Beberapa
waktu yang lalu, dunia sempat dikejutkan oleh fenomena aneh, dan mungkin sangat
aneh bagi sebagian orang, termasuk saya, hehehe. Apalagi fenomena tersebut
berasal dari negara kita, Indonesia. Yaa…..anda tahu kan Indonesia, siapa yang
tidak kenal dengan negara itu. eitsss, tapi kali ini s
aya tidak akan menguas
tentang keindahan alam di Indonesia, atau aspek aspek lainnya yang ada
kaitannya dengan negara ini, namun saya akan membahas mengenai perilaku
sekaligus fenomena aneh yang menjangkiti para remaja remaja di negeri yang juga
aneh ini.
“GALAU”
Hahaha,
sudah tahu kan, ya kali ini saya akan bicara mengenai galau dari sudut pandang
saya sekaligus menggunakan sebuah lagu sebagai acuannya. Berbicara galau, siapa
yang tidak kenal dengan hal semacam itu, apalagi jika anda seorang mahasiswa,
remaja, abg atau sejenisnya tentu sangat paham akan hal itu. namun, menurut
pemahaman saya, virus tersebut juga mulai menjangkiti para orang tua yang
tentunya masih labil. Okee, galau, labil, atau apalah itu mungkin sangat aneh
bagi mereka yang baru mendengar pertama kali.
Saya
juga masih bingung apa sebenarnya definisi dari kata galau tersebut. menurut
observasi saya, istilah tersebut mugkin muncul dari sebuah lirik lagu dari penyanyi
solo terkenal di Indonesia.
Tak usah di sebutkan namanya, tentu kita sudah tahu
apa yang saya maksud. Bersumber dari sebuah lagu, entah mengapa hal tersebut
menjadi sebuah demam serius di kalangan remaja kita. galau menurut penggunaan
katanya merujuk pada sebuah keadaan yang menunjukkan seseorang yang sedang
labil, atau bimbang dalam menentukan sebuah pilihan, keputusan atau takut akan
sesuatu yang belum pernah mereka temuai atau alami.
Terdengar
wajar memang, namun mengapa hal itu menjadi sesuatu yang sangat dilebih
lebihkan oleh sebagian besar remaja kita. pengent tahu, oke langsung saja kita
bahas. Dalam sebuah kehidupan, setiap manusia selalu mengalami fase
perkembangan dan pertumbuhan fisik maupun fisik. Salah satu fase yang di alami
oleh manusia adalah fase remaja. fase remaja merupakan dase di mana terdapat
proses transisi antara anak anak menuju dewasa, dan remaja adalah penghubung
antara dua dunia trsebut.
Berbeda
dengan masa anak anak yang sangat kental dengan nuansa bermain, bermain dan bermain,
di fase remaja kondisi psikis mulai menunjukkan perkembangan yang mulai pesat
di samping perkembangan fisik. Di fase ini, seorang manusia telah memiliki
pemahaman lebih terhadap hidup mereka, dari sekedar bermain dan belajar.
Kondisi ini manusia mulai mengalami permasalahan permasalahan yang kompleks dan
berat. Di samping itu, pada fase remaja manusia telah bisa merasakan perasaan
yang aneh bagi mereka, yaitu cinta.
Oleh
karena itu, pada fase remaja seorang manusia mulai tertarik kepada lawan jenis
dengan taraf frekuensi yang tinggi. Artinya, di fase ini manusia memiliki
hasrat yang tinggi terhadap hal hal yang baru. fase remaja juga menjadi ajang
pencarian jati diri. Oleh karena itu tak jarang kita dapat melihat remaja baik
putra maupun putrid yang berpenampilan layaknya tokoh artis idola mereka. Lantas,
apa hubungannya dengan fenomena galau,. Nahh, dalam perkembangannya remaja
merupakan fase di mana hal hal baru yang belum pernah kita dapatkan menjadi
sebuah trend wajib bagi mereka yang mengaku remaja, tak terkeculai bagi istilah
galau.
