Menurutnya konsumerisme merupakan
tahap dari kapitalisme. Konsumerisme dan kosumsi merupakan relasi benda benda
dan cara melukiskan status. Praktik kosumsi adalah
stategi untuk menciptakan
dan membedakan status sosial (ditandai
dengan munculnya komunitas berdasarkan penggunaan atau kepemilikan suatu
produk, misal komunitas MOGE (motor gede).Featherstone menjelaskan budaya konsumen dengan membaginya ke dalam tiga tipe Chaney, 2006: 67); pertama, konsumerisme merupakan tahap tertentu kapitalis. Kedua, konsumerisme dan konsumsi merupakan persoalan yang lebih sosiologis mengenai relasi benda-benda dan cara melukiskan status. Praktik konsumsi merupakan strategi untuk menciptakan dan membedaan status sosial. Tipe kedua dari konsumsi ini dapat kita lihat dengan munculnya komunitas pengguna barang tertentu, misalnya klub motor merk tertentu.
Pandangan ini berbeda dengan pandangan Baudrillard di atas. Ketiga, Featherstone melihat munculnya kreativitas konsumsi. Kreativitas konsumsi ini terkait dengan estetikasi konsumsi yang pada perkembangan selanjutnya menciptakan mode, estetisasi bentuk, dan gaya hidup. Featherstone juga membagi tiga perspektif utama budaya konsumsi antara lain yaitu pertama, pandangan bahwa budaya konsumen dipremiskan dengan ekspansi produksi komoditas kapitalis yang memunculkan akumulasi besar besaran budaya dalam bentuk barang barang konsumen dan tempat-tempat belanja dan kosumsi.
Hal tersebut mengakibatkan tumbuhnya kepentingan aktivitas bersenang-senang dan konsumsi dalam masyarakat kontemporer. Kedua, kepuasan berasal dari benda-benda berhubungan dengan akses benda-benda yang terstruktur secara sosial dalam suatu peristiwa yang telah ditentukan di dalamnya kepuasan dan status tergantung pada penunjukkan dan pemeliharaan perbedaan dalam kondisi inflasi.
Ketiga, masalah kesenangan emosional untuk kosumsi , mimpi-mimpi dan keinginan yang ditampakkan dalam bentuk tamsil budaya konsumen dan tempat tempat kosumsi tertentu yang secara beragam memunculkan kenikmatan jasmaniah langsung serta kesenagan estesis. Semakin tumbuh suburnya budaya konsumen yang tidak hanya sekedar menganggap kosumsi sebagai sesuatu yang berasal dari produksi tanpa mengakibatkan adanya problematika namun lebih jauh daripada itu, budaya konsumen juga mempeganruhi perilaku seseorang untuk memutuskan pembelian produk suatu barang yang tentunya dikendaliakn oleh kekuasaan media massa, seperti iklan.
Periklanan secara khusus mampu mengeksploitasi kondisi ini dan memberikan gambar-gambar percintaan, eksotika, nafsu, kecantikan, pemenuhan kebutuhan, komunalitas, serta kehidupan yang baik untuk menyebarkan benda benda konsumen seperti sabun, mesin cuci, mobil, serta minuman beralkohol. Budaya konsumen akan mendorong orang untuk berperilaku sesuai tingkatan kelas sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar