A.
Fakta
Sosial
1. Teori
Emile berpendapat bahwa sosiologi ialah suatu ilmu
yang mempelajari apa yang dinamakan fakta social. Menurutnya, fakta social
merupakan cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar
individu dan memiliki kekuatan memaksa yang mengendalikannnya. Durkheim
berpendapat bahwa setiap ilmu harus memiliki subyek pembahasan yang berbeda
unik yang membedakan dengan ilmu yang lainnya, namun harus dapat
diteliti
secara empiris.
Dalam fakta social memiliki 3 karakteristik yaitu:
a.
Gejala social bersifat eksternal terhadap
individu
b.
Fakta social memaksa individu
c. Fakta
itu tersebar luas terhadap masyarakat atau bersifat umum
Durkheim menyajikan contoh-contoh
dari fakta social itu. Salah satu diantaranya ialah pendidikan anak sejak bayi.
Seorang anak diwajibkan makan, minum, tidur pada waktu tertentu, diwajibkan
taat dan menjaga ketenangan serta kebersihan, diharuskan tenggang rasa terhadap
orang lain, menghormati adat dan kebiasaan. Di sini kita dapat menemukan unsur-unsur
yang dikemukakan oleh Durkhei yaitu ada cara bertindak, berpikir dan
berperasaan yang bersumber pada suatu kekuatan diluar individu, bersifat
memaksa dan mengndalikan individu, dan berada diluar kehendak pribadi individu.
Seorang anak yang tidak menaati cara yang diajarkan padanya akan mengalami
sanksi dari suatu kekuatan luar.
Contoh lain dari fakta social
ialah hukum, moral, kepercayaan, adat istiadat, tata cara berpakaian dan kaidah
ekonomi. Fakta social tersebut mengendalikan dan memaksa individu, karena bila
melanggarnya ia akan terkena sanksi. Fakta social inilah yang menurut Durkheim
menjadi pokok perhatian sosiologi. Sehingga menurutnya, metode yang harus
ditempuh untuk mempelajari fakta social misalnya, metode untuk meneliti suatu
fakta- fakta social, untuk menjelaskan funsinya dan juga untuk menjelaskan
factor penyebabnya. Contoh,dalam buku Sucide (1968) yaitu menjelaskan tentang
penyebab terjadinya suatu fakta social yang konkret, angka bunuh diri.
2. Kritik
dan Relefansi dengan Masa Sekarang
Menurut pandangan saya,
kritisasi dalam fakta social ini ialah diambil dari kutipannya, mereka
mengalami daya-daya kekuatan yang memaksa, memerintahkan, dan mengontrol
pikiran, kemauan, maupun prilaku individu. Ini tidak sepaham dengan saya
mengapa?
Karena Durkheim tidak pernah menjelaskan bahwa mereka
berpengaruh dan lepas sama sekali dari kesadaran manusia. Walaupun kita
mengenal gejala “membeo” atau “membebek” atau memainkan peran, bukan berarti
manusia menjadi seperti binatang yang tidak memiliki kemauan sendiri, yang
selalu harus dipaksa. Dan menurut saya bahwa Durkheim hanya menitik beratkan
pada masyarakat bukan terhadap individu.
Sehingga teorinya sesungguhnya dapat diterapkan untuk
masa kini namun tidak sepenuhnya dapat diterapkan maksudnya ialah, bahwa kita
tidak dapat hanya mementingkan dari satu sisi yaitu masyarakat namun juga
mementingkan individu, sehingga terciptalah pemahaman yang seimbang.
Teori fakta
sosial menurut saya merupakan teori yang mendekati sempurna.
Karena jika kita
kaji lebih dalam, memang benar manusia
itu bertindak sesuai dengan lingkungan yang dia tempati. Bukan hanya memikirkan
dirinya dan egonya sendiri. Karena bagaimanapun juga, manusia hidup dengan
orang lain. Sehingga dia harus bisa menyesuaikan dirinya. Misalnya saja ke
kampus menggunakan baju yang sopan. Ini merupakan fakta sosial yang berada di
luar individu dan individu melakukan itu sebagai tuntutan.
Menurut
pandangan saya, fakta social ini dapat diterapkan di masa sekarang. Fakta
sosial ada yang bersifat memaksa ada juga yang tidak. Yang bersifat memaksa
seperti halnya norma sedangkan yang tidak memaksa contohnya adalah kebiasaan
dan perasaan pribadi.
B.
Solidaritas
Sosial
1. Teori
Menurut Emile Durkheim,
solidaritas sosial adalah “kesetiakawanan yang menunjuk pada satu keadaan
hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral
dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional
bersama”.
Solidaritas sosial menurutnya
dibagi menjadi dua yaitu pertama, mekanik adalah solidaritas sosial yang
didasarkan pada suatu kesadaran kolektif (collective
consciousness) bersama yang menunjuk pada totalitas kepercayaan-kepercayaan
dan sentimen-sentimen bersama yang rata-rata ada pada warga masyarakat yang
sama itu. Yang ikatan utamanya adalah kepercayaan bersama, cita-cita dan
komitmen moral. Sedangkan yang kedua adalah solidaritas organik adalah
solidaritas yang muncul dari ketergantungan antara individu atau kelompok yang
satu dengan yang lainnya akibat spesialisasi jabatan (pembagian kerja).
Dalam masyarakat modern,
demikian pendapatnya, pembagian kerja yang sangat kompleks menghasilkan
solidaritas organik. Spesialisasi yang berbeda-beda dalam bidang pekerjaan dan
peranan sosial menciptakan ketergantungan yang mengikat orang kepada sesamanya,
karena mereka tidak lagi dapat memenuhi seluruh kebutuhan mereka sendiri. Dalam
masyarakat yang mekanis, misalnya, para petani garam hidup dalam masyarakat
yang swasembada dan terjalin bersama oleh warisan bersama dan pekerjaan yang
sama.
