Blogger templates

Pages

Labels

Sabtu, 12 April 2014

Dinamika Kependudukan...



     
Jumlah penduduk pada suatu Negara atau wilayah selalu mengalami perubahan atau dinamika penduduk yang disebabkan oleh faktor kelahiran ‘fertilitas’, kematian’mortalitas, dan perpindahan penduduk ‘migrasi’ yang mempengaruhi komposisi perubahan penduduknya mengalami prubahan-perubahan sepanjang masa. Perubahan keadaan penduduk tersebut dinamakan dinamika penduduk.


Dinamika penduduk ini merupakan keseimbangan yang dinamis antara menambah atau mengurangi jumlah penduduk secara terus menerus yang akan di pengaruhi faktor dinamika penduduk. Dinamika perubahan penduduk fertilitas cenderung kepada pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk suatu daerah atau negara akan tetapi secara bersamaan pula akan di kurangi oleh jumah kematian yang terjadi pada golongan umur tertentu dan migrasi ‘imigran’ (pendatang) akan menambah ‘emigran’(pindah) akan mengurangi jumlah penduduk.  

Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk suatu daerah atau negara. Jumlah penduduk suatu negara dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survei penduduk. Jumlah penduduk Indonesia sejak sensus pertama sampai dengan sensus terakhir jumlahnya terus bertambah. Sensus pertama dilaksanakan pada tahun 1930 oleh pemerintah Hindia Belanda. Sedangkan sensus yang pernah dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990,2000 dan yang terakhir 2010. Sensus di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan waktu pelaksanaan sensus di Indonesia diadakan sepuluh tahun sekali. Perkembangan Jumlah Penduduk sangat erat kaitannya dengan Perkembangan Penduduk Indonesia.  

Jumlah penduduk suatu wilayah dapat diketahui secara resmi dari publikasi hasil sensus penduduk.Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk. Perubahan keadaan penduduk tersebut dinamakan dinamika penduduk. Berbicara masalah dinamika kependudukan, setiap negara pasti menjumpai masalah serupa, baik negara maju maupun negara berkembang pasti memiliki masalah masalah yang berhubungan dengan dinamika kependudukan. Sebelum membahas lebih jauh mengenai dinamika kependudukan, terlebih dahulu kita jelaskan pengertian da ruang lingkup dari fertilitas, mortalitas, dan migrasi.
Fertilitas ( kelahiran)
            Fertilitas atau lebih kita dengar dengan kelahiran, memiliki definisi sebagai sebuah hasil reproduksi yang nyata dari seseorang/ wanita atau sekelompok wanita, fertilitas juga dapat diartikan sebagai kemampuan rill seorang wanita untuk melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan. Fertilitas sangat berpengaruh pada komposisi penduduk, baik itu menyebabkan pertumbuhan maupun pertambahan penduduk. Tingkat fertilitas pada setiap negara cenderung berbeda, hal tersebut terjadi karena adanya beberapa faktor. Faktor faktor tersebut yaitu:
Faktor tidak langsung:
·         Pandangan dan sikap terhadap arti anak, banyaknya anak, jenis kelamin dan urutannya. Seperti yang kita ketahui, bahwa masih banyak sekali masyarakat Indonesia yang sangat memegang teguh nilai nilai yang sebenarnya tidak relevan lagi untuk diterapkan. Salah satunya, yaitu banyak anak banyak rejeki. Sekilas jika melihat fakta yang ada bahwa jika sebuah keluarga memiliki anak yang banyak maka yang terlihat pada keluarga tersebut adalah banyaknya tanggungan yang ada pada keluarga tersebut. Selain membiayai dan menghidupi diri mereka sendiri, seorang ayah dan ibu juga harus dapat menghidupi beberapa anak yang ada dalam keluarga mereka. Tentunya jika hal tersebut masih dipercaya maka tidak heran pertambahan penduduk di Indonesia cenderung naik dari tahun ke tahun, dan angkanya semakin lama semakin besar. Di samping itu, gagalnya pelaksanaaan program Keluarga Berencana (KB) juga memberi andil besar dalam meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia. wilayah yang berupa kepulauan membuat program program pembatasan penduduk seperti KB, sulit untuk diterapkan dan dilaksanakan, apalagi masyarakat Indonesia juga masih ada yang berbentuk suku suku tradisonal yang acuh terhadap program pemerintah. Namun, berbeda dengan negara negara berkembang seperti Indonesia,  di negara negara berkembang seperti Amerika dan Inggris, pertambahan penduduk cenderung rendah, sedangkan pertumbuhan penduduk sangat tinggi, oleh karena itu tak heran jika negara negara tersebut cepat sekali maju dibandingkan negara seperti Indonesia.
·         Pandangan terhadap pengendalian jumlah anak yang dilahirkan. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa pola pikir dan budaya sangat berpengaruh pada tingkat fertilitas pada suatu wilayah atau negara
·         Kedudukan dan keterikatan terhadap nilai sosial budaya tentang arti kelahiran. Banyak orang yang menganggap bahwa anak merupakan anugerah dari Tuhan, anggapan tersebut memang benr, akan tetapi, masyarakat salah mengartikan anugerah Tuhan tersebut dengan memproduksi banyak anak. Maka dari itu, masyarakat yang penduduknya banyak cenderung berasal dari masyarakat/ negara berkembang di bandingkan dengan negara maju.
·         Tingkat kebutuhan ekonomis adanya anak dan manfaat adanya anak. Dengan adanya pertambahan jumlah anak pada suatu keluarga, berarti juga akan menambah biaya hidup yang harus ditanggung oleh keluarga tersebut. Oleh karena itu, pada saat sekarang banyak keluarga ang membatasi adanya jumlah anak, karena dianggap merepotkan. Oleh karena itu, pertambahan penduduk pada ahkir akhir ini tidak setinggi tahun tahun sebelumnya.
·         Kemampuan pfisik dan biologis untuk dapat melahirkan anak. Masyarakat Industri yang sibuk dengan karirnya memiliki kecenderungan untuk memiliki sedikit anak dibandingkan dengan masyarakat agraris seperti Indonesia.
·         Tingkat pengertian dan penghayatan arti gizi dan kesehatan di pihak ibu dan anak yang diinginkan. Keluarga sekarang banyak yang megninginkan anaknya tumbuh dengan sempurna. Oleh karena itu mereka membatas jumlah anak pada keluarga mereka.
·         Tingkat kemajuan teknologi dalam hubungan dengan kualitas dan kuantitas anak. Masyarakat maju atau industri cenderung sibuk dengan uruan pribadi/ karir mereka daripada mengurusi anak, oleh karena itu, tingkat kelahiran di negara maju cenderung rendah.
·          Tingkat tersedianya potensi dan sumber alam sebagai pertimbangan kebutuhan anak. Negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang melimpah mendorong masyarakatnya untuk meningkatkan kuantitas keluarga mereka dengan menambah jumlah anak, sedangkan pada negara negara maju yang minim sumber daya alam, mereka lebih berorientasi pada kualitas dari individu itu sendiri.
·         Tingkat jumlah kebutuhan akan jumlah suatu bangsa dalam hubungannya dengan keamana negara. Semakin besar negara itu, juga kan semakin besar angkatan bersenjata yang dibutuhkan. Untuk itu, negara negara besar seperti amerika dan cina sangat gencar meningkatkan angka fertilitas.
Faktor langsung:
·         Usia produksi. Mayoritas para pasangan pasangan yang menikh muda memiliki kecenderungan memiliki anak yang banyak, dibandingkan dengan mereka mereka yang menikah pada usia 30 an.
·         Hubungan kelamin. Seorang wanita yang sering melakukan kontak / hubungan badan cenderung berpotensi melahirkan daripada mereka yang belum pernah melakukan hubungan badan.
·         Terjadinya ovulasi. Yaitu berkaitan dengan dibuahinya sel telur oleh sperma. Keberhasilan dari proses tersebut tergantung dari kualitas dari masing masing pembawa sel telur dan sperma tersebut. Selain itu, pola hidup seseorang tersebut juga akan berpengaruh pada kualitas sel sperma maupun sel telur, sehingga tidak heran jika kadang kadang kita menemukan kasus mandul pada seorang laki laki atau perempuan.
·         Kemantapan fisik si ibu dalam kehamilan.
·         Ketenangan psikis.
·         Fekunditas, yaitu kemampuan secara potensial seorang wanita untuk melahirkan anak.
Mortalitas
            Mortalitas atau kematian dapat diartikan sebagai keadaan lenyapnya secara permanen semua tanda tanda kehidupan sesudah kelahiran hidup yang dialami oleh mahkluk hidup, baik manusia, hewan, ataupun tumbuhan. Berikut adalah faktor faktor yang berpengaruh pada kematian.
Faktor langsung:
·         Umur, berkaitan dengan lamanya hidup manusia di dunia ini. Panjang atau tidaknya umur seseorang dapat disebabkan adanya beberapa sebab seperti pola hidup, kondisi jiwa dll.
·         Jenis kelamin. Adanya perbedaan dalam rata rata harapan hidup. Mayoritas yang memiliki angka harapan hidup paling tinggi adalah perempuan. Karena dalam kehidupan berkeluarga, laki laki lah yang memiliki tugas lebih berat daripada perempuan oleh karena itu kondisi psikis prempuan lebih stabil dibandingkan dengan laki laki.
·         Penyakit. Pada negara negara berkembang umumnya angka wabah penyakit masih tinggi dibandingkan dengan negara negara yang sudah maju. Sehingga angka kematian akibat di negara berkembang umunya masih tinggi walaupun jumlah pertambahan penduduk tinggi.

