat dari partai partai politik tersebut. hemmmm, saya hanya termenung dan tertawa dalam hati ketika melihat semua itu. apa itu cukup, ow… tidak, anda tahu jalan jalan yang sering kita lewati setiap harinya, kini berubah menjadi slide show terpanjang dan terbesar yang menampilkan berbagai tokoh dari drama kelas kakap. 


Memang, promosi adalah sarana paling vital guna menonjolkan eksistensi dan kapasitas dari masing masing kandidat, baik itu caleg, ataupun capres dan cawapres. Akan tetapi, kemudian timbul pertanyaan, seberapa besar dan efektifkah kita dapat memahami visi misi, intergritas, dan kapasistas hanya berdasarkan baliho dan spanduk yang di tanam di bahu jalan, sedangkan jika kita membaca satu persatu visi misi mereka, hampir semua meneriakkan yang orang lain lain teriakaan seperti janji janji kesejahteraan, anti korupsi, pro rakyat dsb. demokrasi memang erat dengan hal hal yang saya sebutkan, namun bagaimana jika demokrasi yang kita “sembah” sekarang adalah demokrasi procedural belaka dan buka substansi. Pada beberapa waktu yang lalu, saya melihat dan mebaca berita di berbagai media media elektronik termasuk media sosial, di media seperti itu sepertinya semua hal di legalkan termasuk ketika seseorang mengumbar kebodohan mereka untuk di sebarkan kepada orang lain yang pada awalnya cerdas  dan kemudian terpengaruh dan menjadi bodoh. 

Mengapa saya berkata demikian, yaa tidak lain karena saya sangat kesal kepada mereka yang mengatas namakan demokrasi, gembar gembor soal demokrasi namun tidak tahu menahu akan dampak yang ditimbulkan dari ideology dan segala elemen yang menyertainya. Yang lebih parahnya lagi, ada beberapa orang menjadikan demokrasi sebagai “{kebutuhan wajib” seperti halnya ketika kita makan nasi setiap harinya, hahahahahahaha…..konyol memang. Demokrasi memang terdengar sangat baik dan transparan atau mungkin merupakan sistem yang sempurna bagi mayoritas orang, terutama mereka para penyembah demokrasi, namun di belakang semua itu terdapat masalah masalah serius yang mereka abaikan. Demokrasi, mendasarkan pada pilihan terbanyak,dan bukan pilihan yang benar dan tidak melalui kesepakatan bersama. Artinya, ketika seseorang memiliki suara terbanyak merekalah yang akan menjadi pemimpin kelak, walaupun orang tersebut tergolong orang yang berkapasitas rendah. 

Banyak kasus yang terjadi di negeri ini, danmalah menjadi sebuah dejavu yang di nanti nanti oleh mereka yang haus akan demokrasi dan politik praktis. Tak perlu jauh jauh dehh….kita tentunya masih ingat ketika SBY memimpin selama 2 kali periode atau 10 tahun. Pada awalnya, SBY merupakan panglima TNI yang sebelumnya belum se eksis sekarang atau pada saat menjadi presiden. Akan tetapi hal itu semua berubah, ketika partai yang diusung, menampilkan sosok sosok familiar seperti AS yang di iklannya sangat semangat meneriakkan isu isu anti korupsi dengan tegas dan lantang. Di sisi lain, keberadaan partai democrat merupakan aprtai baru di negeri ini pada waktu itu. oleh sebab itu, sontak masyarakat seperti terdistorsi untuk mengikutinya. Masyarakat menganggap bahwa sesuatu yang baru, akan menghasilkan sesuatu yag baru pula. 

Memang benar, partai demokrat kemudian meningkat drastic eksistensinya di masyarakat. dan entah mengapa saya pada waktu itu juga terpengaruh oleh iklan iklan tersebut. pilpres pun tiba, dan secara mengegetkan partai demokrat memimpin dengan angka yang cukup menajubkan. Di awal awal kepemimpinan SBY, mungkin kita tahu bahwa saat itu adalah masa masa suram ketika indonesia mulai di landa isu isu dan bencana bencana aneh seperti tsunami, dan terorisme yang menurut saya sangat aneh untuk dimengerti. Awal kepimpinan SBY, cukup menunjukkan hasil yang memuaskan khusunya dalam hal kesejahteraan. Di samping itu, bau bangkai perpolitikan ternyata masih terbelenggu rapi lewat berbagai program yang dilakukan. Namun, hal itu tidak berlangsung lama. pencalonan SBY pada tahap kedua ini mulai menunjukkan titika terang akan semua realitas yang selama ini di tutup tutupi. 

Angelina sondakh, nasarudi dkk merupakan actor yang sudah bosan bermain main dan kehilangan celah dalam bermanuver. Di sisi lain, isu isu terrorisme yang marak beberapa waktu yang lalu hanyalah sebagai selingan dari pementasan drama politik yang kita tonton setiap harinya. Tapi, ya sudahlahh…..mungkin saya dan masyarakat sudah lama muak, dicekoki oleh hal hal seperti itu. beberapa hari yang lalu, ketika saya buka facebook saya menemukan sebuah status yang intinya mengintimidasi orang orang yang tidak patuh pada “Tuhan Demokrasi” karena ia menilai bahwa orang orang tersebut tidak cerdas. Hahaha…..yang saya akui iya memang cerdas, dan mungkin terlalu cerdas….terlalu cerdas untuk menunjukkan ketololannya. Entah mengapa ia berkata seperti itu, padahal setahu saya mengikuti demokrasi sama sesatnya dengan para pengikut paham satanisme. 

Yang jelas menurut saya berpikirlah sebelum bertindak, walaupun akhirnya anda bungkam atau malah di bungkam oleh sesuatu yang mengatas namakan dirinya sebagai sebuah kecerdasan. Kembali lagi kepada topic, ketika anda menganggp demokrasi itu sebagai hal yang baik, ya sudah cernalah dalam dalam di pikiran anda, akan tetapi jangan sekali kali anda meracuni pikiran orang orang yang anda anggap sebagai orang bodoh yang tidak tahu akan demokrasi, atau anti demokrasi. Karena seperti yang kita tahu, kebenaran yang pasti hanya berasal dari Allah SWT dan bukan dari manusia. sedangkan demokrasi yang anda anut dan sembah bukan berasal dari Allah SWT, Allah tidak pernah dan tidak akan pernah mengajarkan manusia untuk mengkikuti demokrasi.

0 komentar:

Posting Komentar