Blogger templates

Pages

Labels

Sabtu, 12 April 2014

Interaksi Sosial




Interaksi sosial sering didibaratkan sebagai proses sosial, karena interaksi sosial merupakan bentuk umum dari proses sosial tersebut. Interaksi sosial juga merupakan syarat utama terjadinya aktivitas aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antar kelompok kelompok dalam masyarakat maupun hubungn antara orang perorangan dengan kelompok. Interaksi sosial antara kelompok kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggotanya.                                                                     

Berlangsungnya proses interaksi sosial tersebut didasarkan oleh beberapa faktor, antara lain yaitu faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Faktor imitasi memiliki peranan penting dalam proses intraksi sosial. Imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah kaidah dan nilai nial yang berlaku, akan tetapi, imitasi juga dapat menimbulkan dampak atau hal hal yang negatif, misalnya seseorang menirukan perilaku orang lain yang menyimpang. Selain itu, imitasi juga dapat melemahkan atau bahkan mematikan pengembangan daya kreasi seseorang. Faktor yang kedua yaitu sugesti. Sugesti terjadi saat seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima atau dierikan kepada orang / pihak lain. Sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima suatu sugesti sedang dilanda emosi, yang berakibat pada terhambatnya daya berpikirnya secara normal. Faktor selanjutnya yaitu identifikasi, pada dasarnya identifikasi sama halnya dengan imitasi, akan tetapi sifat imitasi sendiri lebih mendalam. Identifkasi inilah yang menyebabkan pribadi seseorang terbentuk. Identifikasi dapat terjadi secara sendirinya maupun dengan sengaja, karena sering kali seseorang memerlukan tipe tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupannya.   

Walaupun terjadi secara sendirinya, proses identifikasi berlangsung dalam suatu keadaan di mana seseorang yang beridentifikasi benar benar mengenal pihak lain, sehingga pandangan maupun sikap dari pihak lain tersebut dapat melembaga dan bahkan menjiwainya. Dan faktor yang terakhir adalah simpati.  Proses simpati merupakan proses di mana orang merasa tertarik pada pihak lain. Pada proses ini perasaan memegang perana yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerjasama dengannnya.       Hal tersebut merupakan factor yang mendarasi adanya interaksi sosial, walaupun kenyataanya proses interaksi tersebut sangatlah kompleks. Interaksi sosial memiliki peran penting dalam mempelajari banyak masalah di masyarakat. Selain itu, interaksi sosial juga merupakan kunci semua kehidupan sosial, karena jika tanpa adanya interaksi sosial, maka itdak akan tercipta kehidupan bersama. 

Syarat Terjadinya Interaksi Sosial.
Terdapat dua syarat terjadinya interaksi sosial, yaitu adanya kontak sosial ( social contact) dan adanya komunikasi. Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum ( yang artinya bersama sama) dan tango ( yang artinya menyentuh). Jadi, jika diartikan, konak berarti bersama sama menyentuh. Kontak dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Kontak secara langsung dapat dimisalkan ketika kita berbicara secara berhadap hadapan dengan ornag lain atau bertatap muka dengan orang lain, sedangkan kontak tidak langsung dapat dimisalkan ketika kita berbicara dengan orang lain dengan menggunakan telepon, handphone, e-mail maupun sarana komunikasi lainnya. kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu:
1.      Antara orang perorangan.
Kontak sosial ini dapat dimisalkan  seperti ketika anak kecil mempelajari kebiasaan dalam keluarganya. Proses tersebut terjadi melalui proses sosialisasi, di mana anggota masyarakat yang baru mempelajari nilai danm orma norma masyarakat di mana ia menjadi anggota.

2.      Orang dengan kelompok.
Kontak sosial ini misalnya adalah, ketika seseorang menyadari bahwa tindakan tindakannya berlawanan dengan nilai atau norma yang ada dalam masyarakat.
3.      Kelompok dengan kelompok
Misalnya dua partai politik mengadakan kerjasama untuk mengalahkan partai politik yang ketiga di dalam pemilihan umum.
Terjadinya kontak tidak semata mata tergantung pada tindakan saja, akan tetapi juga tergantung pada tanggapan terhadap tindakan tersebut. Kontak sosial tersebut juga dapat bersifat positif ataupun bersifat negatif. Kontak yang bersifat positif biasanya mengarah pada kerjasama, sedangakan kontak yang bersifat negatif, mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan tidak menimbulkan suatu interaksi sosial. Syarat kedua yaitu komunikasi. Arti penting dari komunikasi tersebut adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (berwujud pembicaraan, gerak gerak badaniah atau sikap), perasaan perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Sehingga komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan pesan dari seseorang yang berfungsi sebagai komunikator kepada orang lain sebagai komunikan yang menggunakan saluran tertentu. Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap sikap dan perasaan perasaan individu maupun kelompok dapat diketahui oleh kelompok kelompok lain atau orang orang lainnya. selain itu juga, komunikasi dapat memungkinkan timbulnya kerjasama antarindividu maupun antarkelompok.

Bentuk Bentuk Interaksi Sosial

Bentuk bentuk interaksi sosial terbagi menjadi dua jenis yaitu asosiatif dan disosiatif. Asosiatif misalnya saja kerjasama, akomondasi, asimilasi, dan akulturasi, sedangkan disosiatif contohnya, persaingan, kompetisi, pertentangan, dan kontravensi. Ada beberapa pendapat mengenai kosep kerjasama tersebut, beberapa sosiolog menganggap kerjasama merupakan betuk interaksi sosial yang pokok, sedangakan para ahli sosiologi lainnya menganggap kerjasama merupakan proses utama dari interaksi sosial tersebut. Kerjsama di sini diartikan sebagai suatu usaha bersama antara individu dengan idnividu, maupun individu dengan kelompok untuk mencapai tujuan bersama. 

Kerjasama timbul karena orientasi orang perorangan trhadap kelompoknya. Charles H. Cooley berpendapat “kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan kepentingan yang ssma dan adanya organisasi menrupakan fakta yang penting dalam kerjasama yang berguna”. Bentuk interaksi yang asosiatif selanjutnya adalah akomondasi. Akomondasi merupakan cara yang dipakai untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Akomondasi memiliki beberapa tujuan, antara lain yaitu:
1)      Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan maupun antar kelompok manusia sebagai akibat perbedaaan paham.
2)      Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu
3)      Untuk memungkinkan terjadinya kerjasama antar kelompok kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor faktor sosial psikologis dan kebudayaan.
4)      Mengusahakanpeleburan antara kelompok kelompok sosial yang terpisah.

Sedangkan contoh interaksi sosial yang disasosiatif yaitu pertama, persaingan. Persaingan atau competition diartikan sebagai suatu proses sosial, dimana individu maupun kelompok krlompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempelajari prasangka yang telah ada tanpa mempergunakanancaman atau kekerasan. Persaingan ini terbagi menjadi dua macam yaitu persaingan yang bersifat pribadi dan persaingan yang tidak bersifat pribadi. Persaingan pribadi, orang perorangan, atau individu secara langsung bersaing untuk, misalnya merebutkan suatu kedudukan tertentu dalam organisasi ataupun di perusahaan. Sedangkan persaingan yang tidak bersifat sempurna yaitu, persaingan di mana yang menjadi pelaku tersebut adalah kelompok kelompok. 

