Manusia, menurut hakikatnya ia
diciptakan dengan segala kesempurnaan yang tidak dimiliki oleh mahkluk lain
ciptaan Tuhan. Dengan kesempurnaannya tersebut, manusia kemudian menempati
uturtan teratas dalam hierarki kesempurnaan mahkluk. Tak hanya itu, karena
kesempurnaannya juga, manusia di lahirkan di bumi ini juga bertujuan untuk
menjadi seorang pemimpin bag dirinya sendiri maupun untuk mengelola apa yang
ada di bumi ini. Berbeda dengan mahkluk lain seperti hewan dan tumbuhan, selain
memiliki otak untuk berpikir manusia juga dikaruniai oleh akal budi.
Dengan
memiliki akal budi maka manusia tidak lagi hanya mengandalkan naluri atau
instingnya untuk melakukan sesuatu, akan tetapi manusia di tuntut untuk
mempertimbangkan kembali apa yang ia ucapkan, lakukan, dan perbuat. Hal itulah
yang menyebabkan mengapa manusia di sebut sebagai mahkluk sempurna. Menjadi
mahkluk yang sempurna tentu tidaklah mudah. Sebagai mahkluk yang diciptakan
untuk menjadi seorang khalifah atau pemimpin di bumi, manusia harus pandai
pandai dalam mengelola dan mengatur apa saja yang ia butuhkan selama ia hidup
tanpa mengganggu atau merusak segala sesuatu yang ada di sekitarnya.
Terlebih
lagi, ketika manusia dihadapkan dengan sebuah persoalan di mana mereka harus
mengutamakan diri mereka sendiri dan spesiesnya atau mempertimbangkan kembali
agar tidak ada pihak yang dirugikan. Sejak dahulu kala, manusia di kenal
sebagai puncak dari rantai makanan terbesar yang ada di bumi. Oleh sebab itu,
ketika populasi manusia terus menerus berkembang sampai saat sekaran ini, hal
tersebut kemudian juga menimbulkan masalah masalah baru yang tentunya lebih
kompleks. Di era modern seperti sekarang ini, ketika jumlah manusia semakin
tidak terbendung, kebutuhan kebutuhan baik itu merupakan kebutuhan dasar
ataupun kebutuhan tambahan seepertinya telah merubah cara pikir dan cara
bertindak manusia. ketika era prasejarah kita mengenal spesies yang mirip
manusia dan hidup berdampingan dengan mahkluk lain tanpa ada satupun ketidak
seimbangan ekosistem yang terjadi pada saat itu. kebutuhan kebutuhan manusia
pada saat itu juga hanya berkutat pada kebutuhan kebutuhan mendasar seperti
makan, minum, tempat tinggal dan sebagainnya. Hal ini tentunya sangat
kontradiktif ketika kita melihat keadaan sekitar kita. Baik di media eletronik,
cetak dan media massa lainnya kerap kita dengar adanya bencana alam, kerusakan
kerusakan bahkan beberapa spesies hewan akhir akhir ini banyak yang mulai
punah.
Berkembangnya
kondisi modern seperti sekarang ini membuat manusia semakin memutar otak,
bagaimana caranya agar kebutuhan kebutuhan mereka dapat segera terpenuhi. Di
samping itu, era modern juga menuntut manusia agar selalu berusaha dan bekerja
secara cepat, oleh sebab itu saat ini kecepatan adalah hal utama yang harus
didapatkan oleh manusia. akan tetapi, tak jarang ketika kebutuhan manusia
semakin komplek, mereka tidak lagi dapat berpikir secara jernih bagaimana mereka
dapat memenuhi kebutuhannya tanpa ada pihak yang dirugikan. Besarnya jumlah
populasi manusia tentunya juga berbanding lurus dengan jumlah kebutuhan yang
akan mereka penuhi. Dengan adanya hal itu, manusia kemudian mulai mengeksplor
dan mengeksplor alam secara besar besaran dan terus menerus. Alam alam mulai
terasa panas oleh emisi kendaraan bermotor dan asap pabrik, tanah tanah mulai
berlubang oleh aktivitas tambang, dan laut tak lagi biru karena banyak terjadi
pembuangan sampah dan tumpahan minyak.
Di
sisi lain, kita banyak menjumpai orang orang yang mengatas namakan diri mereka
sebagai pecinta lingkungan, akan tetapi mereka setiap harinya terus menerus
menggunakan tisu. Ada orang yang setiap harinya memilah milah sampah akan
tetapi banyak orang yang mengaggap hal seperti itu adalah hina. Ada lagi orang
orang yang setiap detiknya terus menerus asyik dengan gatgetnya tanpa sadar ada
banyak hal yang harus mereka lakukan, ada orang orang yang tanpa sadar kemudian mereka acuhkan hanya karena ingin
mengejar status “manusia modern”. Kondisi modern seperti saat ini memang bukan
hasil yang kita dapat secara instan, akan tetapi yang menjadi persoalan mengapa
kita menggunakan hal hal semacam ini secara instan.
Kita tahu, bagaimana
manfaat positif dari handphone maupun sosial media yang saat ini kita
gandrungi, namun seberapa sadarkah kita ketika setiap harinya banyak orang
orang terdekat kita yang semakin lama semakin jauh dari pandangan kita.
Seberapa sadarkah berapa orang yang sampai detik ini kita nilai sebagai teman,
atau sahabat. Apakah kita sudah lupa akan tugas kita di bumi ini. Menjadi
mahkluk yang sempurna merupakan karunia yang patut kita syukuri, namun ada hal
lain yang juga penting yaitu seberapa besarkah kita menyadari akan esensi dari
kesempurnaan tersebut. apakh tindakan yang kita lakukan dari hari ke hari sudah
mencerminkan bahwa kita patut di sebut sebagai mahkluk yang sempurna, atau
malah kita yang semakin jauh dari makna sempurna itu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar