Blogger templates

Pages

Labels

Minggu, 13 April 2014

Karl Marx




Biografi:

Karl marx, lahir di Treier, Prussia pada tanggal 5 mei 1818. Ayahnya seorang pengacara memberikan nuansa kehidupan kelas menengah pada keluarganya. Kedua orang tuannya berasal dari keluarga nabi, namun karena alas an bisnis ayahnya, berganti agama menjadi lutherian ketika karla marx masih sangat muda. Pada tahun 1841, marx memperoleh gelar doctor filsafatnya dari universitas berlin, sekolah yang sangat dipengaruhi oleh hegel, dan para Hegelian muda yang begitu suportif, namun kritis terhadap guru mereka. Disertasi doktoral marx, hanyalah satu risalah filosofis yang hambar, namun hal ini mengantisipasi banyak gagasannya kemudian. Setelah lulus ia menjadi penulis di Koran radikal dan dalam kurun waktu sepuluh bulan menjadi seorang editor kepala. Namun, karena
posisi politisnya, Koran tersebut ditutup oleh pemerintah. Easi esai awal yang dipublikasikan pada saat tersebut merupakan refleksi dari pandangan pandangan yang akan mengarahkan marx sepanjang hidupnya. Dengan bebas, esai tersebut menyebarkan prinsip prinsip demokrasi, humanisme dan idealisme muda. Ia menolak sifat abstrak filsafat Hegelian, impian naïf komunis outopis dan para aktivis yang menyerukan hal hal yang dipandangnya sebagai aksi politik premature.

Marx menikah pada tahun 1843, dan segera meninggalkan jerman dan pndah ke paris untuk mencari atmosfer yang lebih liberal. Pada tahun 1848, marx pindah ke London dan karena kegagalan revolusi politiknya pada tahun 1848, ia mulai menarik diri dari aktivitas revolusioner aktif dan beralih ke penelitian yang lebih serius dan terperinci tentang bekerjannya sistem kapitalis. Pada tahun 1852 ia mulai studi terkenalnya tentang kondisi kerja dalam kapitalisme di british museum. Studi studinya menghasilkan beberapa buku yaitu capital, yang terbagi menjadi 3 jilid. Pada tahun 1864 marx terlibat marx terlibat dalam aktivitas politik dengan bergabung dengan internasional, yang tidak lain merupakan sebuah gerakan pekerja internasional. Ia segara mengemuka dalam gerakan ini dan menghabiskan selama beberapa tahun di dalamnya. Ia mulai meraih ketenaran baik sebagai pemimpin internasional maupun sebagai penulis buku Capital. Namun disintergrasi yang dialami internasional pada tahun 1876, gagalnya sejumlah gerakan revolusioner dan penyakit yang dideritannya juga menandai berakhirnya karier karl marx. Istrinay meniggal pada tahun 1881, anak perempuannya tahun 1882, dan karl marx sendiri meninggal pada 14 maret 1883.





Teori teori karl marx:

A.    DIALEKTIKA:

Tidak ada seorangpun yang benar benar bisa memahami secara mendalam karya karl marx, tanpa memahami filsuf dari hegel. Hal ini memang tidak sepenuhnya benar, akan tetapi kita tetap harus memahami beberapa pemikiran hegel untuk mengapresiasi pemahaman sentral Marxian, yaitu dialektika. Gagasan tentang dialektika memang sudah muncul selama berabad abad. Pada dasarnay, gagasan tersebut memiliki arti penting, yaitu kontaradiksi. Sementara itu, kebanyakan para fisuf dan orang awam, menganggap kontradiksi sebagai kesalahan kesalahan, filsafat dialektis percaya bahwa, cara yang paling tepat untuk memahami realitas adalah dengan mempelajari perkembangan kontradiksi kontradiksi tersebut. Hegel menggunakan ide kontradiksi untuk memahami historis. Menurut hegel perubahan historis digerakkan oleh pemahaman pemahaman yang aling berlawanan yang merupakan esensi dan realitas usaha usaha kita untuk memecahkan kontradiksi kontradiksi dan kontradiksi yang baru berkembang.

B.     SIFAT DASAR MANUSIA:

Marx membangun analisis kritisnya terhadap kontradiksi kontradiksi masyarakat kapitalis berdasarkan premis premisnya tentang sifat dasar manusia, hubungan dengan pekerja, dan potensinya bagi alienasi (pengasingan) di bawah kapitalisme. Dia percaya bahwa ada kontradiksi nyata antara sifat dasar kita dan cara kita bekerja dalam masyarakat kapitalis. Bagi marx, konsepsi tentang sifat dasar manusia yang tidak memperhitungkan factor factor sosial dan sejarah adalah salah, akan tetapi melibatkan faktor faktor itu juga tidak sama dengan tidak menggunakan konsepsi tentang sifat dasar manusia sama sekali. Malahan factor factor itu hanya memperumit dan memperdalam konsepsi tersebut. Bagi marx, ada suatu sifat dasar manusia pada umumnya, akan tetapi yang penting adalah cara sifat tersebut “dimodifikasi pada masing masing tahapan sejarah” ketika berbicara tentang sifat dasar umum kita marx sering menggunakan istilah species being, yang dimaksud dalam istilah tersebut adalah potensi potensi atau kekuatan kekuatan yang unik yang membedakan kita dengan mahkluk lain. 

Dalam hubungan antara  kerja dengan sifat dasar manusia, terdapat  perbedaan antara manusia dengan mahkluk lain yang berkaitan dengan kerja, pertama, yang membedakan kita dengan mahkluk lain adalah bahwa kerja kita mewujudkn suatu hal di dalam realitas yang sebelumnya hanya ada di dalam imajinasi. Marx menyebut proses di mana kita menciptakan obyek obyek eksternal di luar pikiran kita dengan istilah obyektivikasi. Kedua, kerja ini bersifat material. Ketiga bahwa kerja ini tidak hanya mengubah alam, tetapi juga mengubah kita termasuk kebutuhan, kesadaran dan sifat dasar kita. Kerja oleh karena itu pada saat yang sma merupakan (1) obyektivikasi tujuan kita, (2) pembentukan suatu relasi yang esensial antara kebutuhan manusia dengan obyek obyek material kebutuhan kita, dan (3) transformasi sifat dasar kita.

Penggunaan istilah kerja oleh marx, tidak dibatasi untuk aktifitas ekonomi belaka, melainkan mencangkup seluruh tindakn tndakan produktif, di mana kita mengubah dan mengolah alam material untuk tujuan kita. Apapun yang diciptakan melalui aktivitas bertujuan yang bebas ini merupakan suatu ekspresi dan transformasi hakikat kemanusiaan kita. Kerja bahkan kerja artistic merupakan respon terhadap kebutuhan dan transformasi yang di bawa kerja itu, juga mentransformasiakan kebutuhan kita. Di samping itu, kerja merupakan aktifitas sosial. Kerja melibatkan orang lain secara langsung dalam produksi produksi, atau tidak langsung karena orang lain menyediakan alat alat atau bahan mentah yang kita butuhkan untuk kerja kita. Kerja tidak hanya mentranformasikan kemanusiaan secara individual, tetapi juga mentranformasikan masyarakat. Oleh kaarena itu, transformasi individu melalui kerja dan tranformasi kerja dan transformasi masyarakat tidak dapat dipisahkan.

C.     ALIENASI (Pengasingan):

Dalam hubungan antara kerja dengan sifat dasar manusia terdapat hubungan inheren, akan tetapi hubugan tersebut dapat diselewengkan oleh kapitalisme, yang kemudian di kenal dengan aliensi. Marx menganalisis bentuk yang aneh bahwa hubungan kita dengan kerja kita berada di bawah kapitalisme. Kita tidak lagi melihat kerja kita sebagai sebuah ekspresi dan tujuan kita. Tidak ada obyektivasi. Malah, kita bekerja berdasarkan tujuan kapitalis yang menggaji dan mengubah kita. Di dalam kapitalisme, kerja tidak lagi menjadi tujuan pada dirinya sendiri (sebagai ungkapan dari kemampuan dan potensi kemanusiaan ) melainkan tereduksi menjadi sarana untuk mencapai tujuan, yaiu memperoleh uang. Marx menggunakan konsep aliensi untuk menyatakan pengaruh produksi kapitalis terhadap manusia dan masyarakat. Hal terpenting yang perlu di catat adalah sistem dua kelas di mana kapitalis menggunakan dan memperlakukan para pekerja sebagaimana produk produk akhir dan para pekerja dipaksa menjual waktu kerja mereka kepada kpitalis agar mereka bisa bertahan. 

Aliensi terdiri dari empat unsur dasar. Pertama, para pekerja di dalam masyarakat kapitalis teraliensasi dari aktivitas produktif mereka. Kaum pekerja tidak memproduksi obyek berdasarkan ide mereka sendiri, melainkan bekerja kepada kapitalis untuk menyambung hidup mereka dengan menerima imbalan. Kedua, pekerja tidak hanya teraliensasi dari aktivitas produktif, akan tetapi juga dari tujuan aktivitas aktivitas tersebut ( produk). Produk kerja mereka tidak menjadi milik mereka, melainkan menjadi milik para kapitalis. Ketiga, para pekerja di dalam kapitalisme teralienasi dari semua pekerja. Asumsi marx adalah bahwa manusia pada dasarnya membutuhkan dan menginginkan bekerja secara kooperatif untuk mengambil apa yang mereka butuhkan dari alam untuk terus bertahan. Namun, di dalam kapitalisme kooperasi ini dikacaukan, dan manusia dipaksa untuk bekerja untuk kapitalis dan tidak saling kenal walaupun mereka bekerja berdampingan. Terakhir, para pekerja dalam masyarakat kapitalis teralienasi dari potensi kemanusiaan mereka sendiri. Kerja tidak lagi menjadi transformasi  dan pemenuhan sifat dasar manusia, akan tetapi membuat kita merasa kurang menjadi manusia dan kurang menjadi diri kita sendiri.

D.    STRUKTUR MASYARAKT KAPITALIS

Analisis marx tentang alienasi merupakan respons terhadap perubahan ekonomi, sosial, dan politis yang dia lihat di sekelilingnya. Marx tidak ingin memahami alienasi sebagai sebuah filosofis, melainkan marx ingin memahami perubahan semacam apa yangdibutuhkan untuk membuat suatu masyarakat bisa mengekspresikan potensi kemanusiaannya secara memadai. Mrx mengembangkan suatu pengertian penting: sistem ekonomi kapitalis adalah sebab utama alienasi. Kapitalisme adalah sistem ekonomi di mana sejumlah besar pekerja, hanya memiliki sedikit hak milik, memproduksi komoditas komoditas demi keuntungan sejuklah kecil kapitalis yang memiliki hak berikut: komoditas komoditas, alat produksi, dan bahkan waktu kerja para pekerja karena mereka membeli para pekerja tersebut melalui gaji. Namun salah satu pengertian sentral Marx adalah bahwa kapitalisme lebih dari sekedar sistem ekonomi, melainkan sebuah sistem kekuaksaan. Rahasia kapitalisme adalah bahwa kekuatan kekuatan politis telah diubah menjadi relasi relasi ekonomi. Para kapitalis bisa memaksa para pekerja dengan kewenangan mereka untuk memecat dan menutup pabrik pabrik. 

Karena hal inilah para kapitalis bebas untuk menggunakan paksaan yang kasar. Maka kapitalisme tidak hanya menjadi sekedar sistem ekonomi, di samping itu, kapitalisme juga merupakan sistem politis, suatu cara menjalankan kekuasaan, dan suatu proses eksploitasi atas para pekerja. Selain itu, marx memiliki tujuan untuk memperjelas aspek sosial dan politis dari ekonomi dengan memperlihatkan” hukum gerak ekonomi masyrakat modern “ serta memperlihatkan kontradiksi kontradikasi internal yang dia perkirakan akan mengubah kapitalisme.
            Komoditas
Pandangan marx tentng komoditas berakar dari orientasi materialisnya,dengan focus pada aktivitas aktivitas produktif para actor. Sebagaimana yang telah kita lihat di awal, pandangan marx bahwa di dalam interaksi interaksi mereka dengan alam dan para actor lain, orang orang memproduksi obyek obyek yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup. Obyek obyek ini di produksi untuk digunakan oleh dirinya sendiri atau orang lain di dalam lingkingan terdekat. Inilah yang disebut marx sebagai nilai guna komoditas, namun proses ini di dalam kapitalisme merupakan bentuk baru sekaligus berbahaya. Para actor bukannya memproduksi memproduksi untuk dirinya atau asosiasi langsung mereka, melainkan untuk orang lain ( kapitalis). Produk produk memiliki nilai tukar, artnya bukan digunakan langsung, tapi dipertukaran di pasar demi uang atau demi obyek obyek lain. Nilai guna dihubungkan dengan relasi kuat antara kebutuhan kebutuhan manusia dan obyek obyek actual yang bisa memenuhi kebutuhan kebutuhan tersebut. 

            Fetisisme komoditas komoditas 

Komoditas menjadi suatu realitas eksternal yang marx menyebut ini sebagai  fetisisme komoditas. Marx tidak memaksudkan bahwa komoditas komoditas berada pada makna makna seksual, karena dia menulis sebelum freud memberiakn nuansa pengertian seksual pada fetish. Akan tetapi amrx merujuk pada cara cara di mana penganut agama tertentu, seperti kaum zuni, memahat patung yang kemudian menyembahnya. Inilah yang dimaksud marx dengan fetish, sesuatu yang kita buat untuk diri kita sendiri, akan tetapi sekarang kita sembah, yang seolah dia dewa. Di dalam kapitalisme, produk produk yang kita buat, dan eonomi yang terbentuk dari pertukaran pertukaran yang kita lakukan, semuannya terlihat memiliki kehidupan sendiri. Mereka teriash dari kebutuhan maupun keputusan manusia. Menurut marx ekonomi dapat berfungsi jika dijlankan oleh produksi nilai. 

Bagi marx, nilai sebenarnya dari sesuatu muncul karena ada kerja untuk membuatnya dan ada orang yang membutuhkannya. Nilai tersebut mempresentasikan relasi relasi sosial manusia, akan tetapi di dalam kapitalisme mrx menyatakan bahwa, “suatu relasi sosial yang jelas antarmanusia…, di mata mereka, terlihat seolah olah menjadi relasi antarbenda”. Karena menyandarkan realitas pada komoditas dan pasar, individu dalam kapitalisme lambat laun kehilangan control atas keduanya.

Oleh karena itu suatu komoditas adalah sesuatu yang misterius, karena di dalamnya karakter sosial dari kerja seseorang akan dia lihat sebagai karakter obyektif yang tecap pada produk kerja tersebut: karena relasi para produser dengan seluruh kerja mereka dihadirkan kepada mereka sebaga sebuah relasi sosial, relasi yang tidak eksis diantara mereka, melainkan di antara produk produk kerja mereka itu sendiri.
                                                                                                               (Marx, 1867/1967: 72)
Fetisisme komoditas memberi ekonomi suatu realitas obyektif independen yang berada di luar actor dan paksaan terhadapnya. Dilihat dari sudut ini, fetisisme komoditas kemudian di terjemahkan menjadi konsep reifikasi. Konsep reifikasi mengimplikasikan bahwa orang percaya kalau struktur struktur sosial berada di luar control mereka dan tidak bisa mereka ibah. Reifikasi muncul ktika kepercayaan ini telah menjadi ramaalan yang membenarkan dirinya sendiri. Ketika orang mereifikasi komoditas komoditas lainnya, mereka juga bisa mereifikasi struktur strukutr religious, politik, organisasi. Kapitalisme terbentuk dari tipe tipe relasi sosial partilular yang cenderung mengambil bentuk bentuk yang terlihat, dan pada akhirnya, independen dari orang orang.

Kapital, kapitalis, dan proletariat

Marx menemukan inti masyarakat kapitalis di dalam komoditas, dua tipe yang menjadi perhatian marx yaitu proletar dan boruis ( kapitalis). Proletar adalah para pekerja yang menjual kerja mereka dan tidak memiliki alat alat produksi sendiri. Walaupun mereka tidak memiliki sarana dan pabrik sendiri, marx percaya bahwa proletariat bahkan akan kehilangan keterampilan mereka seiring dengan meningkatnya mesin mesin yang menggantikan keterampilan mereka. Kerena proletar hanya memiliki sarana untuk memproduksi kebutuhan kebutuhan mereka sendiri, maka mereka harus menggunakan upah yang mereka peroleh untuk membeli apa yang mereka butuhkan ( yang mereka buat). Maka dapat disimpulkan bahwa proletariat sepenuhnya bergantung pada upahnya untuk bertahan hidup.

Orang yang member upah adalah kapitalis. Jelas, kapitalis adalah orang orang yang memiliki alat alat produksi. Bagaimanapun, sebelum kita mengerti apa itu kapitalis, maka kita harus mengerti dahulu apa itu capital. Capital adalah uang yang menghasilkan lebih banyak uang. Dengan kata lain, capital lebih merupakan uang yang diinvestasiakn ketimbang uang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Dalam hal ini munculah kemudian teori sirkulasi komoditas.
 
Eksploitasi
Bagi marx, eksploitasi dan dominasi lebih dari sekedar distribusi kesejahteraan dan kekuasaan yang tidak seimbang. Eksploitasi merupakan suatu bagian penting dari ekonomi kapitalis. Tentu saja, semua masyarakat memiliki sejarah eksploitasi, tetapi yang unik dalam kapitalisme adalah bahwa eksploitsi dilakukan oleh sistem ekonomi yang impersonal dan “obyektif. 

Hal ini kemudian kurang menjadi persoalan kekuasaan dan lebih menjadi persoalan grafik dan gambar gambar para ekonom. Kemudian, paksaan jarang dianggap sebagai kekerasan, malah menjadi kebutuhan pekerja itu sendiri, yang sekarang bisa terpenuhi hanya melalui upah, marx menggambarkan kebebasan upah kerja ini:

            Untuk mengubah uangnya menjadi kapital… pemilik uang harus bertemu di pasar dengan buruh buruh yang bebas, bebas dalam dua pengertian, di satu sisi sebagai seseorang yang bebas dia bisa mengatur tenaganya sebagai komoditasnya sendiri, dan di sisi lain sebagai seseorang yang tidak memiliki komoditas lain untuk dijual, dia kekurangan segala sesuatu yang penting untuk merealisasikan tenaganya.
                                                                                                                        (Marx, 1867/1967: 169)
Konflik dan teori kelas sosial
Marx sering menggunakan istialh kelas di dalam tulisan tuisannya, tetapi dia tidak pernah mendefinisikan seara sistematis apa yang dimaksud dengan istilah ini.  Kelas sosial atau golongan sosial merujuk kepada perbedaan hierarkis (atau stratifikasi) antara insan atau kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya. Biasanya kebanyakan masyarakat memiliki golongan sosial, namun tidak semua masyarakat memiliki jenis-jenis kategori golongan sosial yang sama. Berdasarkan karakteristik stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Beberapa masyarakat tradisional pemburu-pengumpul, tidak memiliki golongan sosial dan seringkali tidak memiliki pemimpin tetap pula. Oleh karena itu masyarakat seperti ini menghindari stratifikasi sosial.. Dalam masyarakat seperti ini, semua orang biasanya mengerjakan aktivitas yang sama dan tidak ada pembagian pekerjaan.

            Pada masyarakat Romawi,tepatnya Ketika para penguasa Romawi pertama kali memperkenalkan istilah kelas (classis) untuk membagi penduduk ke dalam kelompok - kelompok pembayaran pajak, mereka tidak membayangkan akibat lanjut dari kategorisasi demikian. Kategori yang mereka buat setidaknya mengandung perbedaan penilaian terhadap penduduk. 

Di satu pihak adalah assidui, yakni orang yang termasuk ke dalam 100.000 penduduk yang mereka hormati; di lain pihak adalah proletarii, yakni orang yang memeiliki kekayaan yang terdiri dari sejumlah anak cucu (proles) dan yang menang atas lumpenproletariat, hanya karena dihitung menurut jumlah kepala (capita censi) mereka belaka. Seperti istilah golongan pendapatan orang Amerika, walau semula tak lebih dari sekedar kategori statistik, namun menyentuh sebagian besar persoalan peka mengenai ketimpangan sosial; begitu pula kelas-kelas Romawi kuno, membagi-bagi penduduk lebih dari sekedar unit-unit statistika belaka. 

Jika anak-anak muda itu mengatakan sebuah film itu hebat, itu berarti termasuk film kelas utama atau kelas tinggi. Begitu pula jika dikatakan: orang Romawi adalah classis atau classicus, itu berarti bahwa ia termasuk ke dalam kelas utama atau kelas tinggi, kecuali jika secara explisit ia dinyatakan sebagai orang dari kelas ke lima atau proletar.

Dalam makna istilah kelas dapat ditemukan di semua bahasa-bahasa Eropa di penghujung abad ke-18. di abad ke-19, konsep kelas secara bertahap memperoleh corak yang makin pasti. Adam Smith telah berbicara mengenai “si miskin” atau “kelas pekerja”. Di dalam karya Ricardo dan Ure, Saint Simon dan Fourier, dan tentu saja di dalam karya Marx dan Engels, “kelas kapitalis” muncul di sepanjang “kelas pekerja”, “kelas si kaya” di samping “kelas si miskin”, “kelas borjuis” disamping “kelas proleratiat” (yang telah menyertai semua konsep kelas yang yang semula berasal dari Romawi). Sejak konsep kelas khusus in diterapkan petama kali di abad ke-19, sejarah konsep ini telah menjadi sangat pentingnya dalam masyarakat yang dibentuknya.

Pada umumnya, marx menggunakan istilah kelas untuk menyatakan sekelompok orang yang berada di dalam situasi yang sama dalam hubungannya dengan kontrol mereka terhadapa alat alat produksi. Namun, pada hal ini belumlah merupakan deskripsi yang sempurna dari istilah kelas sebagaimana yang digunakan marx. Kelas bagi marx, selalu didefinisiakn berdasarkan potensinya terhadap konflik. 

Individu individu membentuk kelas sepanjang mereka berada di dalam suatu konflik biasa dengan individu individu lain tentang nilai surplus. Karena kelas didefinisikan sebagai sesuatu yang berpotensi menimbulkan konflik, maka konsep ini berbeda beda, baik secara teoristis maupun historis. Bagi marx, sebuah kelas benar benar eksis hanya ketika orang menyadari kalau dia sedang berkonflik dengan kelas kelas lain. Tanpa kesadaran ini mereka hanya akan membentuk apa yang disebut marx dengan suatu kelas di dalam dirinya. Ketika mereka menyadari konflik, maka mereka menjadi suatu kelas yang sebenarnya. Dalam kapitalisme, marx menganalisis dua macam kelas, yaitu kelas borjuis dan kelas proletar.

Kelas borjuis merupakan nama khusus untuk para kapitalis dalam ekonomi modern. Mereka memiliki alat alat produksi dan mempekerjakan pekerja upahan. Konflik antara kelas borjuis dan kelas proletar adalah contoh lain dari kontradiksi material yang sebenarnya. Kontradiksi ini berkembang sampai menjadi kontradiksi antara kerja dan kapitalisme. Tidak satupun dari kontradiksi kontradiksi ini yang bisa diselesaikan kecuali dengan mengubah struktur kapitalis. Bahkan sampai perubahan tersebut tercapai, kontradiksi makin memburuk. Masyarakat akan semakin berisi pertentangan dua kelas besar yang berlawanan. Karena kapitalis telah mengganti para pekerja dengan mesin mesin yang menjalankan serangkaian operasi yang sederhana, maka mekanisasi menjadi semakin mudah. Sebagaimana berjalannya mekanisasi, maka akan banyak orang yang kemudian keluar dari pekerjaan dan berpindah dari proletariat ke “tentara cadangan” industri. 

Marx pun berpendapat suatu situasi di mana masyarakat akan terdiri dari minoritas kalangan kapitalis eksploitatif dan kelas proletariat serta “tentara cadangan” industri yang sangat besar. Dengan hal ini, kapitalisme menciptakan massa yang akan membawanya kepada keruntuhan. Hubungan pabrik pabrik dan pasar pasar menganjurkan para pekerja untuk menyadari lebih dari sekedar kepentingan lokal mereka sendiri, yang kemudian akan membawa pada revolusi. Revolusi tersebut jelas dicegah oleh kapitalis itu sendiri, namun menurut pandangan marx, usaha usaha seperti itu pasti akan gagal, karena kapitalis dan para pekerja sama sama dikontrol oleh aturan ekonomi kapitalis. Di samping itu, kapitalis sendiri berada di bawah tekanan untuk selalu berkompetisi satu sama lain.

Mau tidak mau para kapitalis harus tetap menggerkakan pabriknya dengan memberi upah rendah pada para pekerja, karena jika tidak maka dia tidak akan mampu untu bersaing dengan kapitalis lainnya yang melakukan hal serupa. Logika sistem kapitalis ini memaksa kapitalis menghasilkan lebih banyak proletariat yang tereksploitasi dan orang orang inilah yang akan mengakhiri kapitalisme dengan teori mereka. “oleh karena itu, kaum birjuis sedang menggali kuburan mereka sendiri” (Marx dan Engels, 1848/1948).

Pada akhirnya, kontradiksi kapitalisme memnyebabkan beberapa krisis yang dialami oleh individu maupun masyarakat, misalnya pada sisi individu, marx berpendapat bahwa alienasi sebagai penyebab timbulnya rasa tidak berarti yang dirasakan oleh banyak orang di dalam kehidupannya. Pada level ekonomi, marx memprediksikan suatu ledakan dan deperesi yang disebabkan oleh produksi yang berlebihan oleh kapitalis. Pada level politis, marx memprediksikan adanya peningkatan ketidakmampuan masyarakat untuk mendiskusikan dan menyelesaikan persoalan persoalan sosial. Dan bahkan kita dapat melihat pertumbuhan suatu wlayah yang hanya bertujuan untuk melindungi milik pribadi kapitalis dan suatu intervensi yang kadang kadang brutal ketika kekerasan ekonomi oleh kapitalis mengalami kegagalan.   

Daftar pustaka:
1.      Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2011. Teori Teori Sosiologi Klasik. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

0 komentar:

Posting Komentar