Faktor tidak langsung:
·         Tekanan. Kondisi masyarakat pada daerah atau negara maju lebih cenderung memiliki psikis yang tidak stabil, di bandingkan negara berkembang. Oleh karena itu di negara maju sering terjadi bunuh diri. Angka bunuh diripun dari tahun ke tahun bertambah.
·         Kedudukan dalam perkawinan (duda/ janda). Kondisi seseorang yang mengalami perceraian, lebih mudah untu depresi dan sangat memungkinkan untuk melakukantindakan tindakan negative seperti bunuh diri atau bakar diri. Fenomena fenomena seperti ini dapat dijumpai pada masyarakat di negara maju maupun negara berkembang.
·         Kedudukan sosial ekonomi. Kondisi seseorang yang tidak dapat beradaptasi dengan kondisi di sekitarnya membuat seseorang merasa terasing dari lingkungannya selain tiu, tidak mampunya seseorang untuk mencukupi kebutuhan ekonominya, membuat individu tersebut putus asa dan berujung pada tindakan bunuh diri.
·         Tingkat pendidikan. Seseorang yang berpendidikan rendah cenderung lebih sering melakukan tindakan tindakan yang berbau criminal, tak jarang mereka juga bertindak seperti layaknya orang depresi karena tidak mendapatkan pekerjaan,
·         Jabatan/ status pekerjaan. Jabatan tinggi yang dimiliki oleh individu belum tentu dapat membuat mereka senang, melainkan malah menjadi beban yang merugikan individu tersebut.
·         Beban anak yang dilahirkan.
·         Tempat tinggal dan lingkungan. Masyarakat yang hidup pada lingkungan kumuh atau tercemar lebih mudah terjangkit penyakit yang berujung pada kematian daripada mereka yang hidup pada lingkungan yang aman dan sehat, serta bebas dari wabah penyakit.
·         Kemampuan mencegah penyakit. Hal tersebut sangat erat kaitannya denga sistem imun yang dimiliki oleh seseorang, ketika kondisi seseorang sedag tidak baik, maka segala jenis penyakit sangat mudah bersarang di tubuhnya yang menyebabkan kondisi seseorang menjadi semakin melemah dan mati.
·         Politik dan bencana alam. Negara yang sering terjadi konflik dan bencana alam lebih sering terjadi jatuhnya korban.
Migrasi
             
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk sendiri dapat didefinisikan sebagai perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap

Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antar negara. Berdasarkan hal tersebut migarasi kemudian di bagi menjadi dua jenis, antara lain yaitu migarasi internasional dan migarsi nasional atau internal. Migarsi internasonal yaitu migarsi yang meliputi emigarasi yaitu perpindahan keluar negara dan imigrasi yaitu perpindahan menuju atau masuk ke negara lain. sedangakan migrasi nasional yaitu perpindahan yang terjadi antar wilayah di dalam suatu negara. Migrasi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain yaitu:
Faktor pribadi atau keluarga di daerah asal:
·         Rasa tidak puas, tidak senang, tidak cocok.
·         Tekana tekanan atau ketidak tenangan.
·         Keinginan megnubah cara hidup.
·         Cita cita dan harapan masa depan yang lebih baik.
·         Kesehatan pribadi dan keluarga.
·         Keinginan mengikuti keluarga yang pindah atau yang sudah berada di tempat tujuan.
Faktor luar pribadi /keluarga didaerah asal:
·         Konflik sosial.
·         Berkurangnya sumber usaha dan sempitnya lapangan usaha
·         Lingkungan alam yang kurang membantu bahkan dapat membahayakan.
·         Kurangnya kemudahan kemudaha n yang diperoleh.
Faktor faktor yang terdapat di daerah tujuan:
·         Harapan atas kehidupan pribadi yang lebih tenang.
·         Kesempatan berusaha yang lebih baik atau lebih sesuai
·         Kesempatan peningkatan karier maupun pendidikan anak.
·         Daya tarik cara hidup di daerah tujuan.
·         Adanya kemudahan kemudahan yang diperoleh.
Faktor faktor yang merupakan kemudahan kemudahan dalam gerak perpindahan.
·         Kelancaran dalam urusan perpindahan dari daerah asal dan urusan menetap di daerah tujuannya.
·         Kemudahan dalam transportasi baik alat pengangkutannya maupun biaya angkutnya.
·         Kebijakan kebijakan pemerintah maupun non pemerintah dalam membantu melancarkan proses perpindahan.
             