Persaingan tersebut misalnya terjadi pada dua perusahaan yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di wilayah tertentu. Persaingan persaingan yang terjadi antar individu maupun antarkelompok biasanya dilatarbelakangi oleh motif ekonomi, kebudayaan, kedudukan dan peran, serta ras. Betuk disosiatif yang kedua yaitu kontravensi. Kontravensi pada dasarnay menrupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Adanya kontravensi ditandai oleh gejala gejala adanya ketidakpastian mengenal diri seseorang ata suatu rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian, atau keragu raguan terhadap kepribadian sessorang. Terdapat beberapa bnetuk kontravensi diantaranya yaitu: perbuatan penolakan, perlawanan, menyangkal pernyataan orang lain dimuka umum, melakukan penghasutan, berkhianat, mengejutkan lawan, intimidasi, provokasi dan sebagainya.
Organisasi dan Kelompok Sosial
Pada dasarnya manusia merupakan mahkluk sosial, memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain disekitarnya. Naluri untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness sehingga manusia juga disebut social animal. Sejak lahir manusia sudah dikaruniai dua hasrat atau keinginan pokok, antara lain yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya, dan keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekitarnya. Oleh karena itu, kemudian timbulah apa yang disebut sebagai kelompok sosial. Kelompok sosial atau dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah social group adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama disebabkan oleh adanya hubungan antarmereka yang menyangkut hubungan timbale balik yang saling mempengaruhi dan adanay kesadaran untuk saling menolong. Tidak semua himpunan manusia dapat diaktakan sebagai kelompok sosial, himpunan manusia tersebut harus memenuhi beberapa syarat agar bisa diakatakan sebagai kelompok sosial, syarat tersebut antara lain yaitu:
1)      Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan.
2)      Ada hubungan timbal balik antara anggota satu dengan anggota lainnya.
3)      Ada suatu factor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat.
4)      Bersrtuktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku
5)      Bersistem dan berproses.
Terbentuknya kelompok sosial juga tidak lepas dari adanya latarbelakang yang mendasari ternbentuknya kelompok kelompok sosial tersebut. Latarbelakang tersebut meliputi
1)      Kepentingan yang sama( common interest). Dengan adanya kepentingan yang sama, maka sekelompok orang dapat membentuk suatu komunitas atau kelompok sosial. Misalnya saja kelompok pecinta reptile. Kelompok yang terbentuk karena adanya persamaan kepentingan dikenal juga sebagai kelompok kepentingan.
2)      Darah dan keturunan yang sama( common ancestry). Kelompok yang terbentk berdasarkan keturunan, biasanya memiliki ikatan yang lebih kuat dibandingkan kelompok sosial lainnya. misalnya kelompok trah untuk masyarakat jawa, marga untuk masyarakat batak dan sebagainya.
3)      Daerah asal yang sama. Daerah asal yang sama menjadikan seseorang yang tinggal du perantauan merasa mempunyai kesamaan nasib, merasa dekat, bahkan merasa bersaudara. Kelompok seperti ini misalnya kelompok pedagang masakan padang di Yogyakarta, kelompok mahasiswa papua di Yogyakarta dan sebagainya.
4)      Faktor geografis. Factor geografis mendorong sekelompok orang untuk membentuk sebuah kelompok sosial yang menjadi ciri khas dari kondisi geografis tempat tinggal mereka. Sebagai contoh terdapat kelompok peternak sapi di daerah dengan kesuburan rumput yang tinggi, kelompok tani di daerah dataran rendah, kelompok penanam the di daerah tinggi dan sebagainya.
5)      Ciri badaniah yang sama. Adanya persamaan dalam hal hal tertentu membuat sekelompok orang membuat kelompok orang membuat kelompok sosial, contohnya kelompok darma wanita dan sebagainya.

Banyaknya kelompok sosial dalam masyarakat, berakibat banyaknya juga klassifikasi yang terjadi. Beberapa ahli memiliki pendapat berbeda mengenai penggolongan kelompok kelompok tersebut, pembedaan tersebut antara lain yaitu pertama, kelompok sosial menurut W. G. Summer. Summer membagi kelompok berdasarkan sudut pandang inidividu, yaitu kelompok in group dan out group. In group adalah kelompok sosial di mana individu mengidentifikasikan dirinya, sedangkan out group yaitu kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in groupnya. Perasaan in group atau out group didasari dengang suatu sikap yang dinamakan etnosentris, yaitu anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang terbaika dibandingkan kelompok lain.                                                   