Dalam masyarakat modern yang organik, para pekerja memperoleh gaji dan
harus mengandalkan orang lain yang mengkhususkan diri dalam produk-produk
tertentu (bahan makanan, pakaian, dll) untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akibat
dari pembagian kerja yang semakin rumit ini, kesadaran individual berkembang
dalam cara yang berbeda dari kesadaran kolektif. Bahkan seringkali berbenturan
dengan kesadaran kolektif.
Durkheim menghubungkan jenis
solidaritas pada suatu masyarakat tertentu dengan dominasi dari suatu sistem
hukum. Ia menemukan bahwa masyarakat yang memiliki solidaritas mekanis hukum
seringkali bersifat represif. Pelaku suatu kejahatan atau perilaku menyimpang
akan terkena hukuman, dan hal itu akan membalas kesadaran kolektif yang
dilanggar oleh kejahatan itu. Hukuman itu bertindak lebih untuk mempertahankan
keutuhan kesadaran. Sebaliknya, dalam masyarakat yang memiliki solidaritas organik,
hukum bersifat restitutif. Ia bertujuan bukan untuk menghukum melainkan untuk
memulihkan aktivitas normal dari suatu masyarakat yang kompleks.
Solidaritas Mekanik
|
Solidaritas Organik
|
·
Pembagian
kerja rendah
·
Kesadaran
kolektif kuat
·
Hukum
represif dominan
·
Individualitas
rendah
·
Consensus
terhadap pola normative itu penting
·
Keterlibatan
komunitas dalam menghukum orang yang menyimpang
·
Secara
relative saling ketergantungan itu rendah
·
Bersifat
primiti atau pedesaan
|
·
Pembagian
kerja tinggi
·
Kesadaran
kolektif lemah
·
Hukum
restitutif dominan
·
Individualitas
tinggi
·
Consensus
terhadap nilai-nilai abstrak dan umum itu penting
·
Badan-badan
control sosial yang menghukum orang yang menyimpang
·
Secara
relative saling ketergantungan itu tinggi
·
Bersifat
industrial atau perkotaan
|
Dalam masyarakat modern,
masalah begitu kompleks. Ada banyak peran dan cara untuk hidup sehingga membuat
munculnya individualistik. Menurut Durkheim, ini merupakan dampak dari
modernisasi. Bukan hanya kecenderungan individualis saja. Namun dengan perubahan
yang cepat dalam pembagian kerja membuat masyarakat bingung untuk menyesuaikan
dirinya. Bahkan hal ini mengakibatkan norma-norma yang mengatur mereka banyak
yang dilanggar. Masyarakat cenderung anti sosial atau sering disebut oleh
Durkheim anomi. Anomi ini menyebabkan banyaknya terjadi penyimpangan. Pada saat
itu yang sering terjadi adalah kasus bunuh diri. Di mana potensi individu untuk
bunuh diri semakin besar karena kesolidaritasan atau kebersamaan itu sudah
mulai runtuh. Banyak yang lebih memilih untuk anti sosial, egois, serakah dan
lain sebagainya hanya untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Yang bisa saya tangkap dari
uraian yang telah say abaca, bunuh diri ini sering terjadi pada individu yang
sudah tidak memiliki tempat untuk dia berbagi keluh kesah. Misalnya individu
yang memiliki keluarga dengan individu yang hanya tinggal sendiri di rumah,
potensi bunuh dirinya lebih besar orang yang tinggal sendiri di rumah. Karena
dia tidak memiliki tempat berbagi keluh kesah dan tekanan yang dia rasakan
sehingga dia frustasi dan akhirnya bunuh diri.
2. Kritik
dan Relevansi dengan Masa Sekarang
Dalam satu
tempat tidak mungkin berlaku dua jenis solidaritas. Solidaritas organic dan
mekanik memiliki ciri masing-masing. Selain itu mereka juga memiliki kelebihan
dan kelemahan masing-masing. Teori ini sebenarnya masih berlaku di kehidupan di
masyarakat. Namun cenderung lebih condong ke solidaritas organic karena
masyarakat sekarang sudah mulai menuju modern bahkan sudah modern dan ini
membuat mau tidak mau spesialisasi itu terjadi dengan sendirinya. Karena
masyarakat sekarang lebih suka yang instan sehingga kebanyakan lebih memilih
untuk mengandalkan orang lain dalam hal yang bukan bidangnya. Selain itu, sikap
individualistic mulai terlihat dengan pagar-pagar pembatas rumah yang menjulang
tinggi. Selain itu, berkembangnya industrialisasi saat ini juga mempengaruhi
lebih tepatnya solidaritas organic diterapkan. Jika kita melihat pedesaan
sekarang, hanya sedikit desa yang tidak tersentuk oleh modernisasi dan
globalisasi. Hanya sedikit desa yang masih menganut ciri-ciri solidaritas
mekanik.
Jika kita mau
melihat kejadian di sekitar kita, sekarang ini juga banyak terjadi bunuh diri.
Akibat dari masalah ekonomi, putus dari pacara, orang tua yang selalu berantem,
setres, dan lain sebagainya. Hal ini sebenarnya berporos pada satu titik yaitu
anomi. Di mana norma-norma terutama norma agama dianggap sudah tidak berlaku
lagi dalam kehidupan. Individu merasa tidak ada solidaritas dan kebersamaan.
Dia cenderung merasa sendiri dan akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Daftar Pustaka
Buku
Jones,
Pip. 2009. Pengantar Teori-Teori Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
K.J.
Veeger. 1990. Realitas Sosial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Paul
Johnson, Doyle. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT Gramedia
Internet
0 komentar:
Posting Komentar