Dari ketiga konsep tersebut dapat diketahui bahwa saling terjadi korelasi anara satu sama lainnya. dinamika penduduk tidak dapat dipisahkan dari adanya komposisi penduduk pada suatu wilayah itu sendiri. Semakin plural komposisi penduduka tersebut, semakin sering pula terjadi dinamika pendududk. Misalnya saja kita dapat mengambil contoh negara multikultural Indonesia. negara Indonesia seperti yang kita ketahui terletak pada posisi silang( cross position) antara dua benua yang berbeda. Hal tersebut tentunya menyebabkan Indonesia menjadi wilayah transit dan migrasi antara benua yang berdampingan. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai macam etnis dan suku bangsa. 

Adanya migrasi dan transmigrasi membuat penduduk asli Indonesia pindah dan bermukim di negara lain dan terjadi akulturasi. Dinamika penduduk juga dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya suatu negara. Karena negara Indonesia di nilai aman, maka banyak para imigran yang menetap dan menjadi warga negara Indonesia. akan  tetapi, ketika negara Indonesia di landa konflik, maka banyak WNA yang pergi. 

Di samping itu, jika kita melihat sepintas, bahwa dinamika kependudukan di Indonesia sebenarnya berorientasi di pulau jawa. Ada beberapa hal yang menjadikan pulau jawa sebagai pilihan untuk bermukim. Yang pertama, pulau jawa merupakan tanah yang subur dan cocok digunakan untuk pertanian, oleh karena itu, ketika ada program transmigrasi ke pulau lain missal Kalimantan, maka banyak yang keberatan, karena di nilai tanah di kalimnatan tidak sesubur tanah di jawa. 

Kedua, pulau jawa mrupakan pusat dari segala industri, pendidikan dan pemerintahan oleh karena itu banyak kota kota di pulau jawa berubah menjadi kota metropolis, seperti Jakarta, Surabaya dll. Akan tetapi hal tersebut telah menyebabkan persebaran penduduk di Indoensia tidak merata, karena hanya berpusat di pulau jawa, akibatnya di jawa terjadi pertambahan penduduk yang dratis, sedangkan di wilayah Indonesia lain terjadi pertambahan penduduk yang rendah. Akibat lain yang ditimbulkan yaitu kualitas penduduk yang ada di pulau jawa dan wilayah di luar pulau jawa sangatlah berbeda. Dengan adanya kualitas penduduk yang masih rendah di luar wilayah pulau jawa menyebabkan juga rendahnya angka pertambahan penduduk, sehingga persebaran penduduk menjadi tidak rata dan terkendali.

Pengaruh kondisi sosial budaya terhadap kelahiran (fertilitas) dan kematian (mortalitas).

Masalah masalah kelahiran dan kematian antara negara satu dengan negara lainya sungguh sangat berbeda, apa lagi jika kita membicarakan masalah kelahiran dan kematian yang ada di negara maju dan di negara berkembang. Untuk membedakan masalah masalah kelahiran dan kematian tersebut, mari kita membandingkan antara kedua negara yaitu Indoensia dan Amerika Serikat. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang di huni oleh bermacam macam etnis, suku, agama dan beragam budaya. Pada tahun 2005 penduduk indonesia berjumlah 215, 17 juta jiwa, dengan kepadatan sebesar 114 jiwa per km². dengan angka tersebut kepadatan penduduk Indonesia menempati urutan ke 4 dunia dan ke 5 di asia tenggara. Sedangkan amerika serikat memiliki jumlah penduduk 295 juta jiwa pada tahun 2005. Dengan adanya jumlah tersebut apa yang sebenarnya yang membuat pertambahan penduduk di kedua negara trsebut semakin berkembang.
Fertilitas
             
Sebagai negara yang berkembang, Indonesia dapat dikatakan memiliki pertambahan penduduk yang meningkat dari tahun ke tahun. Dengan penduduk yang sebesar itu, Indonesia memiliki komposisi penduduk yang beraniek ragam dari mulai etnis asli bangsa Indonesia, sampai etnis lain seperti tionghoa, arab dll. Masyarakat indonesia merupakan masyarakat yang sangat kaya akan nilai nilai adat dan budayanya, maka tak heran jika banyak masyarakat indonesia yang masih memegang teguh nilai nilai pendahulu mereka. Namun masalahnya tidak semua yang mereka percayai dapat diterapkan di era modern ini, hal tersebut terjadi karena adanya kondisi waktu dan ruang yang berbeda. 

Kita dapat mengmbil contoh misalnya masyarakat indonesia masih mempercayai adanya pandangan bahwa dengan banyak anak maka akan banyak rejeki. Pandangan tersebut tentunya jika diterapkan pada saa ini jelas tidak sesuai. Melihat bahwa penduduk Indoensia saat ini yang semakin padat tentu tidak sesuai dengan nilai tersebut. Selain itu masih banyak factor factor budaya yang menyebabkan pertambahan penduduk di Indonesia semakin meningkat. 

Factor tersebut antara lain yaitu:
·          
   Kawin/ menikah pada usia muda. Banyaknya pasangan pasangan muda yang menikah menyebabkan kecenderungan mempunyai anak lebih tinggi. Sebab dengan menikah muda mereka memiliki kesempatan untuk bereproduksi lebih banyak, karena juga di tunjang dengan usia yang masih muda.
·          
     Anak menjadi harapan orang tua untuk mencari nafkah. Dengan adanya hal tersebut maka setiap orang tua pasti akan melakukan hal yang sama yaitu memproduksi anak sebanyak mungkin dengan harapan ketika sudah besar mereka dapat membantu orag tua mereka. Akan tetapi pada kenyataanya, para orang tua tersebut malah kerepotan dalam mencukupi kebutuhan anak anak mereka.
·     
       Anak menjadi penentu status sosial. Seperti masyarakat Indonesia lainnya, masyarakat Indonesia di kenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi prestise. Untuk itu, mereka rela melakukan apa saja demi mengejar prestise. Semakin mempunyai banyak anak yang sukses maka dapat diharapakan akan mendapatkan prestise yang lebih besar.
·       

        Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki. Sistem masyaarkat terutama masyarakat jawa sangat menjunjung adanya patriakal yaitu kuasa tertinggi pada anak laki laki. Ketika mereka tidak mendapatkan anak laki laki, mereka akan terus berusaha untuk mendapatkanya. Oleh karena itu, masyarakat tradisional jawa mayoritas memiliki banyak sekali anak.
            
 Berbeda dengan kondisi di negara maju. Di negara maju dan adidaya seperti amerika serikat sangat membutuhkan banyak sekali warga negara guna menunjang kekuatan militernya. Untuk itu, mereka berusaha meningkatkan jumlah penduduknya.

Mortalitas
            Kondisi masyarakat Indonesia yang masih berada dalam kemiskinan membuat taraf hidup mereka juga menjadi rendah, disamping itu kondisi masyarakat yang multicultural membuat Indonesia sering terjadi konflik vertikal maupun horizontal. Oleh karena itu, masyarakat dan warga biasa yang tidak memiliki pengaruh hanya menjadi korban dalam konflik konflik tersebut. Selain itu negara Indonesia juga merupakan negara yang sering dilanda bencan alam. Oleh sebab itu banyak sekali kematian yang terjadi di Indonesia. kondisi yang tidak kalah memprihatinkan yaitu ekonomi masyarakat yang belum tumbuh dan berkembang. Kondisi yang sedemikian rupa menyebabkan masyarakat sulit untuk mandiri. 

Masyarakat juga mudah depresi yang berujung pad tindakan bunuh diri. Sedangkan di negara amerika kematian lebih disebabkan adanya kasus bunuh diri yang disebabkan adanya ketidak puasan masyarakat terhadap kondisi masyarakat di sekitarnya. Sehingga dapat di simpulkan bahwa kelahiran di negara negara berkembang disebabkan adanya nilai nilai dan pola pikir yang masih mempengaruhi masyarakat saat ini, sedangkan pada negara maju lebih disebabkan pada fungsi masyrakat itu sendiri demi kepentingan negara. Kematian yang terjadi di negara berkembang leboh disebabkan adanya kondisi sosial, ekonomi yang tidak stabil begitu juga d negara maju seperti amerika.







Daftar pustaka
1.      Said, Rusli. 1994. Pengantar Ilmu Kepemdudukan. Bogor: PT Pustaka LP3ES Indonesia.
2.      Wirosuharjo, Kartomo dkk. 1986. Kebijaksanaan Kpendudukan dan Ketenagakerjaan di Indonesia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
3.      Widodo, T. 2011. Sosiologi Kependudukan Kajian Teoristis dan Empiris Perspektif Sosiologis Kependudukan. Surakarta: SebelasMaret University Press.

0 komentar:

Posting Komentar