Ketika
seorang remaja mendapatkan suatu hal yang baru, maka tentu remaja remaja yang
lainnya akan spontan mengikutinya tanpa pertimbangan tertentu, seperti halnya
pacaran. Namun, tak jarang mereka mengikutinya hanya sebatas mengikuti trend
dan paham akan substansi atau maksud dari istilah istilah tersebut. yang lebih
konyol lagi adalah, mereka menjadikan kondisi galau sebagai cara untuk
meningkatkan eksistensi mereka lewat situs jejaring sosial mereka. Jika kita melihat,
bahwa sesuatu yang mereka gembar gemborkan sebenarnya adalah hal hal yang
sepele.
Hal
tersebut menjadi sebuah trend karena mereka baru mengenalnya dan menjadikannya
sebagai sesuatu yang wajib di ikuti oleh remaja remaja lainnya. di sisi lain,
munculnya fenomena galau dapat disebabkan karena para remaja tersebut terlalu
mendramatisir masalah masalah yang sedang menerpa mereka, dan kemudian menjadi
sesuatu yang menarik untuk di sebarluaskan. Hahahah, konyol memang namun ya
itulah fakta yang terjadi. Fase remaja memang menjadi fase yang ya bisa di
bilang menyenagkan. Namun ketika fase tersebut tidak kita manfaatkan secara
baik dan benar, tentunya akan menjadi hal yang sia sia bagi kita. fase remaja
adalah fase di mana kita memiliki ambisi yang sangat tinggi, dan alangkah lebih
baik jika kita memanfaatkannya untuk hal hal positif seperti mendalami hobi dan
bukan malah melakukan hal hal negative seperti mengeluh dan mendramatisir
permasalahan yang kita alami.
Bicara
soal galau, saya menjadi ingat sebuah lagu yang sering saya dengarkan ketika
sedang mengerjakan tugas atau sedang santai. Galau, itulah lagu dari sebuha
band rock jogya, Captain Jack. Memang belum lama aku berkenalan dengan lagu
lagu mereka, namun rasanya lagu lagu mereka sangat realistis dan merupakan
cerminan dari hidup yang aku alami. Di album terakhir mereka, terselip sebuah
judul “galau” yang menrutu saya sangat menarik untuk di kupas. Lagu berdurasi 3
menit 33 detik itu terasa kental dengan kritikan pedas bagi mereka yang terlalu
mendramatisir permasalahan yang sedang dialami. Berikut adalah lirik dari lagu
tersebut
galau kah yg kau
rasakan hari ini,
sprti galau yg kau critakan kmrn………………..
sprti galau yg kau critakan kmrn………………..
hnya galau yg
kau ributkan,
sperti tak ada harapan………………………………….
sperti tak ada harapan………………………………….
kalah sebelum
kau coba bertanding,
tdk kah kau bosan hdup sprti ini…………………………..
tdk kah kau bosan hdup sprti ini…………………………..
galau saat kau
merasa sendiri,
lebih galau saat kau di tinggalkan……………………………
lebih galau saat kau di tinggalkan……………………………
terlalu lama
tentukan plihan,
pnyesalan yg brkpnjangan…………………………………….
pnyesalan yg brkpnjangan…………………………………….
tumbuh mnjd
pecundang yg lmah,
tdk kah kau bosan hdup sprti ini…………………………..
tdk kah kau bosan hdup sprti ini…………………………..
trlalu bnyk
bcara soal mati,
trlalu bnyak kau menggunakan rasa…………………………………
trlalu bnyak kau menggunakan rasa…………………………………
hingga hanya
galau yg berkuasa…………………………………………..
smkin bodoh n
lemah hari kehari,
jdi pcundang tnp kau sadri……………………
jdi pcundang tnp kau sadri……………………
aku sudah bosan
mendengarkan kata,
galau..galau..galau…………………………
galau..galau..galau…………………………
yg lmah akn
kalah yg lmah akn myrah,
yg lmah akn sll di korbankan…………………………
yg lmah akn sll di korbankan…………………………
yg kuat akn
menang yg kuat tk mnyerah,
yg kuat tk kn pnah galau..galau..galau………………
yg kuat tk kn pnah galau..galau..galau………………
terlalu terkubur
dalam soal hati,
hingga otakmu kau biarkan mati……………………………
hingga otakmu kau biarkan mati……………………………
tak bisa terima
semua yg terjadi,
hingga hanya galau yg bisa……………………………
hingga hanya galau yg bisa……………………………
semakin bodoh
dan lemah dari kehari,
jadi pecundang tanpa kau sadari………………………
jadi pecundang tanpa kau sadari………………………
Aku sudah
bosan mendengarkan kata
galau, galau galau………………………
galau, galau galau………………………
Ingin
tertawa rasanya ketika mendenar lagu ini. bagaimana tidak, lagu ini sangat
frontal sekali mengkritik mereka mereka yang sehari harinya hanya meratapi
nasib tanpa bergerak sedikitpun. Memang hidup tidaklah mudah, penuh masalah,
cobaan, tantangan, dan tentunya berbagai kejutan yang terus menerus mewarnai
hidup kita sebagai manusia. namun di lagu ini, kita diajarkan untuk paham dan
tahu bahwa meratapi nasib bukanlah solusi yang baik dalam menyikapi suatu
masalah.
Bangkit,
bangkit, dan bangkit mungkin adalah cara yang terbaik bagi kita untuk
menghancurkan masalah itu sendiri. Ingat, jangan jadikan masalah sebagai
penguasa diri kita, tapi kitalah yang menguasai masalah itu. di awal bait lagu
ini mengatakan
“galau kah yg kau rasakan hari ini, sprti galau yg
kau critakan kmrn………………..
hnya galau yg kau ributkan, sperti tak ada
harapan………………………………….
kalah sebelum kau coba bertanding, tdk kah kau bosan
hdup sprti ini”
ini
sebenarnya menjadi penanda bahwa kita sebenarnya sudah bosan dan muak kepada
hal hal yang terlalu di dramatisir atau di anggap sebagai sesuatu yang sangat
berlebihan. Apalagi jika hal hal semcam ini menjadi suatu trend aneh di tengah
tengah masyarakat yang mentalnya sudah lama drop dan down akibat terlalu lama
di jajah.
Ya…mungkin
lagu ini tidak hanya diperutukkan bagi mereka yang mengaku remaja labil, akan
tetapi bisa juga dirutukkan bagi orang orang yang terlalu cepat berputus asa
dan mengambil jalan pintas sebagai solusi menyelesaikan masalah mereka.
Menjalani hidup tentunya harus paham akan masalah dan konsekuensi apa saja yang
akan kita terima dalam memilih alternatif jalan hidup.
Namun
tak jaran kebanyakan manusia tidak mau paham dan hanya memilih untuk ikut arus.
Itulah mengapa sat ini banyak sekali orang orang yang frustasi akan hidupnya,
karena tidak matang matang mengambil pilihan hidup mereka. Mereka hanya tahu
ikut ini ikut itu, tanpa sadar bahwa ada1000 macam pilihan dalam menjalani
hidup yang keras ini.
Di
bait kedua, kurang lebih bercerita tentang seseorang yang galau di tinggalkan
oleh pacaranya, atau bisa juga bercerita tentang orang orang yang mulai di
tinggalkan karena mereka di nilai tidak lagi dapat mengikuti arus hidup orang
lain. Ya, seperti yang kita tahu, kata kata tersebut sangat erat dengan kondisi
remaja negeri ini.
ketika
globalisasi dan kecanggihan teknologi meruntuhkan segala macam persepsi
mengenai arti dari pertemanan, persahabatan. Pertemanan dan persahabatan kini
hanya berkutat pada nilai nilai materialisme, kapitalisme tanpa memandang
kualitas dari hubungan tersebut. banyak contoh yang dapat kita lihat. Remaja
remaja sekarang lebih suka membuat gap atau gank daripada menjadi seseorang
yang netral.
