Herbert
Spencer adalah seorang filsuf, sosiolog pengikut aliran sosiologi organis, dan
ilmuwan pada era Victorian yang juga mempunyai kemampuan di bidang mesin.
Pemuda Spencer pada usia 17 tahun diterima kerja di bagian mesin untuk
perusahaan kereta api London dan Birmingham. Kariernya bagus sehingga dipercaya
sebagai wakil kepala bagian mesin. Spencer mempunyai sebuah kemampuan yang luar
biasa dalam hal mekanik. Spencer adalah seorang pembaca yang
luar biasa,
kolektor yang tekun mengumpulkan fakta-fakta mengenai masyarakat di manapun di
dunia ini, dan penulis yang produktif. Ia mengembangkan sistem filsafat dengan
aspek-aspek utiliter dan evolusioner. Spencer membangun utiliterisme jeremy
Bentham.
Spencerlah yang menggunakan istilah Survival of the fittest pertama
kali dalam karyanya Social Static (1850) yang kemudian dipopulerkan oleh
Charles Darwin. Pandangan Spencer ini kemudian dikenal sebagai ‘Darwinisme
sosial’ dan banyak dianut oleh golongan kaya. (Paul B Horton dan Chester L.
Hunt, Jilid 2 1989: 208). Terbitnya buku Principles of Sociology karya Herbert
Spencer yang berisi pengembangan suatu sistematika penelitian masyarakat telah
menjadikan sosiologi menjadi populer di masyarakat dan berkembang pesat.
Sosiologi berkembang pesat pada abad 20, terutama di Perancis, Jerman, dan
Amerika.
v Pandangan
Herbert Spencer tentang Sosiologi
Spencer
merupakan orang yang pertama kali menulis tentang masyarakat atas dasar data
empiris yang konkret. Tindakan ini kemudian diikuti oleh para sosiolog
sesudahnya, baik secara sadar atau tidak sadar. Spencer memperkenalkan
pendekatan baru sosiologi yaitu merekonsiliasi antara ilmu pengetahuan dengan
agama dalam bukunya First Prinsciple. Dalam bukunya ini Spencer membedakan
fenomena tersebut dalam 2 fenomena yaitu fenomena yang dapat diketahui dan
fenomena yang tidak dapat diketahui.
Di sini Spencer kemudian mencoba
menghubungkan antara ilham dengan ilmu
pengetahuan. Selanjutnya Spencer memulai dengan 3 garis besar teorinya yang
disebut dengan tiga kebenaran universal, yaitu adanya materi yang tidak dapat
dirusak, adanya kesinambungan gerak, dan adanya tenaga dan kekuatan yang terus
menerus. Di samping tiga kebenaran universal tersebut di atas, menurut Spencer
ada 4 dalil yang berasal dari kebenaran universal, yaitu kesatuan hukum dan
kesinambungan, transformasi, bergerak sepanjang garis, dan ada sesuatu irama
dari gerakan.
Selain itu, Spencer mengatakan bahwa harus ada hukum yang dapat
menguasai kombinasi antara faktor-faktor yang berbeda di dalam proses
evolusioner. Sedang sistem evolusi umum yang pokok menurut Spencer yaitu
ketidakstabilan yang homogen, berkembangnya faktor yang berbeda-beda dalam
ratio geometris, kecenderungan terhadap adanya bagian-bagian yang berbeda-beda
dan terbagi bagi melalui bentuk-bentuk pengelompokan atau segregasi, dan adanya
batas final dari semua proses evolusi di dalam suatu keseimbangan akhir.
Spencer
memandang sosiologi sebagai suatu studi evolusi di dalam bentuknya yang paling
kompleks. Di dalam karyanya, Prinsip-prinsip Sosiologi, Spencer membagi
pandangan sosiologinya menjadi 3 bagian yaitu faktor-faktor ekstrinsik asli,
faktor intrinsik asli, faktor asal muasal seperti modifikasi masyarakat,
bahasa, pengetahuan, kebiasaan, hukum dan lembaga-lembaga.
v Teori
Herbert Spencer tentang Evolusi Masyarakat, Etika, dan Politik
Evolusi
secara umum dapat diartikan sebagai serentetan perubahan kecil secara
pelan-pelan, kumulatif, terjadi dengan sendirinya, dan memerlukan waktu lama.
Sedangkan evolusi dalam masyarakat
merupakan serentetan perubahan yang terjadi karena usaha-usaha masyarakat
tersebut untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru
yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Perspektif evolusioner
adalah perspektif teoretis paling awal dalam sosiologi. Perspektif evolusioner
pada umumnya berdasarkan pada karya August Comte (1798-1857) dan Herbert
Spencer (1820-1903).
Menurut
Spencer, pribadi mempunyai kedudukan yang dominan terhadap masyarakat. Secara
umum perubahan alamiah di dalam diri manusia mempengaruhi struktur masyarakat
sekitarnya. Kumpulan pribadi dalam kelompok atau masyarakat merupakan faktor
penentu bagi terjadinya proses kemasyarakatan yang pada hakikatnya merupakan struktur
sosial dalam menentukan kualifikasi.
Spencer
menempatkan individu pada derajat otonomi tertentu dan masyarakat sebagai benda
material yang tunduk pada hukum umum/universal evolusi. Masyarakat mempunyai
hubungan fisik dengan lingkungan yang mengakomodasi dalam bentuk tertentu dalam
masyarakat. Darwinisme sosial populer setelah Charles Darwin menerbitkan buku
Origin of Species (1859), 9 tahun setelah Spencer memperkenalkan teori evolusi
universalnya. Ia memandang evolusi sosial sebagai serangkaian tingkatan yang
harus dilalui oleh semua masyarakat yang bergerak dari tingkat yang sederhana
ke tingkat yang lebih rumit dan dari tingkat homogen ke tingkat heterogen.
Semua
teori evolusioner menilai bahwa perubahan sosial memiliki arah tetap yang dilalui
oleh semua masyarakat. Perubahan sosial ditentukan dari dalam (endogen).
Evolusi terjadi pada tingkat organis, anorganis, dan superorganis. Evolusi pada
sosiologi mempunyai arti optimis yaitu tumbuh menuju keadaan yang sempurna,
kemajuan, perbaikan, kemudahan untuk perbaikan hidupnya. Pandangan-pandangan
sosiologi Spencer sangat dipengaruhi oleh pesatnya kemajuan ilmu biologi,
terutama beberapa ahli biologi berikut ini dan pandangannya:
1. Pelajaran tentang sifat keturunan (descension)
Lamarck (1909).
2. Teori seleksi dari Darwin (1859).
3. Teori tentang penemuan sel.
2. Teori seleksi dari Darwin (1859).
3. Teori tentang penemuan sel.
Membandingkan masyarakat dengan
organisme, Spencer mengelaborasi ide besarnya secara detail pada semua
masyarakat sebelum dan sesudahnya. Spencer menitikberatkan pada 3 kecenderungan
perkembangan masyarakat dan organisme:
1. pertumbuhan dalam ukurannya,
2. meningkatnya kompleksitas struktur, dan
3. diferensiasi fungsi.
2. meningkatnya kompleksitas struktur, dan
3. diferensiasi fungsi.
Spencer kemudian menjelaskan teori evolusi yang dibagi menjadi tiga
jenis yaitu: Pertama, Unilinear
theories of evolution. Teori ini mengatakan bahwa manusia dan
masyarakat (termasuk kebudayaannya) mengalami perkembangan melalui tahapan
tertentu, mulai dari bentuk sederhana menuju ke yang lebih kompleks (madya dan
modern) dan akhirnya menjadi sempurna (industrial, sekuler). Pelopor dari teori
ini antara lain adalah August Comte dan Herbert Spencer.
Variasi teori
ini adalah Cyclical theories yang dipelopori oleh Vilfredo Pareto dengan
mengatakan bahwa masyarakat dan kebudayaan mempunyai tahap-tahap perkembangan
yang merupakan lingkaran yang pada tahap tertentu dapat dilalui berulang-ulang.
Pendukung teori ini adalah Pitirim A. Sorokin yang mengemukakan teori dinamika
sosial dan kebudayaan. Menurut Sorokin, masyarakat berkembang melalui tahap
kepercayaan, tahap kedua dasarnya adalah indera manusia, dan tahap terakhir
dasarnya adalah kebenaran. Teori yang kedua yaitu, Universal theory of
evolution.
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu yang tetap. Kebudayaan manusia telah
mengikuti suatu garis evolusi tertentu. Spencer mengemukakan prinsip-prinsipnya
yaitu antara lain mengatakan bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan
sifat maupun susunannya dari kelompok homogen ke kelompok yang heterogen.
Dan ketiga adalah, Multilined theories of evolution. Teori ini lebih
menekankan pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan
tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya mengadakan penelitian tentang
pengaruh sistem mata pencaharian dari sistem berburu ke sistem pertanian
kekeluargaan dalam masyarakat.
Spencer
telah menggabungkan secara konsisten tentang etika, moral dan pekerjaan,
terutama dalam bukunya The Principles of Ethics (1897/1898). Isu pokoknya
adalah apakah etika dan politik menguntungkan atau merugikan sosiologi. Idenya
adalah untuk memperluas metodologi individunya dan memfokuskan diri pada
fernomena level makro berdasarkan pada fenomena individu sebagai unit. Karakteristik
orang dalam asosiasi negara diperoleh dari yang melekat pada tubuh, hukum, dan
lingkungannya. Kedekatan individu adalah pada moral sosial dan yang lebih jauh
adalah ketuhanan. Oleh karena itu orang melihat moral sebagai jalan hidup
kebenaran yang hebat.
v Kritik terhadap Spencer
Dalam kaitannya dengan teori
spencer, dapat dikatakan bahwa teori teori yang dikemukakan oleh spencer
merupakan adopsi dari teori teori dasar dari ilmu ilmu biologi maupun ilmu alam
lainnya, oleh karena itu, teori teori ysng muncul hanya berupa anggapan anggapan
umum tanpa meilhat lebih ke dalam dari struktur masyarakat tersebut. Selain
itu, ia menyumbang teori teori tersebut hanya berdasar dari teori teori
sosiologi sebelumnya, tanpa melihat perubahan yang dialami oleh masyarakat itu
sendiri. Serta, dalam hal ini, Spencer lebih erat kaitannya dengan ilmu biologi
daripada ilmu sosial lainnya. teori Spencer sempat ditolak
selama beberapa tahun, dan baru belakangan ini hidup kembali dengan munculnya
teori sosiologi neoevolusi.
0 komentar:
Posting Komentar