 Klasifikasi berikutnya yaitu klasifikasi menurut C.H.Cooley. cooley mengklasifikasikan kelompok menjadi dua jenis yaitu kelompok primer dan sekunder. Kelompok primer diartikan sebagai kelompok sosial yang paling sederhana, di mana anggotanya saling mengenal serta ada kerjasama yang erat. Contohnya keluarga, kelompok sepermainan, dan lain lain. selanjutnya, Ferdinand Tonnies membedakan kelompok menjadi dua yaitu gemeinscaft( paguyuban) dan gessellscaft( patembayan). Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggota anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah. Dasar hubungan ini adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan.gemeinscaft atau paguyuban memiliki ciri pokok hubungan yaitu (1) intimate, yaitu hubungan menyeluruh yang mesra. (2) private, yaitu hubungan yang bersifat pribadi, khusus untuk beberapa orang saja. (3) exclusive, yaitu hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang orang lain di luar “kita”. Gemeinscaft di bagi menjadi 3 tipe yaitu:

1)      Paguyuban karena ikatan darah ( gemeinscaft by blood), yaitu paguyuban yang ikatannya didasarkan pada ikatan darah atau keturunan. Contohnya keluarga.
2)      Paguyuban karena tempat ( gemeinscafat of place), yaitu paguyuban yang terdiri dari orang yang berdekatan tempat tinggalnya. Contohnya Rukun Tetangga.
3)      Paguyuban karena jiwa( gemeinscaft of mind), yaitu paguyuban yang terdiri dari orang orang yang memiliki jiwa, pikiran, dan ideologi yang sama.
Yang keempat yaitu klasifikasi kelompok sosial berdasarkan pencapaian tujuan, klasifikasi ini terdiri dari dua macam yaitu kelompok formal( formal group) dan kelompok informal( informal group). Kelompok formal adalah kelompok yang terdiri dari anggota anggota yang memiliki hubungan yang formal dan semua kegiatan berdasarka aturan yang sebelumnya telah ditetapkan dan disepakati. Contohnya sekolah, partai politik dan sebagainya. Sedangakn kelompok informal yaitu kelompok sosial yang itdak memiliki struktur dan organisasi yang tetap. 

Cantohnya kelompok pertemanan, keluarga, dan sebagainnya. Selanjutnya, Merton membedakan kelompok menjadi dua yaitu membership group dan reference group. Membership group dapat diartikan sebagai sebuah kelompok yang setiap anggotanya secara jelas sebagai anggota dari sebuah kelompok, perekrutan anggota dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya tes masuk dan sebagainya,contoh dari kelompok ini yaitu TNI,POLRI dan lain lain.jika membership group adalah kelompok keanggotaaan maka reference group adalah kelompok acuan, maksudnya ketika seseorang gagal menjadi anggota dalam membership group, maka orang yang terobsesi cenderung berperilaku layaknya membership group. 

Contohnya ketika seseorang gagal masuk di POLRI, kemudian dia bertingkah laku layaknya seorang polisi.  Dan klasifikasi yang terakhir yaitu klasifikasi menurut Emile Durkheim. Durkheim mengklasifikasikan kelompok dalam masyarakat menjadi dua jenis, yaitu solidaritas organis dan solidaritas mekanis. Solidaritas organis ditandai dengan adanya serangkaian bentuk kehidupan, aktivitas dan pembagian kerja secara kompleks dalam ligkungan yang modern. Biasanya, solidaritas ini ada pada masyarakat modern atau perkotaaan, sedangkan soslidaritas mekanis yaitu, solidaritas ini muncul pada masyarakat yang memiliki sistem pembagian kerja secara sederhana, karena masih memiliki anggota msyarakat yang relaitf kecil, dan biasanya terdapat pada masyarakat pedesaan atau feodal. Akan tetapi, tidak selalu solidaritas organis maupun mekanis tersebut berada pada masyarkat modern atau tradisional, akan tetapi bisa saja terbalik, pada masyarakat modern terjadi soslidaritas mekanis, sedangkan pada masyarakat pedesaan terdapat solidaritas organis, karena setiap kelompok atau masyarkat passti memiliki pola yang cenderung berubah dari waktu ke waktu.  








Daftar Pustaka
1.      Soerjono, Soekanto. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2.      Sunarto, Kamanto. 2000. Pengantar Sosiologi: Edisi kedua. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
3.      Horton B. Paul dan Hunt L. Chester. 1996. Sosiologi. Jakarta: ERLANGGA.
4.      Henslin M. James. 2007. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi. Jakarta: ERLANGGA.

0 komentar:

Posting Komentar