Mereka
mengatas namakan persahabatan, pertemanan, namun yang terjadi adalah saling
mangsa memangsa. Yang menjadi persoalan lagi adalah, ketika sebagian orang
takut untuk menjadi seseorang yang berbeda dengan alasan solidaritas.
Hahaha….bullshit. ya, memang tak heran kapitalisme di negeri ini seakan akan
menjadi ‘Tuhan Baru’ yang memiliki banyak pengikut setia. Oleh karena itu, tak
heran semua aspek termasuk pesahabatan dan solidaritas dapat dengan mudah
tergerus oleh kapitalisme tersebut.
“tumbuh menjadi pecundang yang
lemah, tidakah kau bosan hidup seperti ini”……….
Itulah
yang mungkin menjadi factor penyebab mengapa bangsa ini terus menerus terpuruk
di mata kita maupun internasional. Banyak orang orang, yang masih takut menjadi
seorang yang benar benar individu. Malah sebaliknya, mereka terus tumbuh
menjadi penakut dan pecundang yang bersembuyi di balik gank mereka. Terkadang,
manusia tidak sadar bahwa menunjukkan kelemahan mereka adalah cara terbodoh
yang pernah ada. Jika seperti itu, bagaimana mereka akan bangkit menentang
segala macam penindasan yang ada di mata mereka, sedangkan mereka takut untuk
menjadi seorang pahlawan bagi diri mereka sendiri.
“………terlalu banyak bcara soal mati, terlalu banyak
kau menggunakan rasa
hingga hanya galau yg berkuasa
smkin bodoh dan lemah hari kehari, jadi pecundang
tanpa kau sadari
aku sudah bosan mendengarkan kata,
galau..galau..galau………………”
Dalam
diri manusia, ada dua hal yag terus menerus berkaitan, yaitu hati dan pikiran
atau logika. Nah yang menjadi masalah adalah ketika manusia tidak lagi dapat
menyeimbangkan fungsi antara kedua hal tersebut. ya akibatnya seperti itu, kita
menjadi lebih banyak murung, sedih, menyediri, frustasi, stress dan bahkan mati
ketika masalah yang kita alami menjadi penguasa penuh atas pikiran dan hati
kita. padahal Allah SWT memberikan ujian kepada kita sesuai dengan kemapuan
kita untuk menyelesaikannya.
Artinya,
bahwa semua masalah yang menmpa diri kita baik cepat atau lambat pasti akan
menemui titik terang. Jika kita semakin kuat, dan tabah maka masalah tersebut
berangsur angsur akan pergi meninggalkan diri kita, sebaliknya jika kita terus
menerus meratapinya maka masalah tersebut akan semakin membekan dan bersarang
dalam hati dan pikiran kita. oleh sebab itu, fungsi menyeimbangkan antara hati
dan pikiran adalah agar kita dapat melihat sesuatu secara sadar dan penuh
pertimbangan, bukan menonjolkan aspek humanism kita yang berlebihan dan
berujung pada dramatisasi masalah. Jika sudah begitu apa lagi yang dapat kita
perbuat selain galau dan menggalau.
Di
bait selanjutnya menjelaskan kepada kita, bahwa galau membuat diri kita semakin
lama semakin lemah dan menjadi sasaran atas masalah masalah yang datang
selanjutnya, yang tentunya lebih besar dari sebelumnya. Sebaliknya, jika kita
melawan rasa itu, dan menjadikannya sebuah motivasi, maka kita akan menjadi
kuat dan semakin kuat sebagai individu dalam hidup yang keras ini.
Ingat galau, mengeluh, meratapi, dan mendramatisir masalah sampai
kapanpun tidak akan menyelesaikan masalah, ketika otak anda hanya menjadi
pajangan dan hiasan tak berguna!!!
0 komentar:
Posting Komentar