Blogger templates

Pages

Labels

Sabtu, 12 April 2014

Seberapa sempurnakah kita????.......................



            Manusia, menurut hakikatnya ia diciptakan dengan segala kesempurnaan yang tidak dimiliki oleh mahkluk lain ciptaan Tuhan. Dengan kesempurnaannya tersebut, manusia kemudian menempati uturtan teratas dalam hierarki kesempurnaan mahkluk. Tak hanya itu, karena kesempurnaannya juga, manusia di lahirkan di bumi ini juga bertujuan untuk menjadi seorang pemimpin bag dirinya sendiri maupun untuk mengelola apa yang ada di bumi ini. Berbeda dengan mahkluk lain seperti hewan dan tumbuhan, selain memiliki otak untuk berpikir manusia juga dikaruniai oleh akal budi. 

Dengan memiliki akal budi maka manusia tidak lagi hanya mengandalkan naluri atau instingnya untuk melakukan sesuatu, akan tetapi manusia di tuntut untuk mempertimbangkan kembali apa yang ia ucapkan, lakukan, dan perbuat. Hal itulah yang menyebabkan mengapa manusia di sebut sebagai mahkluk sempurna. Menjadi mahkluk yang sempurna tentu tidaklah mudah. Sebagai mahkluk yang diciptakan untuk menjadi seorang khalifah atau pemimpin di bumi, manusia harus pandai pandai dalam mengelola dan mengatur apa saja yang ia butuhkan selama ia hidup tanpa mengganggu atau merusak segala sesuatu yang ada di sekitarnya.                                                                                                                     

Terlebih lagi, ketika manusia dihadapkan dengan sebuah persoalan di mana mereka harus mengutamakan diri mereka sendiri dan spesiesnya atau mempertimbangkan kembali agar tidak ada pihak yang dirugikan. Sejak dahulu kala, manusia di kenal sebagai puncak dari rantai makanan terbesar yang ada di bumi. Oleh sebab itu, ketika populasi manusia terus menerus berkembang sampai saat sekaran ini, hal tersebut kemudian juga menimbulkan masalah masalah baru yang tentunya lebih kompleks. Di era modern seperti sekarang ini, ketika jumlah manusia semakin tidak terbendung, kebutuhan kebutuhan baik itu merupakan kebutuhan dasar ataupun kebutuhan tambahan seepertinya telah merubah cara pikir dan cara bertindak manusia. ketika era prasejarah kita mengenal spesies yang mirip manusia dan hidup berdampingan dengan mahkluk lain tanpa ada satupun ketidak seimbangan ekosistem yang terjadi pada saat itu. kebutuhan kebutuhan manusia pada saat itu juga hanya berkutat pada kebutuhan kebutuhan mendasar seperti makan, minum, tempat tinggal dan sebagainnya. Hal ini tentunya sangat kontradiktif ketika kita melihat keadaan sekitar kita. Baik di media eletronik, cetak dan media massa lainnya kerap kita dengar adanya bencana alam, kerusakan kerusakan bahkan beberapa spesies hewan akhir akhir ini banyak yang mulai punah.                                                                                         

Berkembangnya kondisi modern seperti sekarang ini membuat manusia semakin memutar otak, bagaimana caranya agar kebutuhan kebutuhan mereka dapat segera terpenuhi. Di samping itu, era modern juga menuntut manusia agar selalu berusaha dan bekerja secara cepat, oleh sebab itu saat ini kecepatan adalah hal utama yang harus didapatkan oleh manusia. akan tetapi, tak jarang ketika kebutuhan manusia semakin komplek, mereka tidak lagi dapat berpikir secara jernih bagaimana mereka dapat memenuhi kebutuhannya tanpa ada pihak yang dirugikan. Besarnya jumlah populasi manusia tentunya juga berbanding lurus dengan jumlah kebutuhan yang akan mereka penuhi. Dengan adanya hal itu, manusia kemudian mulai mengeksplor dan mengeksplor alam secara besar besaran dan terus menerus. Alam alam mulai terasa panas oleh emisi kendaraan bermotor dan asap pabrik, tanah tanah mulai berlubang oleh aktivitas tambang, dan laut tak lagi biru karena banyak terjadi pembuangan sampah dan tumpahan minyak.                           

Di sisi lain, kita banyak menjumpai orang orang yang mengatas namakan diri mereka sebagai pecinta lingkungan, akan tetapi mereka setiap harinya terus menerus menggunakan tisu. Ada orang yang setiap harinya memilah milah sampah akan tetapi banyak orang yang mengaggap hal seperti itu adalah hina. Ada lagi orang orang yang setiap detiknya terus menerus asyik dengan gatgetnya tanpa sadar ada banyak hal yang harus mereka lakukan, ada orang orang yang tanpa sadar  kemudian mereka acuhkan hanya karena ingin mengejar status “manusia modern”. Kondisi modern seperti saat ini memang bukan hasil yang kita dapat secara instan, akan tetapi yang menjadi persoalan mengapa kita menggunakan hal hal semacam ini secara instan. 

Kita tahu, bagaimana manfaat positif dari handphone maupun sosial media yang saat ini kita gandrungi, namun seberapa sadarkah kita ketika setiap harinya banyak orang orang terdekat kita yang semakin lama semakin jauh dari pandangan kita. Seberapa sadarkah berapa orang yang sampai detik ini kita nilai sebagai teman, atau sahabat. Apakah kita sudah lupa akan tugas kita di bumi ini. Menjadi mahkluk yang sempurna merupakan karunia yang patut kita syukuri, namun ada hal lain yang juga penting yaitu seberapa besarkah kita menyadari akan esensi dari kesempurnaan tersebut. apakh tindakan yang kita lakukan dari hari ke hari sudah mencerminkan bahwa kita patut di sebut sebagai mahkluk yang sempurna, atau malah kita yang semakin jauh dari makna sempurna itu sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar